Beranda
business
culture
everyday life tips and hacks
journalism
social issues
3 Cara Menyusun Pendekatan Baru untuk Mengatasi Masalah dengan Tenang dan Sikap yang Lebih Positif & Terstruktur!
Redaksi
Mei 10, 2025

3 Cara Menyusun Pendekatan Baru untuk Mengatasi Masalah dengan Tenang dan Sikap yang Lebih Positif & Terstruktur!

NOIS.CO.ID -- - Setiap harinya, permasalahan muncul beruntun. Mulai dari urusan kerja, kehidupan keluarga, sampai kondisi finansial. Terkadang, alih-alih mencari jalan keluar, yang ada malah dikedepankan reaksi kita pada tiap tantangan tersebut; mulai dari rasa bingung, letih, hingga ketakutan.

Sebaiknya kita hindari terjebak dalam respons yang membuat pikiran menjadi kacau dan lebih baik memfokuskan diri untuk menemukan solusi. Perlu dilakukan latihan pada cara pandang supaya dapat memberikan hasil yang matang tanpa dipengaruhi oleh emosi sembarangan.

Meskipun demikian, dalam kehidupan masing-masing kita tak terlepas dari tantangan. Seringkali tanpa disadari, kita cenderung mengaplikasikan solusi serupa untuk setiap masalah. Sebenarnya, tiap kesulitan punya karakteristik unik dan butuh perspektif yang beragam.

Isu sesungguhnya terletak pada area praktik di mana kita dapat mempertajam keterampilan membuat keputusan, menyelesaikan permasalahan, dan memberikan efek positif kepada diri sendiri serta orang lain.

Maka dari itu, memiliki sudut pandang yang positif serta sistematis sangatlah diperlukan supaya kita dapat memandang suatu permasalahan dengan jelas. Berikut ini ada tiga metode penglihatan yang bisa Anda gunakan dalam menyelesaikan tantangan dengan lebih baik:

1. Menentukan Permasalahan Melalui Cara The Phoenix Checklist

The Phoenix Checklist Merupakan teknik penyelesaian masalah yang diciptakan oleh eks agen CIA serta penulis kreatif, Michael Michalko. Menurut situs modelthinkers.com, pendekatan ini mendukung individu dalam menginterpretasikan dan merespons tantangan dengan cara yang lebih terstruktur.

Checklist Ini mencakup lebih dari 40 pertanyaan yang diciptakan untuk mengembangkan pemahaman dan perspektif seseorang. Kegiatan ini bertujuan supaya kita dapat menganalisis suatu permasalahan dari bermacam-macam sudut pandang guna menentukan tindakan yang paling sesuai.

Beberapa pertanyaan The Phoenix Checklist antara lain:

  • Mengapa penyelesaian masalah ini sangat diperlukan?
  • Bagian apa saja dari kesulitan ini yang masih belum dimengerti olehmu?
  • Pernahkah Anda menjumpai keadaan seperti ini sebelumnya?
  • Apakah ada sesuatu yang membedakan masalah ini dari yang lain?
  • Kapan kamu bisa mengatakan bahwa permasalahan tersebut telah terselesaikan?
  • Apakah langkah awal yang perlu diambil?
  • Bagaimana caramu mengeksekusinya?

Teknik ini amat berguna dalam menganalisis permasalahan dengan teliti sebelum beralih ke tindakan konkret sebagai jawabannya. Lewat serangkaian pertanyaan tersebut, kita diarahkan untuk merumuskan kembali definisi, membangun ulang, serta menciptakan strategi baru guna menyelesaikan tantangan yang ada.

2. Mengenali Permasalahan Melalui Pendekatan Balikan: Menukar Perspektif

Metode inversi atau inversion thinking Teknik pikiran ini dikemukakan oleh tokoh investasi dan bisnis kondang, Charlie Munger. Pokok konsepnya ialah mengubah cara kita melihat suatu permasalahan: daripada bertanya "cara apa untuk meraih kesuksesan?", lebih baik tanyakan "apa saja yang harus dihindari supaya tak mengalami kegagalan?".

Berdasarkan pendapat seorang pengusaha yang merupakan teman karib dari Warren Buffett, biasanya ketika menangani suatu permasalahan, kita cenderung terlampau konsentrasi pada tujuan akhir sehingga melupakan kemungkinan adanya risiko atau kesalahan. Jika cara pikir ini dibalik, maka akan ada penekanan tambahan untuk lebih mewaspadai serta mempersiapkan diri guna mengantisipasi setiap kesalahan yang bisa saja timbul.

Berikut adalah beberapa aplikasi dari pendekatan inversi:

  • Sebaiknya kamu menanyakan "Apa sajakah faktor-faktor yang mungkin dapat merusak tim saya?" daripada bertanya "Bagaimana caranya membentuk sebuah tim yang berhasil?".
  • Sebaiknya daripada bertanya "Bagaimana cara membuat proyek ini sukses?", cobalah fokus pada "Apakah ada hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan dalam proyek ini dan apa langkah-langkah untuk mencegahnya?"

Gaya pikiran ini memungkinkan setiap individu menjadi lebih praktis saat menghadapi tantangan. Ketika pada akhirnya bertindak secara konkret, kita akan memiliki pandangan yang lebih optimis terhadap kekalahan.

Menemukan Solusi dengan Cara Vuja De: Melihat Hal Lama dengan Cara Baru

Istilah Vuja De adalah kebalikan dari Déjà Vu . Jika déjà vu adalah perasaan familiar seolah-olah pernah mengalami suatu kondisi, maka vuja de ialah mengamati hal yang telah sangat dikenal tetapi seperti merasakannya dengan cara baru untuk kali pertama.

Menurut Munich Business School, konsep vuja digunakan untuk membarui perspektif, khususnya ketika kita merasa stuck. stuck Atau merasa bosan dengan pola hidup sehari-hari. Atau mungkin selalu menemui tantangan dengan solusi yang itu-itu saja.

Beberapa metode untuk menangani permasalahan melalui penerapan vuja de :

  • meninggalkan kebiasaan sehari-hari yang menyebabkan lelah.
  • Menjauh dari lingkaran sosial yang menyebabkan kelelahan agar bisa memperoleh pandangan segar.
  • Kembalilah ke prinsip-prinsip mendasar atau tujuan utama yang pernah tertutupi.

Metode ini sangat cocok diaplikasikan ketika mencari ide-ide baru dalam memecahkan suatu masalah atau mendapatkan solusi yang belum pernah terfikirkan sebelumnya.

Masalah merupakan hal biasa dalam kehidupan, namun sudut pandang kita terhadap masalah tersebut akan menetapkan kualitas penyelesaiannya. Hal ini secara tidak langsung juga akan memberikan dampak kepada diri sendiri serta lingkungan sosial sekitar.

Alih-alih bertindak secara tergesa-gesa, mungkin lebih baik jika Anda mengasah dulu sudut pandangnya menggunakan metode yang telah disebutkan sebelumnya. Bisa jadi, jawaban paling tepat malah berasal dari perspektif yang belum pernah Anda pertimbangkan sebelumnya.

Penulis blog

Tidak ada komentar