Beranda
football players
NEWS
politics
soccer
sports
Kapten PSM Makassar Yuran Fernandes: Sepak Bola Indonesia Hanya Untuk Cari Duit, Bukan Kompetisi Serius
Redaksi
Mei 08, 2025

Kapten PSM Makassar Yuran Fernandes: Sepak Bola Indonesia Hanya Untuk Cari Duit, Bukan Kompetisi Serius

NOIS.CO.ID -- - Bek sekaligus kapten tim PSM Makassar, Yuran Fernandes, mengungkapkan kritikan tajamnya tentang performa sang wasit setelah pertandingan kontra PSS Sleman pada hari Sabtu (3/5), yang diselenggarakan di Stadion Maguwoharjo. Laga dalam minggu ke-31 Liga 1 musim 2024/2025 ini berujung dengan kekalahannya pasukan PSM Makassar dengan skor akhir 1-3 serta dibanjiri beberapa putusan siberia oleh siwasit Nendi Rohaendi.

Yuran Fernandes berhasil mencetak gol pada menit ke-12, tetapi tendangan itu ditolak usai wasit memeriksa kembali lewat sistem Video Assistant Referee (VAR). Dia diganjar karena diduga mendorong pemain PSS sebelum bola masuk ke gawang. Pada menit ke-24, PSM unggul berkat gol dari Nermin Haljeta, tapi hanya berselisih dua menit ketika PSS menyamakan kedudukan melalui Dominikus Dion.

Kontroversi kembali pecah ketika pemain PSM, Fahrul Aditia, jatuh di dalam area penalti tim lawan, tapi sang wasit enggan memberikan hadiah tendangan penalti. Sementara itu, di paruh kedua pertandingan, PSS berhasil memimpin lewat gol dari Gustavo Tocantins yang dicetak pada menit ke-60. Namun, gol ini pun menjadi sumber protes lantaran dituding adanya pelanggaran terhadap pemain PSM, Syahrul Lasinari; meski demikian, setelah melakukan tinjauan dengan menggunakan Video Assistant Referee (VAR), wasit tetap saja mendukung keputusannya sebelumnya dan mencatat gol tersebut sebagai sah.

Pada kesempatan konferensi pers pasca pertandingan, Yuran dengan lugas mengungkapkan ketidakpuasan dirinya. Dia merasa sang wasit telah gagal dalam menjalankan tugasnya dengan adil dan sampai-sampai ia mencela bahwa wasit sepertinya lebih mendukung kesebelasan tuan rumah.

"Menurut saya, semua orang sudah mengetahui dan menyaksikan apa yang berlangsung di sana. Wasit hadir di tempat ini guna mendukung Sleman," katanya dengan nada kesal.

Dia juga mengatakan bahwa sang wasit yang memimpin pertandingan tersebut tak pantas bertugas di Liga 1.

"Saya berharap wasit itu dikeluarkan dari Liga 1, Liga 2, dan jika perlu karirnya harus berakhir di Liga 3," tegas Yuran.

Pemain berasal dari Tanjung Verde tersebut menyatakan tambahan bahwa PSM baru-baru ini telah melakukan perjalanan panjang dari Vietnam dan mereka tidak minta perlakuan istimewa, tetapi cuma mau keadilan di lapangan. Ia berpendapat bahwa kinerja wasit merusak semangat sportivitas dan tak menghargai usaha yang dilakukan oleh kedua tim.

"Wasit tak mengakui usaha keras kita dan juga Sleman yang tengah berusaha keluar dari zona terbawah klasemen," tambahnya.

Kritikan Terus Berkembang di Medsos

Kritikan Yu Ran tak hanya sebatas di area konferensi pers. Lewat akun Instagram miliknya @yu4anfernandes, dia melanjutkan untuk menyampaikan ketidakpuasanannya pada hari Minggu (4/5). Dia memposting klip video tentang gol yang dibatalkannya, kemudian menunjukkan perbandingan dengan situasi saat gol semacam itu terjadi dalam pertandingan Liverpool di Liga Inggris dan masih dikonfirmasi.

Pada postingan itu, Yuran dengan tegas mengatakan bahwa sepak bola di Indonesia cuma seperti lelucon belaka, sambil juga membahas masalah kecurangan dan mutu pertandingannya.

"Sepak bola di Indonesia hanyalah lelucon. Oleh karena itu, tingkat kekorupsiannya akan selalu sama," demikian tertulis oleh Yuran.

Dia juga mengeluarkan kritik tajam kepada para pemain asing yang merapat ke Indonesia:

Bila tujuanmu adalah mencari penghasilan, maka Indonesia dapat menjadi pilihan. Namun apabila mimpi besar Anda adalah berkembang dalam dunia sepak bola profesional, mungkin lebih baik untuk tidak memilih Indonesia sebagai tempatnya.

Postingan itu secara langsung menimbulkan beragam tanggapan dari netizen; beberapa orang menyokong kejujuran Yuran sementara yang lain merasa pernyatannya cukup bernada emosi. Meski demikian, tidak dapat disangkal bahwa kritikan tajam datang dari seorang atlet seperti Yuran Fernandes telah menghidupkan kembali debat panjang soal mutu para hakwasih, teknologi VAR, serta kesopanan dalam manajemen Liga 1 Indonesia.

Penulis blog

Tidak ada komentar