
NOIS.CO.ID -- - Rencana pengembangan untuk remaja yang mengalami masalah akan diselenggarakan di barak tentara. Ini sudah dimulai pada hari Jumat, 2 Mei, dan telah menerapkan program latihan pendidikan bagi para pemuda di kawasan Purwakarta, Jawa Barat.
Seratus dua puluh siswa telah menjalani latihan dan pendidikan di Resimen 1 Kostrad, Purwakarta. Mereka terlibat dalam beragam aktivitas termasuk latihan baris-berbaris, Paskibraka, serta pembelajaran tentang disiplin diri.
Walaupun menghadapi kritikan dari beberapa petinggi pemerintah, program yang dirancang oleh Dedi Mulyadi justru menerima sambutan positif dari berbagai netter atau pengguna internet. Ini dapat dilihat melalui tanggapan mereka di laman Instagram Dedi Mulyadi @dedimulyadi71.
Dedi yang dikenali dengan pakaian khas warnanya putih nampak sedang mengecek anak-anak asuhannya di Resimen 1 Kostrad. Ia pun menyemangati mereka agar dapat menerapkan perilaku yang taat pada aturan.
Postingan Dedi Mulyadi tersebut banyak mendapat respons dari warganet. Seorang pengguna media sosial, @alifahhhu, mengatakan bahwa prestasi terbaik Indonesia bermula di Jawa Barat.
Bahkan, beberapa warganet lainnya turut mengomentari dan berharap agar Dedi Mulyadi dapat mempercepat implementasi program itu ke area-area lain di Jawa Barat secara keseluruhan.
"Gagah, tolong dipercepat pak pengapkasian ke kota lain, sudah banyak sekali keresahan anak muda," tulis @sultanalibars_.
Komentar tersebut langsung dibalas oleh Dedi Mulyadi. Dia menegaskan bahwa, tak hanya Purwakarta yang sudah mengimplementasikan program ini, tetapi daerah-daerah lain di Jawa Barat juga akan segera menerapkan program serupa.
"Santai saja," balas Dedi.
Dedi secara jelas menyatakan bahwa dia tidak berniat mundur dari upaya mewujudkan program pelatihan bagi anak-anak terlantar yang ditempatkan di markas militer. Gubernurnya sebelumnya sebagai Bupati Purwakarta itu menjelaskan, segala tindakan yang dilakukan dalam rangka kesejahteraan dan patriotisme negara perlu dipertahankan dengan penuh tekad.
"Setiap tindakan yang dilakukan dengan niat untuk kesejahteraan dan kemajuan bangsa, nasionalisme di Indonesia telah menjadi suatu hal biasa," kata Dedi pada hari Minggu (4/5).
Dedi mengungkapkan bahwa dia telah terbiasa menghadapi beragam tuduhan dan celaan sejak pertama kali menjadi kepala daerah. Menurutnya, seorang pemimpin perlu kokoh dan kukuh untuk menerapkan visi mereka. Dia menegaskan pula bahwa ide tentang pengiriman remaja dengan masalah ke barak tentara merupakan suatu bentuk pendidikan, tidak lebih dari itu sebagai hukuman.
"Jika menjadi pemimpin, harus sekuat batu karang, jika ada ide atau pikiran maka itu untuk kemaslahatan negara, jangan pernah menyerah," tegasnya.
Dia bahkan memperbandingkan usahanya dengan para pahlawan kemerdekaan di masa lalu yang awalnya dipertanyakan oleh banyak orang. Dedi menyatakan bahwa sekarang justru generasi lebih senior berminat menyerahkan anak-anak mereka kepada program itu.
"Oh iya, hal tersebut menunjukkan bahwa acara ini menerima respon yang baik, berarti para orangtua merasa kesulitan untuk mengatasi anak-anak mereka," tambahnya.
Tidak ada komentar