Redaksi
nois.co.id -- Tidak setiap individu bisa dengan cepat diajak berbaur, apalagi diminta menjadi sahabat.
Sebagian orang kelihatan tertutup, menyimpan jarak, atau tanpa disadari mengeluarkan sinyal yang membuat pihak lain ragu untuk mendekati mereka.
Berdasarkan ilmu psikologi, hal itu terjadi bukan hanya karena mereka "tak berperasa" atau kurang bersahabat, melainkan umumnya sebagai akibat dari sejarah hidup pribadi, sifat dasar individu, atau metode perlindungan diri yang tak sadar.
Menurut artikel di Small Biz Technology pada hari Minggu (4/5), ada tujuh kebiasaan yang tanpa disadari sering dilakukan oleh individu dengan kesulitan dalam menjalin persahabatan, seperti dinyatakan melalui pengetahuan psikologis berikut ini:
1. Menunjukkan ekspresi wajah netral atau tersembunyi (Wajah Netral Istirahaat)
Psikolog menunjukkan bahwa ekspresi wajah dapat mempengaruhi bagaimana orang lain mengenali diri kita.
Orang dengan ekspresi wajah kosong atau tanpa emosi cenderung dipandang seolah-olah mereka tak ingin bertukar pikiran, meskipun kenyataannya mungkin saja lain begitu adanya.
Hal ini disebut dengan istilah resting face bias—ketika ekspresi wajah alami seseorang terlihat kurang ramah atau tak bersemangat, orang lain cenderung menghindar dan enggan memulai percakapan.
Pembahasan dari sudut pandang psikologi: Wajah yang tidak memperlihatkan ekspresi dapat mewakili sikap waspada terhadap situasi sosial di sekitar, ataupun disebabkan oleh minimnya kebiasaan untuk menyampaikan perasaan dengan jujur semenjak masih anak-anak.
2. Terkadang mengendalikan diskusi untuk tetap berfokus hanya pada aspek-aspek yang bersifat fakta atau fungsi
Orang yang susah diajak dekat biasanya baru mau bicara saat memerlukan sesuatu, dan hampir tidak pernah menceritakan kisah pribadinya, pandangan mereka, atau bercanda.
Mereka kebanyakan menyimpan pembicaraan tetap pendek, jelas, dan bertujuan mencapai pekerjaan.
Pembahasan dari sudut pandang psikologi: Hal ini mungkin menunjukkan salah satu cara untuk melakukan pemisahan emosi, di mana individu mencoba melindungi diri dengan mengontrol tingkat keterbukaannya terhadap orang lain sehingga dapat meminimalkan rasa rapuhnya.
3. Menghindari kontak mata dalam durasi lama
Kontak mata adalah salah satu sinyal sosial paling dasar dalam membangun koneksi.
Orang yang sulit diajak berteman sering kali menghindari menatap mata lawan bicara terlalu lama — bukan karena mereka tidak sopan, tapi karena merasa canggung, gugup, atau tidak nyaman dalam situasi sosial.
Pembahasan dari sudut pandang psikologi: Berdasarkan penelitian, menghindari tatap muka dapat berkaitan dengan perasaan kurang percaya diri atau sifat cendrung pendiam yang kuat.
4. Selalu tampak sibuk atau menjaga jarak secara fisik
Secara tidak sadar, mereka mungkin sering memakai headphone, berpura-pura sibuk dengan ponsel, atau duduk di sudut ruangan saat berada di tempat umum.
Ini adalah sinyal sosial yang membuat orang lain berpikir: “Dia tidak ingin diganggu.”
Penjelasan psikologis: Ini disebut avoidant behavior, yakni strategi bawah sadar untuk menghindari tekanan sosial yang bisa menimbulkan ketidaknyamanan.
5. Gagal menyediakan umpan balik sosial yang memadai selama berinteraksi
Dalam berinteraksi dengan orang lain, kita sering kali memberikan respon seperti menyeringai, tawakal, menggelengkan kepala, atau menjawab dengan cepat.
Seseorang yang susah untuk diajak dekat biasanya tak menunjukkan tanda-tanda tersebut, menyebabkan orang lain merasa tidak nyaman atau tertolak.
Pembahasan aspek psikologi: Mungkin hal itu disebabkan oleh gejala social anxiety atau ketidaknyamanan dalam bersosialisasi karena minimnya pengalaman dengan interaksi sosial yang positif dan hangat.
6. Cenderung bersikap pesimistis atau meremehkan dalam obrolan santai
Jika seseorang diajak berbicara santai oleh orang lain, mereka mungkin menjawab dengan nada yang pesimistis, terlalu serius, atau malahan penuh sindiran.
Walaupun tanpa niat jahat, hal itu dapat merusak atmosfer yang menyenangkan dan membuat orang malas untuk meneruskan percakapan.
Pembahasan aspek psikologi: Ini biasanya terkait dengan peristiwa dalam kehidupan seseorang yang menyebabkan mereka mengonstruksi suatu benteng perlindungan, menjadikan sulit bagi mereka untuk percaya pada motif positif dari pihak lain.
7. Terlalu otonom sampai enggan menerima pertolongan ataupun penghormatan sederhana
Bila seseorang sangat mengedepankan kemandiriannya dan enggan menerima pertolongan, penghargaan, ataupun berinteraksi secara sosial meskipun dalam skala kecil, hal tersebut dapat menyebabkan orang lain merasa tak diperlukan.
Sebenarnya, interaksi sosial yang baik biasanya terbentuk melalui perasaan ketergantungan satu sama lain, termasuk dalam wujud paling dasar seperti berbagaiikan makanan atau menyodorkan pertolongan.
Pembahasan aspek psikologis: Pendekatan ini mungkin timbul akibat rasa takut terhadap ikatan atau sejarah pribadi di mana bergantung malah menghasilkan trauma emosi.
Kesimpulan: Bukan Soal Ketidaktahuan, Tetapi Perlu Dimengerti
Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang yang sulit diajak berteman adalah orang yang tidak menyenangkan.
Banyak kali, mereka masih belum merasa cukup nyaman untuk terbuka.
Butuh waktu, ruang, serta orang-orang yang bersabar untuk mengenali diri mereka sesungguhnya di balik dinding perlindungan tersebut.
Apabila Anda merasakan kesesuaian dengan beberapa poin yang disebutkan sebelumnya, itu tidak berarti Anda perlu memaksakan diri untuk menjadi orang yang ekstrovert.
Namun, memahami pola-pola ini bisa membantu Anda membangun hubungan yang lebih hangat tanpa mengorbankan kepribadian Anda.
Dan jika Anda mengenali teman atau rekan kerja seperti ini, ingatlah — kadang mereka tidak butuh seseorang yang “seru”, tapi seseorang yang tulus dan tidak menekan mereka untuk langsung terbuka.
Tidak ada komentar