Beranda
government
politics
politics and government
politics and law
public policy
Respon Menteri HAM Atas Keputusan Dedi Mulyadi Kirim Siswa ke Barak TNI
Redaksi
Mei 08, 2025

Respon Menteri HAM Atas Keputusan Dedi Mulyadi Kirim Siswa ke Barak TNI

NOIS.CO.ID -- , JAKARTA -- Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai mengatakan bahwa kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang berencana mengirimkan remaja dengan masalah perilaku ke barak tentara tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip HAM.

Mengacu pada pernyataan Pigai, tindakan Dedi yang membiarkan para siswa tersebut diberi pelatihan di barak tentara tidak termasuk dalam kategori hukuman tubuh atau kekerasan fisikal. Menurut Pigai, apa yang dilakukan oleh Dedi merupaankan aspek dari proses pengembangan moralitas, jiwa, serta rasa bertanggung jawab bagi para peserta didiknya.

"Yang dijalankan oleh Pemerintah Daerah Jawa Barat itu bukan termasuk dalam Corporal Punishment melainkan sebagai pengembangan karakter, mental serta tanggung jawab anak. Oleh karena itu pastinya sesuai dengan Standar HAM," katanya seperti dicatat pada keterangan pers, Senin (5/5/2025).

Pigai mengatakan bahwa corporal punishment adalah pemberian hukuman dengan menggunakan kekuatan fisik yang dapat menimbulkan rasa nyeri atau tidak nyaman kepada anak-anak untuk tujuan mendisiplinkannya.

Menurut Pigai, bentuk-bentuk tersebut dapat mencakup perilaku seperti memukul, menampar, atau menggunakan objek keras untuk menghantam anak.

"Dan ini menjadi polemik akibat pengaruh negatifnya terhadap kesejahteraan fisik dan psikis anak. Meskipun demikian, masalah ini tetap diperbincangkan, namun apa yang dijalankan oleh Pemerintah Daerah Jawa Barat pastinya tidak seperti itu," ungkap Pigai.

Mengikuti Pendapat Pigai, sistem pendidikan yang digunakan dalam membentuk mental, karakter, serta nilai akan sejalan dengan asas dan Standar Hak Asasi Manusia (HAM).

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menjelaskan alasannya untuk mengirim siswa dengan masalah perilaku di Jawa Barat ke barak militer sebagai tempat pendidikan mulai tanggal 2 Mei 2025. Awalnya, ia menyampaikan keprihatinan terkait tingginya kasus pelanggaran yang dilakukan oleh para siswa tersebut.

Dimulai sejak ia menggunakan waktunya di malam hari untuk memainkan game Mobile Legends, bertemu dan bercengkerama bersama kelompok pengendara motor sampai larut malam, hingga terjadi insiden dimana seorang siswa SMP merencanakan pembunuhan kepada kakeknya.

Sebaliknya, ia juga menyoroti para orangtua murid yang menjadi korban dari pinjaman daring atau pinjol, rentenir, serta bank keliling sebagai korbannya.

Maka demikian, dia khawatir dalam jangka panjang anak-anak di Jawa Barat akan lemah dan tidak kompetitif, sehingga dia berencana mendidik siswa bermasalah di barak militer.

Apalagi, kata dia, saat ini banyak orang tua dan guru yang tak sanggup lagi menghadapi anak-anak yang jika dibiarkan bisa berujung kriminalisasi.

"Begitu juga diperlukan langkah-langkah konkret, berdasarkan data dan terstruktur dengan baik. Salah satunya ialah mengikutsertakan TNI/Polri sebagai elemen dalam program bimbingan ini," katanya saat berada di komplek parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (29/4/2025).

Penulis blog

Tidak ada komentar