NOIS.CO.ID -- NOIS.CO.ID, JAKARTA - Duta Khusus Presiden AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff mengungkapkan bahwa Israel tidak berniat untuk berhenti melakukan serangan terhadap Jalur Gaza. Dia juga telah mencela Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena situasi tersebut.
Pada kunjungan ke keluarga para sandera Israel yang tetap tinggal di Gaza pada Ahad (11/5/2025), Witkoff menyampaikan bahwa tindakan terbaik untuk Israel saat itu adalah mencari perjanjian gencatan senjara serta pertukaran sandera baru, seperti dilaporkan oleh saluran Channel 12 dari Israel.
"Witkoff menyatakan bahwa kami ingin membawa pulang para tawanan, namun Israel sepertinya masih belum bersiap untuk mengakhiri konflik tersebut," ungkapnya sesuai dengan keterangan dari seorang peserta rapat. Saluran 12 tidak memberikan informasi terkait detil waktu dan lokasi pertemuan tersebut.
Duta besar Amerika Serikat untuk Israel mengkritik keputusan perdana menteri Netanyahu yang melanjutkan serangan di Gaza. Ia menyatakan bahwa tindakan tersebut hanya akan memperpanjang konflik tanpa adanya progres signifikan.
"Pada saat ini, masih terdapat kesempatan yang bisa dimanfaatkan oleh Israel serta seluruh pihak perantara. Kami tetap mendorong para perantara agar berupaya sekuat tenaga dalam rangka mengembalikan para tawanan," ujarnya.
Pernyataan Witkoff dikemukakan mengikuti niat Hamas yang direncanakan pada hari Minggu untuk melepaskan tentara Israel-Amerika Alexander Idan usai bernegosiasi dengan Amerika Serikat dalam upaya meredam konflik menuju gencatan senjata.
Lebih lanjut, Presiden Trump berencana mengunjungi Arab Saudi, Qatar, serta Uni Emirat Arab dari hari Selasa (13/5/2025) sampai Jumat (16/5/2025), walaupun itinerary-nya tersebut tidak termasuk stop di Israel.

Media di Amerika Serikat dan Israel baru-baru ini menyebutkan ada tensi antara Trump dengan Netanyahu. Pihak pemerintahan Trump memberikan sinyal bahwa mereka bisa saja merumuskan keputusan terkait kebijakan Timur Tengah secara mandiri tanpa harus bergantung pada masukan dari Netanyahu.
Israel mengestimasi bahwa terdapat sekitar 59 tebusan di Jalur Gaza, dengan 21 orang dipercaya masih bertahan hidup.
Saat ini, lebih dari 9.000 penduduk Palestina masih dipenjara oleh Israel. Organisasi pemantau Hak Asasi Manusia mengungkapkan adanya laporan besar tentang tindakan kekerasan seperti penyiksaan, kelaparan, serta penolakan pelayanan medis yang berujung pada meninggalnya beberapa orang.
Israel belum juga mengakhiri blokadenya atas bantuan kemanusiaan menuju Jalur Gaza sejak tanggal 2 Maret, yang akibatnya lebih dari 2,4 juta penduduk Gaza berisiko mengalami kelaparan.
Saluran televisi milik pemerintah Israel yang bernama KAN juga menyampaikan bahwa Netanyahu telah memberitahu komisi urusan luar negeri dan pertahanan Knesset (parlemen Israel), bahwasanya terdapat “peluang besar” untuk membebaskan Alexander Idan.
Lebih dari 52.800 orang Palestina, kebanyakan merupakan perempuan dan anak-anak, meninggal dunia karena serangan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023.
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November lalu terhadap pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan petinggi pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel sedang menghadapi pula tuntutan genosida di Pengadilan Internasional (ICJ) berkaitan dengan serangan militer mereka di daerah itu.

Tidak ada komentar