Beranda
di bawah air
indonesia
perahu dan kapal
sains
sejarah
Ini adalah Kapal TNI AL yang Menemukan KMP Tunu Pratama Jaya di Dasar Selat Bali, Lihat Kemajuan Teknologinya
Redaksi
Juli 15, 2025

Ini adalah Kapal TNI AL yang Menemukan KMP Tunu Pratama Jaya di Dasar Selat Bali, Lihat Kemajuan Teknologinya

Ini adalah Kapal TNI AL yang Menemukan KMP Tunu Pratama Jaya di Dasar Selat Bali, Lihat Kemajuan Teknologinya

NOIS.CO.ID- TNI AL berhasil menemukan bangkai KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali berkat bantuan kapalnya.

Berkat teknologi canggih, kapal tersebut, KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025), berhasil ditemukan.

Kapal milik TNI AL tersebut adalah KRI Spica.

Mengutip dari Wikipedia, KRI Spica (934) adalah Kapal Bantu Hidro Oseanografi kedua milik TNI Angkatan Laut Indonesia yang dibuat di galangan OCEA, Les Sables-d'Olonne, Prancis, setelah sebelumnya KRI Rigel (933) selesai dibuat.

Spica diambil dari nama bintang yang paling terang pada rasi bintang Virgo.

KRI Spica dengan nomor lambung 934 dan resmi diluncurkan pada 3 Agustus 2015 lalu dari Les Sables-d'Olonne, Prancis.

KRI Spica-934 memiliki panjang 60 meter yang ditenagai dua mesin diesel 8V 4000 M53 untuk dua baling-baling. Kapal ini dapat mencapai kecepatan maksimum 14 knot.

Sementara untuk jangkauan jelajahnya mencapai 4.400 mil laut pada kecepatan 12 knot.

Kapal ini mampu menghadapi gelombang laut hingga tingkat sea state enam.

KRI Spica-934 mampu menampung 30 awak dan 16 personel tambahan. Kapal BHO terbaru TNI AL ini mampu berlayar terus-menerus selama 20 hari.

Secara asasi KRI Spica-934 berfungsi sebagai kapal penelitian dan survei, tetapi juga dapat menjalankan peran sebagai kapal patroli, karena KRI Spica-934 dilengkapi meriam PSU Rheinmetall berukuran 20 mm di bagian depan, serta dua pucuk SMB (senapan mesin berat) M2HB berukuran 12,7 mm di bagian belakang.

Sebagai elemen inti dari fitur kapal ini adalah peralatan pendukung misi oseanografi.

Seperti KRI Rigel-933 dilengkapi perangkat single beam echo sounder jenis Kongsberg’s EA600 dan sistem multibeam EM2040 dan EM302.

Lebih canggih lagi, setiap OSV dilengkapi dengan Autonomous Underwater Vehicle (AUV) tipe Kongsberg Maritime’s Hugin 1000.

Perangkat yang sering disebut ROV (remotely operated vehicle) ini mampu menjalankan misi survei bawah air hingga kedalaman 1.000 meter.

Diketahui, TNI AL yang melakukan pemindaian bawah air berhasil menemukan bangkai KMP Tunu Pratama Jaya yang sebelumnya tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025).

Komandan Gugus Tugas Tempur Laut Koarmada II, Laksma TNI Endra Hartono, mengatakan bangkai kapal berhasil ditemukan kemarin, Sabtu (12/5/2025), melalui pemindaian bawah air oleh KRI Spica.

Disebutkan oleh Endra, menggunakan kamera bawah air, TNI AL melihat gambaran objek dari berbagai sudut di titik referensi 8, hingga pada percobaan ketiga berhasil mendapatkan tampilan tulisan KM Tunu Pratama Jaya dalam kondisi terbalik di kedalaman 49 meter.

"Kami mencoba beberapa kali penyelaman di bawah air di titik yang diduga merupakan KMP Tunu Pratama Jaya. Kami melihat nama dan bagian bawah kapal," jelas Endra, Minggu (13/7/2025).

Tidak berhenti sampai di situ, untuk benar-benar memastikan, percobaan dilakukan hingga 4 kali, dan TNI AL yakin akan kondisi badan kapal dari bagian bawah serta mengambil gambar yang lebih detail.

Langkah berikutnya, TNI AL akan melakukan pengukuran pada titik referensi ke-8 tersebut untuk keamanan navigasi dan pelayaran yang ada di Selat Bali.

"Jarak dari LKK (lokasi kecelakaan kapal) ke lokasi (objek) sejauh 3,9 kilometer," tambahnya.

Kini, TNI AL telah melakukan pengambilan sampel air yang akan menjadi bahan referensi bersama tim gabungan untuk menentukan langkah kerja lanjutan.

Korban-Korban KMP Tunu Pratama Jaya Terus Ditemukan

Sebelumnya, masa pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali kembali diperpanjang, Jumat (11/7/2025).

Perpanjangan masa pencarian itu diputuskan karena jumlah korban kapal masih terus ditemukan.

Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, R Eko Suyatno menjelaskan bahwa operasi SAR yang seharusnya berakhir setelah perpanjangan tiga hari akan kembali diperpanjang.

Menurut aturan, masa perpanjangan adalah tiga hari. Artinya operasi SAR masih akan terus berlangsung setidaknya hingga hari ketiga belas atau Senin (14/7/2025) mendatang.

"Kami telah melaporkan ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan koordinator pencarian yakni Kepala Basarnas, hasilnya pencarian kami lanjutkan," kata Eko.

Eko menjelaskan, salah satu pertimbangan perpanjangan operasi SAR adalah masih ditemukannya korban-korban dari KMP Tunu Pratama Jaya.

Dalam beberapa hari terakhir, jumlah jenazah korban KMP Tunu Pratama Jaya ditemukan secara beruntun di perairan sekitar Banyuwangi dan Bali.

Pada awal operasi SAR, total korban meninggal yang ditemukan berjumlah 6 orang. Kini hingga pencarian hari ke-10, jumlahnya bertambah menjadi 17 korban meninggal.

Dua jenazah terakhir ditemukan di perairan wilayah Blimbingsari dan Muncar, Jumat (11/7/2025). Dari total jumlah korban meninggal, tiga jenazah masih dalam proses identifikasi.

Selain pencarian korban, tim SAR gabungan juga masih akan fokus pada pencarian bangkai KMP Tunu Pratama Jaya.

Komandan Gugus Tugas Laut (Danguspurla) Koarmada II, Laksma TNI Endra Hartono menjelaskan, lokasi bangkai kapal hampir pasti berada di perairan berjarak 3,6 KM sisi Selatan dari kabel bawah laut milik PLN.

Tim SAR gabungan masih perlu memastikan objek tersebut dengan perekaman kamera bawah laut melalui ROV. Hanya saja, upaya perekaman gambar belum dapat dilakukan karena arus Selat Bali yang deras.

"Informasi yang kami terima, arus deras bawah laut masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan," kata Endra.

>>>Berita terkini di Googlenews NOIS.CO.ID

Penulis blog

Tidak ada komentar