
JAKARTA, NOIS.CO.ID- Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, secara resmi menutup penyelenggaraan Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta (PRJ) 2025 di Jakarta International Expo (JIEXPO), Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (13/7/2025) malam.
Penutupan PRJ 2025 berlangsung meriah. Langit Kemayoran dihiasi dengan pertunjukan kembang api yang disaksikan oleh ribuan pengunjung.
Acara ini juga dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta periode 2014–2017 Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Direktur Utama JIExpo, Siti Hartati Murdaya.
Dalam penutupan itu, Rano menyampaikan, PRJ 2025 berhasil mencatat jumlah pengunjung hampir 6 juta orang dan total transaksi mencapai Rp7,3 triliun.
"Alhamdulillah. Setelah hampir sebulan Jakarta Fair dibuka dalam menyambut ulang tahun DKI Jakarta, hari ini kita tutup. Luar biasa. Pengunjungnya hampir mendekati 6 juta pengunjung," kata Rano, Minggu.
Menurutnya, capaian transaksi ini menunjukkan bahwa kondisi ekonomi di Jakarta masih baik.
"Pendapatan juga melebihi target hingga Rp7,3 triliun. Ini menandakan bahwa secara ekonomi Jakartabaik-baik saja"baik-baik saja," katanya.
Meskipun demikian, jumlah pengunjung dan pendapatan PRJ tahun ini mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.
Salah satu penyebabnya adalah durasi acara yang lebih singkat, hanya 25 hari, karena harus berbagi waktu dan tempat dengan gelaran Indo Defence 2025.
"Memang ada penurunan. Karena kemarin di sini terlambat mulainya, hampir seminggu. Kan ada Indo Defense. Jadi memang ada penurunan karena dikorting satu minggu," kata Rano.
Direktur Pemasaran PT JIExpo, Ralph Scheunemann mengatakan, PRJ 2025 menarik sekitar 5,8 hingga 5,9 juta pengunjung. Angka ini turun dari jumlah pengunjung di tahun sebelumnya yang mencapai 6,3 juta orang.
Selain waktu yang lebih singkat, cuaca juga menjadi kendala.
"Musuh terbesar kami memang hujan. Tahun ini, delapan hingga sembilan hari dari total hari pelaksanaan diguyur hujan," kata Ralph.
"Tapi meskipun begitu, dari pembukaan hingga hari ini semuanya tetap ramai," lanjut dia.
Meskipun jumlah pengunjung menurun, Ralph menilai antusiasme masyarakat tetap tinggi. Beberapa hari bahkan mencatat jumlah pengunjung yang lebih banyak dibanding tahun lalu.
"Jika tidak ada pemangkasan hari, saya rasa kita bisa melebihi tahun lalu. Tapi kami tetap senang karena dari pembukaan hingga penutupan tetap ramai," kata Ralph.
Dari sisi perputaran ekonomi, Ralph mengatakan bahwa nilai transaksi di PRJ 2025 diperkirakan mencapai Rp 7,2-7,3 triliun.
Angka itu sedikit menurun dibanding tahun lalu yang mencapai Rp 7,5 triliun.
"Ini masih terus kita hitung karena acaranya belum benar-benar selesai, masih berjalan. Tapi prediksi sementara sekitar itu," katanya.
Selain dari sisi transaksi, PRJ juga berdampak pada lapangan kerja. Menurut Ralph, sekitar 25.000 orang bekerja di PRJ, mulai dari penjaga stan (SPG), petugas kebersihan, hingga keamanan.
"Proyek ini juga menciptakan lapangan kerja. Sebelum dibuka saja, sekitar 25.000 orang sudah bekerja di dalamnya, mulai dari SPG, kebersihan, keamanan, dan lainnya," katanya.
Pemprov DKI berjanji untuk mengevaluasi
Meskipun jumlah transaksinya mencapai Rp 7 triliun, sejumlah pengunjung mengeluhkan mengenai harga tiket PRJ 2025 yang dinilai terlalu mahal.
Untuk itu, Rano Karno mengaku akan mengevaluasi hal ini untuk penyelenggaraan tahun depan.
"Pasti banyak yang harus kita evaluasi. Kita juga menerima masukan, misalnya mengenai tiket yang mahal. Karena memang jika hari Sabtu, akhir pekan pasti lebih mahal. Hari biasa saja normal," kata Rano.
PRJ 2026 akan lebih meriah
Pemprov DKI Jakarta berencana menyelenggarakan PRJ 2026 dengan lebih besar dan lebih lama. Rano mengatakan, acara tahun depan akan berlangsung penuh selama satu bulan untuk memperingati 500 tahun Kota Jakarta.
"Untuk memperingati 500 tahun Jakarta, Jakarta Fair harus lebih besar dari sebelumnya," kata dia.
Tidak ada komentar