Beranda
SPORT
Erick Thohir Menepis Anggapan Tidak Peduli pada Liga dan Pembinaan
Redaksi
Agustus 11, 2025

Erick Thohir Menepis Anggapan Tidak Peduli pada Liga dan Pembinaan

NOIS.CO.ID.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PSSI Erick Thohir membantah anggapan bahwa ia mengabaikan kompetisi sepak bola dalam negeri dan pembinaan usia muda dengan hanya mengurusi timnas. Erick menegaskan, fokus di timnas bukan berarti hal-hal lain yang menjadi tanggung jawabnya sesuai Statuta PSSI tidak dijalankan.

Erick mengatakan, Statuta PSSI sudah jelas bahwa liga berada di bawah naungan PSSI. Namun, liga memiliki operator sendiri yang bergerak secara independen.

Komisaris utama operator liga, yang saat ini dikenal sebagai I.League, adalah Wakil Ketua Umum PSSI Zainuddin Amali. Ada juga komisaris dari perwakilan klub serta komisaris independen dan perwakilan klub.

Makanya ditambah lagi sekarang di Liga ada GM dari Jepang. Itu bagian kita mendorong profesionalisme di Liga.Nah,"Jika kita melepaskan tangan terhadap Liga, maka tidak. Buktiya adalah berapa tahun terakhir selama kepemimpinan saya di PSSI, kita melakukan intervensi. Adanya VAR, mungkin tidak terjadi jika kita tidak bersuara keras," kata Erick dalam wawancara denganSkor,yang ditayangkan di YouTube resmiSkorpada hari Ahad (10/8/2025).

Erick juga menunjukkan bukti penerapan VAR tidak hanya di Liga 1 (sekarang BRI Super League), tetapi juga di Liga 2 (Pegadaian Championship). Bahkan sudah mulai banyak wasit asing, meskipun dibatasi hanya sekitar 30 persen.

"Jika wasitnya 100 persen asing, kapan lagi wasit Indonesia? Jadi juga di Liga 2 pelatih-pelatih hanya orang Indonesia. Lalu ada strata pemain U23 di Liga 1 dan Liga 2 yang U21. Ini bagian kita menjalankan statuta itu," katanya.

Namun, Erick kembali mengingatkan bahwa fokus utamanya sebagai ketua umum PSSI sejak awal adalah meningkatkan tim nasional agar naik kelas. PSSI memiliki target peningkatan peringkat Indonesia dan waktu saat timnas bisa memasuki Piala Dunia.

"Tapi bukan berarti liga dan pembinaan kita abai, itu bagian dari ekosistem yang kita bangun," katanya.

Ia mengambil contoh tentang Piala Pertiwi. Setelah Covid berakhir, Piala Pertiwi dihentikan. Baru dua tahun terakhir ini turnamen sepak bola putri itu kembali digelar.

Erick mengucapkan terima kasih atas adanya sponsor dari sektor swasta. PSSI memberikan kebebasan kepada sektor swasta tersebut untuk berkolaborasi dengan mereka. Ekosistem seperti ini yang disebutnya sedang dibangun oleh PSSI.

"Jika ditanya di seluruh dunia, fokus utamanya memang tim nasional. Tapi tetap ada pengawasan terhadap Liga dan pembinaan?" kata Erick.

Erick mengatakan, sebagai orang Indonesia, kita memiliki formula sendiri untuk membangun sepak bola. Tidak bisa harus seperti Belanda, seperti Amerika. PSSI harus mencari keseimbangan yang sesuai untuk negara kita. Inilah yang, menurut Erick, sedang dicoba dibangun.

Tokoh yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN ini menjelaskan alasan tidak hadir dalam pembukaan BRI Super League 2025/2026. Erick menyatakan, ini bukan tanda bahwa ia mengabaikan liga. Karena ia sedang melakukan safari untuk bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah di Semarang membahas penyelenggaraan Liga 3 dan Liga 4.

"Ya, kita bagi tugas. PSSI juga memiliki banyak profil, ada wakil ketua umum, sekretaris jenderal, dan ada Exco. Apalagi Pak ZA (Zainuddin Amali) sendiri adalah komisaris utama Liga. Saya mengapresiasi kedatangan Menteri. Kemarin saat AFF, Menteri juga kita undang datang. Tidak apa-apa. PSSI ini milik bersama, bukan milik Erick Thohir. Saya hanya diberi tugas sesuai kesepakatan dan pemilihan stakeholder untuk memperbaiki sepak bola Indonesia," katanya.

Erick meminta masyarakat tidak terjebak dalam pola pikir yang menganggapnya sebagai anti-liga. "Saya mendukung Liga sesuai dengan tugas pokok dan fungsi saya. Tapi kalau setiap hari datang menonton Liga, ya tidak mungkin juga. Ketua federasi di dunia terus-menerus menonton Liga? Saya menonton Liga di TV," jelasnya.

Erick mengakui sangat ingin menonton Liga Championship yang musim ini pertama kalinya menggunakan VAR. Ia mendengar keributan Liga 2 sangat menarik.

"Saya lebih memilih menonton Liga 2. Jika Liga 1 sekarang saya rasa sudah cukup baik. Match fixing kita lawan, jika ada kita sikat. Berarti 30 persen lagi akan digunakan wasit asing untuk Liga Indonesia," katanya.

Penulis blog

Tidak ada komentar