Beranda
Bayi pengasuhan anak
keamanan
kecantikan
kesehatan
Perawatan kulit
Jangan Sembarangan Menggunakan Kosmetik pada Kulit Bayi
Redaksi
Agustus 07, 2025

Jangan Sembarangan Menggunakan Kosmetik pada Kulit Bayi

KOMPAS.com -Sebagai orang tua, kita perlu bijak dalam memilih produk yang diberikan ke kulit bayi karena dapat berdampak buruk terhadap kesehatan kulitnya.

Investigasi yang dilakukan The Times menemukan bahwa bayi dan balita kini sering terpapar produk kosmetik dewasa, mulai dari semprotan parfum, cat kuku, hingga tato henna hitam.

Meski terlihat lucu dan Instagramable, sains menunjukkan sisi yang jauh lebih mengkhawatirkan. Kulit bayi berbeda secara biologis dari kulit orang dewasa, yakni lebih tipis, lebih menyerap, dan masih dalam tahap perkembangan.

Menurut ahli anatomi dari Universitas Lancaster, Profesor Adam Taylor, paparan terhadap produk-produk tertentu dapat menyebabkan masalah langsung seperti iritasi atau reaksi alergi, bahkan dalam jangka panjang berisiko mengganggu keseimbangan hormon.

"Kulit bayi baru lahir memiliki jumlah lapisan yang sama dengan kulit orang dewasa, tetapi lapisan tersebut hingga 30 persen lebih tipis," katanya.

Lapisan pelindung yang lebih tipis ini memudahkan zat-zat, termasuk bahan kimia, untuk menembus ke jaringan yang lebih dalam dan aliran darah.

Kulit bayi juga memiliki kadar air yang lebih tinggi dan menghasilkan lebih sedikit sebum (minyak alami yang melindungi dan melembapkan kulit). Hal ini membuatnya lebih rentan terhadap kehilangan air, kekeringan, dan iritasi, terutama saat terpapar pewangi atau krim yang tidak diformulasikan untuk bayi.

 

Mikrobioma kulit - lapisan pelindung yang terdiri dari mikroba bermanfaat - juga memerlukan waktu untuk berkembang. Pada usia tiga tahun, kulit anak telah selesai membentuk mikrobioma pertamanya. Sebelum itu, produk yang dioleskan ke kulit dapat mengganggu keseimbangan yang rapuh ini.

Saat masa remaja, struktur dan mikrobioma kulit berubah kembali, mengubah cara kulit merespons produk.

Efek jangka panjang penggunaan kosmetik

Penyelidikan menemukan bahwa bronzer dan cat kuku sering digunakan pada anak-anak. Produk-produk ini terkadang mengandung bahan kimia berbahaya atau bahkan karsinogenik, seperti formaldehida, toluena, dan dibutil ftalat.

Toluena dikenal sebagai neurotoksin, dan dibutil ftalat merupakan pengganggu endokrin, yaitu zat kimia yang dapat mengganggu fungsi hormon, yang berpotensi memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan kesuburan.

Kedua zat tersebut dapat lebih mudah menembus kulit bayi yang lebih tipis dan lebih permeabel.

Taylor juga menyoroti penggunaan tato sementara, terutama henna hitam, meskipun kosmetik ini populer tetapi tidak selalu aman.

"Henna hitam merupakan penyebab umum dermatitis kontak pada anak-anak dan mungkin mengandung para-fenilendiamin (PPD), bahan kimia yang disetujui untuk digunakan dalam pewarna rambut tetapi tidak untuk diaplikasikan langsung ke kulit," katanya.

Paparan PPD dapat menyebabkan reaksi alergi yang parah dan, dalam kasus yang jarang terjadi, kanker. Anak-anak dapat mengalami hipopigmentasi - bercak pucat di mana warna kulit memudar - atau, pada orang dewasa, hiperpigmentasi yang dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau menjadi permanen.

Alami tidak berarti aman

Produk yang dipasarkan sebagai "alami" atau "bersih" juga dapat menyebabkan reaksi alergi. Propolis (lem lebah), misalnya, ditemukan dalam banyak produk perawatan kulit alami tetapi menyebabkan dermatitis kontak hingga 16% anak-anak.

Sebuah studi menemukan rata-rata 4,5 alergen kontak per produk dalam rangkaian perawatan kulit "alami". Dari 1.651 produk perawatan pribadi "alami" di pasaran AS, hanya 96 (5,8%) yang bebas dari alergen kontak.

"Bayi dan anak kecil bukanlah orang dewasa mini. Kulit mereka masih berkembang dan lebih rentan terhadap iritasi, penyerapan bahan kimia, dan efek sistemik: zat yang menembus kulit dapat masuk ke dalam aliran darah dan berpotensi memengaruhi organ atau sistem biologis di seluruh tubuh," katanya.

Penulis blog

Tidak ada komentar