
NOIS.CO.ID— Leo Lelis bukan hanya bek tangguh yang menjadi benteng pertahanan Persebaya Surabaya, tetapi juga telah terbukti menjadi mesin gol dadakan saat tim kesulitan. Sosoknya kembali muncul di Super League 2025/2026 sebagai salah satu senjata rahasia yang siap dimaksimalkan oleh pelatih anyar Eduardo Perez.
Momen yang mengubah wajah karier Leo Lelis di Persebaya Surabaya terjadi pada 7 Desember 2022, saat Green Force menjamu Barito Putera.
Di pertandingan tersebut, ia berubah dari seorang pemain yang biasa menjadi pahlawan dengan mencetak dua gol penyelamat.
Awalnya, penampilannya sempat mengecewakan karena kelalaiannya dalam mengantisipasi bola atas membuat gawang Persebaya Surabaya kebobolan lebih dulu.
Rafael Silva berhasil menyundul bola masuk akibat Leo gagal memotong umpan silang Rizky Pora dan tidak menjaga pergerakan lawan.
Kondisi tertinggal sejak menit ke-14 memberikan tekanan besar di pundaknya. Namun, bek asal Brasil ini tidak langsung terjebak dalam kesalahan dan memilih untuk membayar lunas di babak kedua.
Usaha kerasnya naik membantu serangan akhirnya membuahkan hasil manis lewat dua gol yang dicetak dari situasi bola mati.
Gol pertama ia ciptakan melalui sundulan dari umpan sepak pojok Higor Vidal, sedangkan gol kedua tercipta dari bola rebound tendangan bebas.
Dua gol tersebut langsung membalikkan keadaan dan membawa Persebaya Surabaya meraih kemenangan penting di kandang sendiri.
Setelah pertandingan, Leo mengakui sempat mengalami jet lag karena dua bulan tanpa kompetisi resmi dan butuh waktu untuk kembali beradaptasi.
"Ini adalah pertandingan resmi kami setelah dua bulan tanpa kompetisi, jadi saya sempat berusaha beradaptasi di awal pertandingan. Tapi saya bersyukur akhirnya bisa membantu tim meraih kemenangan," kata Leo Lelis, Rabu (7/22/2020).
Ia juga menegaskan dirinya tidak menjadikan gol sebagai prioritas pribadi. Fokus utamanya adalah memastikan Persebaya Surabaya menang dan terus naik di papan klasemen Liga 1 (kini bernama Super League).
Namun catatan golnya musim ini cukup mengherankan untuk ukuran seorang bek tengah. Dari delapan pertandingan, Leo telah mengumpulkan tiga gol—melebihi catatan musim lalu saat bermain untuk Persiraja Banda Aceh.
Aji Santoso yang saat itu masih menangani Persebaya Surabaya menyadari potensi ofensif Leo dan sering memaksimalkannya dalam skema tendangan bebas.
"Memang Leo kita libatkan dalam situasi set piece. Kalau ada tendangan bebas dia juga sebagai eksekutor," kata Aji Santoso pada masa itu.
Postur tubuh dan insting gol Leo menjadi alasan utama ia sering terlibat dalam eksekusi bola mati.
Dalam beberapa latihan taktis sebelum musim dimulai, Leo memang biasanya diturunkan sebagai eksekutor dalam situasi bola mati.
Bahkan, dalam pertandingan melawan Arema FC sebelumnya, Leo juga mencetak gol melalui sundulan berkat skema serupa.
Peran ganda Leo sebagai bek dan pencetak gol cadangan membuatnya menjadi salah satu pemain penting yang dapat diandalkan saat lini serang mengalami kebuntuan.
Situasi itu kini menjadi perhatian khusus Eduardo Perez yang memulai era barunya bersama Green Force di musim ini.
Dengan pengalaman dan naluri serangannya, Leo diyakini bisa kembali menjadi kartu truf saat pertandingan menghadapi jalan buntu.
Kemampuannya memanfaatkan momen bola mati bisa menjadi perbedaan saat lawan bermain bertahan dan lini depan kesulitan menjebol gawang.
Eduardo Perez tentu akan teliti membaca statistik dan jejak kontribusi Leo di musim-musim sebelumnya.
Bukan tidak mungkin, ia akan kembali memberi peran khusus kepada Leo saat Persebaya Surabaya membutuhkan tambahan kekuatan di kotak penalti lawan.
Menariknya, Leo merupakan bagian dari komposisi sembilan pemain asing Persebaya Surabaya di Liga Super 2025/2026.
Ia bergabung bersama nama-nama seperti Dime Dimov, Risto Mitrevski, Milos Raickovic, hingga Dejan Tumbas yang menjadi tulang punggung tim di berbagai lini.
Dengan kombinasi kekuatan fisik dan keberanian untuk masuk ke area berbahaya lawan, Leo sangat mungkin mengulangi peran heroiknya musim ini.
Penggemar Green Force tentu masih ingat bagaimana peran mereka menyelamatkan tim dari kekalahan dan membalikkan situasi.
Kini, dengan atmosfer baru di ruang ganti dan strategi yang lebih ofensif dari Eduardo Perez, potensi Leo sebagai senjata rahasia semakin besar.
Persebaya Surabaya memiliki keunggulan dari lini kedua dan bola mati—dua area yang dapat dieksekusi dengan sempurna oleh Leo.
Apalagi, musim ini kompetisi berjalan lebih kompetitif dan ketat setiap pekannya. Gol-gol dari pemain belakang seperti Leo bisa menjadi penentu nasib tim dalam persaingan papan atas Super League.
Tidak mustahil, Leo akan kembali muncul sebagai pencetak gol penting saat striker utama seperti Mihailo Perovic atau Dejan Tumbas sedang kesulitan mencetak gol.
Inilah yang menjadikannya sebagai pemain spesial—dari nol menjadi pahlawan.
Dengan ketajamannya dalam momen-momen krusial, publik Gelora Bung Tomo bisa berharap lebih kepada bek berusia 29 tahun ini.
Persebaya Surabaya tidak perlu khawatir saat lini serang kesulitan, karena Leo Lelis telah terbukti bisa hadir sebagai solusi.
Setiap pertandingan adalah kesempatan baru baginya untuk kembali bersinar sebagai pencetak gol dadakan.
Dari pengalaman masa lalu dan performa terkini, Leo pantas disebut sebagai senjata rahasia Green Force di Super League 2025/2026.
Tidak ada komentar