Beranda
disasters
incident
local news
NEWS
police reports
Badai Melanda, Kapal Nelayan Nias dan Dua Awaknya hilang tanpa jejak di Laut Hibala
Redaksi
Mei 15, 2025

Badai Melanda, Kapal Nelayan Nias dan Dua Awaknya hilang tanpa jejak di Laut Hibala

PRMEDAN — Kapal motor KM Setuju Bersama 04 dilaporkan hilang kontak di perairan Pulau Hibala, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, mulai hari Jumat, tanggal 9 Mei 2025.

Diatas kapal itu ada dua kru, dan sampai saat ini, pada hari Rabu, 14 Mei 2025, lokasi kapal serta nasib kedua krunya tetap menjadi misteri.

Pertanyaan pertama mengatakan bahwa kapal itu lepas landas pada hari Jumat sekitar pukul 08:00 WIB dari sebuah dermaga yang terletak di wilayah Nias Selatan.

Yadifati Laia, yang lebih dikenal sebagai Ama Ervin Laia, mengajukan permohonan bantuan kepada koleganya, Zabali Amazihono atau sering disebut Haso, guna menyalakan mesin kapal tersebut.

Sesudah mesin hidup, mereka berdua berangkat ke laut lepas untuk berikan ikan.

Tetapi, satu jam setelah keberangkatan, mesin kapal mendadak mogok, Yadifati kemudian mengeksplorasi agar Zabali dapat mencobanya lagi untuk mengaktifkan mesin tersebut.

Sebelum mesin dapat dinyalakan lagi, Zabali menyelidiki area mesin tersebut dan melihat bahwa air sudah merembes ke dalamnya. Mereka mencoba untuk mengikat kapal pada tiang dermaga yang paling dekat dengan menggunakan tali, tetapi upaya ini tidak berhasil lantaran kondisi cuaca semakin buruk serta adanya ombak besar yang mencegahnya.

Menghadapi kapal yang tidak dapat diatur dan komunikasi putus, para anggota keluarga dari sang kapten akhirnya menghubungi Basarnas Nias pada hari Selasa pagi. Laporan tersebut segera diproses dengan tindakan lanjutan.

"Menurut laporan yang diterima dari keluarga, kapal tersebut kehilangan komunikasi di area perairan seputaran Pulau Hibala. Sebagai respons cepat, kepala Kantor SAR Nias, Putu Arga Sujarwadi, mengirimkan rombongan pencari pada hari Selasa saat tengah hari ketika berbicara dengan jurnalis di Gunungsitoli," ungkapnya.

Badan Penjemputan dan Pencarian Nasional (Basarnas) mengirim beberapa anggota dari Regu Penyelamat Kansar Nias serta Satuan Siaga SAR Telukdalam.

Penelusuran ini mencakup peran dari TNI AL, Polairud, warga setempat, dan kerabat para korban.

Akan tetapi, pencarian tersebut tidak berlangsung mulus. Regu SAR menemui hambatan akibat kondisi cuaca ekstrem, di mana angin bertiup kencang disertai gelombang setinggi dua meter.

"Tim kami sangat berhati-hati dan selalu menjaga keamanan, namun upaya pencarian masih terus berlangsung," ungkap Fadli Simatupang, Koordinator Lapangan SAR Nias.

Pencarian dijalankan melalui metode penyisiran laut memakai kapal karet yang gesit (RIB 04) dan juga pengawasan dari tepi pantai.

Tim SAR juga memanfaatkan alat komunikasi laut, peralatan medis, serta kantong jenazah sebagai bagian dari protokol darurat.

Memasuki hari kedua pencarian, wilayah penyisiran diperluas, titik fokus pencarian berada di koordinat terakhir kapal diduga hilang, dan kini mencakup beberapa mil laut ke arah timur dan selatan Pulau Hibala.

Informasi dari nelayan setempat turut membantu proses pencarian. Mereka memberi masukan soal pola arus laut, arah angin, dan lokasi-lokasi yang sering menjadi “perangkap” kapal kecil saat badai datang.

“Partisipasi masyarakat sangat membantu, mereka mengenal medan jauh lebih baik, dan bersedia ikut serta dalam pencarian,” ujar Putu Arga.

Di dermaga Telukdalam, beberapa anggota keluarga korban tampak menanti dengan cemas.

Sejak laporan dibuat, mereka terus memantau perkembangan pencarian bersama petugas Basarnas.

Renti Laia, saudara dari salah satu korban, mengatakan keluarga hanya ingin ada kepastian. “Kami pasrah. Yang penting mereka ditemukan, apapun kondisinya,” ujarnya singkat, sambil menahan air mata.

Sampai berita ini dipublikasikan, Basarnas belum mengumumkan waktu penutupan operasi pencarian. Meskipun demikian, mereka menyatakan bahwa akan tetap melanjutkan usaha dengan sekuat tenaga yang bisa dilakukan.

"Masih kita prioritaskan adalah misi penyelamatan, dengan harapan keduanya yaitu para awak kapal dapat ditemukan dalam kondisi yang aman," jelas Putu. ***

Penulis blog

Tidak ada komentar