Beranda
foreign policy
indonesia
international relations
NEWS
politics
Pakistan Kembalikan Petugas Perbatasan India Pasca Serangan di Kashmir
Redaksi
Mei 15, 2025

Pakistan Kembalikan Petugas Perbatasan India Pasca Serangan di Kashmir

NOIS.CO.ID -- , Jakarta - Pakistan memulangkan seorang penjaga perbatasan India yang ditangkap pada Rabu 14 Mei 2025, sebagai tanda baru detente Setelah traktat damai menutup perang berlangsung selama empat hari diantara dua negeri yang memiliki senjata nuklir itu.

Penjaga tersebut ditangkap sehari setelah serangan April di Kashmir yang dikelola India, yang menewaskan 26 orang. Serangan ini memicu serangan rudal, drone, serta jet tempur India ke Pakistan.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan pada 22 April tersebut, tetapi India menyalahkan Pakistan karena mendukungnya. Islamabad menolak tuduhan tersebut dan telah menyerukan penyelidikan independen.

"Purnam Kumar Shaw, yang telah ditahan oleh Pakistan Rangers sejak 23 April, diserahkan kepada India," kata Pasukan Keamanan Perbatasan India dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Channel NewsAsia .

Serah terima itu "dilaksanakan dengan damai dan sesuai dengan protokol yang ditetapkan", tambahnya.

Istri Shaw, Rajani, sebelumnya mengatakan kepada surat kabar Indian Express bahwa dia yakin suaminya akan kembali.

Semua harapan telah sirna," ujar Rajani Shaw, yang saat itu tengah mengandung. "Tetapi setelah perjanjian damai, pikiran saya mulai membaik, dan saya sepenuhnya percaya pada Tuhan bahwa suamiku akan pulang dalam kondisi baik-baik saja.

Pada hari Selasa, pasukan Pakistan merilis data terbaru tentang korban jiwa dalam pertarungan itu, menyebut serangan India yang “kejam dan tidak berdasar” telah membunuh 40 orang sipil, di antaranya tujuh wanita dan 15 anak-anak, bersamaan dengan meninggalnya sebelas personel militer mereka.

India menyebutkan bahwa 15 orang awam serta lima anggota militer meninggal dunia.

Walaupun terdapat pernyataan bersama mengenai pelanggaran awal tersebut, gencatan senjata sepertinya tetap berlangsung sampai hari Rabu.

Peristiwa kekerasan itu adalah yang paling parah sejak pertikaian terbuka terakhir di tahun 1999 dan menimbulkan khawatir internasional bisa menjalar hingga menjadi peperangan skala luas.

Militer Pakistan menyebut telah merenggut nyawa lima pesawat tempur India, namun mereka belum mengaku rugi satupun armada udaranya sendiri.

India belum mengungkapkan kehilangan satu pun pesawat.

Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi kepada rakyat pada Senin bahwa Pakistan telah memilih untuk menyerang daripada membantunya memerangi "terorisme".

"Bila ada serangan teroris berikutnya menyerang India, respons yang tegas akan diberikan," ujarnya.

Modi menuliskan di hari Selasa bahwa dia sudah berbincang dengan para anggota militer yang turut serta dalam pertempuran itu.

"Ini adalah suatu kehormatan besar untuk bertemu orang-orang yang mencerminkan keberanian, keteguhan hati, dan semangat juang. Kami sungguh mengucapkan terima kasih banyak kepada tentara kita karena segala upaya yang telah mereka pertebalkan demi negeri ini," ucapnya.

Kementerian Luar Negeri Pakistan menyampaikan dalam suatu pernyataan bahwa pihaknya tidak setuju dengan "komentar tantangan dan pemprovokasi" dari Modi serta sikapnya yang cenderung membuat cerita salah guna mendukung tindakan agresif.

"Pasti diketahui, kita akan mengawasi secara teliti langkah-langkah serta tingkah laku India terkait masalah ini dalam beberapa hari ke depan. Selain itu, kita mendorong komunitas global agar melakukannya pula," Kementerian Luar Negeri Pakistan menyatakan.

Kelompok militan sudah memperkuat tindakan mereka di daerah Kashmir milik India mulai tahun 2019, setelah pemerintah ultra-nasionals Hindu pimpinan Modi menghapus kemandirian yang ada dan menerapkan kontrol langsung dari ibukota New Delhi.

Kashmir dengan populasi mayoritas Muslim dipertentangkan secara penuh oleh kedua negara—dan telah terlibat dalam beberapa konflik di daerah itu sejak kemerdekaannya dari kekuasaan Inggris pada tahun 1947.

Penulis blog

Tidak ada komentar