
NOIS.CO.ID -- Mesin Diesel dari Toyota Kijang Innova akan kehilangan performa sejalan dengan penggunaan yang berkelanjutan.
Bengkel khusus untuk mesin diesel dan turbo, Rev Engineering, sering mendapat kendaraan dari pelanggan yang mengalami masalah seperti itu.
Banyak mobil yang ke bengkelnya untuk dicek dan mengembalikan performa mesinnya.
"Pertama dilakukan pengukuran terlebih dahulu performa Innova diesel menggunakan mesin dynamometer (dyno)," bilang Theodorus Suryajaya dari Rev Engineering.
Ukur dulu power standarnya berapa, Innova standarnya 102 sampai 105 dk, begitu di run, standar powernya cuma 80 sampaai 85 dk.
"Saya langsung periksa dulu boosting-nya normal atau tidak, untuk Innova kami sudah memiliki standar yaitu 0,8 bar, sedangkan yang satu ini hanya 0,4 bar," jelas Tedy.
Lalu di diagnosa dan terjadi ada yang tidak beres pada boostnya, untuk itu dilakukan pengecekan map sensor.
"Di map sensor ini ada filternya, seperti di Innova, Fortuner. Pertama lihat di filter itu, udah ada leaking oli belum," katanya.
Jika terdapat minyak pelumas, kami menggantinya dengan filter MAP sensor. Setelah disambungkan (dicek), tekanannya telah mencapai 0,8 bar dan tenaga mesin meningkat.
Akan tetapi, apabila kekuatan mesinnya belum kembali normal, maka akan diperiksa menggunakan alat gas analizer dan memeriksa rasio antara bahan bakar dengan udara (AFR).
"Tetapi tenaga yang dihasilkannya masih seperti pada tahun 1990an DK, dan campuran bahan bakarnya sangat kaya AFR. Itulah umumnya disebabkan oleh injector menuju pompa, jika sudah dari pompa, periksa jalur menggunakan alat pemindaian," jelas Teddy.
Pada tahap pengujian ini, terdapat istilah target dan actual (keadaan sebenarnya).
Misalkan ia menetapkan sasaran 1450 MPA, namun hasilnya hanya mencapai 1250 saja. Ini berarti kurang sekitar 200 MPA dari yang ditargetkan. Pastinya terjadi kebocoran dari injktor atau pompa tersebut,” jelas Teddy selaku pemimpin Rev Engineering di Kedoya, Jakarta Barat.
Tidak ada komentar