
NOIS.CO.ID --, JAKARTA — Asosiasi Perdagangan dan Industri Indonesia ( Kadin ) optimistis ekonomi dapat berkembang sebesar 5% pada semester II tahun 2025, meskipun saat ini masih mengalami kesulitan.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Sarman Simanjorang menyebut perlambatan ekonomi pada kuartal I tahun 2025 sebagai penanda serta alarm bagi pelaku bisnis dan pihak pemerintahan agar merancang taktik dan regulasi guna memacu pertumbuhan ekonomi di kuarter selanjutnya.
Meskipun demikian, Sarman menyoroti kurangnya dorongan untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga di kuartal kedua dan ketiga sebagai hambatan bagi Indonesia. Akan tetapi, ia berpendapat bahwa pemerintah dan sektor bisnis dapat meraih peluang dari momen liburan Natal dan Tahun Baru dalam kuartal keempat nanti.
“Itu menjadi catatan-catatan dan kita harus selalu optimis bagaimana kita mampu mengembalikan pertumbuhan ekonomi kita di kuartal II/2025 nanti di angka 5%,” kata Sarman kepada Bisnis, Senin (5/5/2025).
Sarman menuturkan pertumbuhan ekonomi yang melambat pada tiga bulan pertama 2025 juga telah diprediksi dunia usaha. Hal ini terlihat dari penurunan pemudik di Hari Raya Idulfitri dari 193 juta orang pada tahun lalu menjadi 146 juta orang di tahun ini. Alhasil, konsumsi rumah tangga dan perputaran uang tidak sebesar seperti tahun yang lalu.
"Meskipun kami tetap merasa optimis dapat menyentuh angka 5% pada triwulan pertama tahun 2025, namun fakta yang terjadi justru berada di angka 4,87%," katanya.
Sebaliknya, menurut Sarman, liburan Idulfitri merupakan momen dengan arus kas tertinggi di Indonesia, serta peningkatan konsumsi rumah tangga yang diantisipasi dapat memacu pertumbuhan ekonomi.
Kendati demikian, Sarman menyatakan pelaku usaha masih optimistis untuk berekspansi, meski pertumbuhan ekonomi sedikit tertekan.
“Dengan keseriusan dan juga responsif dari pemerintah, kami berharap bahwa pertumbuhan ekonomi kita ke depan ini juga akan semakin membaik,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia menegaskan Kadin akan mendukung berbagai upaya dan langkah yang dilakukan oleh pemerintah dengan berbagai program strategis, yang diharapkan mampu mendorong konsumsi rumah tangga bisa stabil dan meningkat ke depan.
Di samping itu, Kadin juga berharap pemerintah mampu menjaga stabilitas harga-harga pokok pangan agar tidak ada rasa kekhawatiran bagi masyarakat. Serta, tidak adanya kenaikan harga terhadap kebutuhan yang menyangkut hajat hidup orang banyak, seperti arga tarif listrik, gas, hingga bahan bakar minyak (BBM).
“Kami ingin agar konsumsi rumah tangga kita ke depan ini harus semakin optimal, karena bagaimanapun hampir 60% pertumbuhan ekonomi kita masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga,” pungkasnya.
Perlu dicatat bahwa penurunan laju perkembangan ekonomi masih berlangsung di awal tahun ini karena pemulahan konsumsi publik dan investasi, ditambah dengan pengeluaran pemerintah yang mengecil.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di kuarter I/2025 mencapai 4,87% secara tahunan, yang menunjukkan perlambatan dibandingkan dengan angka 5,11% year-on-year (yoy) pada kuarter I/2024.
Sehubungan dengan itu, pengeluaran keluarga yang menduduki posisi atas 50% dari Produk Domestik Bruto (PDB) hanya meningkat sebesar 4,89%. Hal ini menunjukkan angka tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya dan masih belum mencapai performa rata-ratanya yang selama ini tercatat bertambah 5%.
Sebaliknya, pengeluaran pemerintah menyusut sebesar 1,38% secara tahun-ke-tahun akibat upaya mengoptimalkan anggaran yang berfokus pada pemotongan biaya perjalanan dinas beserta pembelanjaan untuk barang dan jasa.
Tidak ada komentar