Kepala Desa Neglasari, Setiaman, menyatakan bahwa gelar pertunjukan seni Ronggeng Amen pada peringatan Ulang Tahun ke-41 Desa Neglasari tahun 2025 bertujuan untuk memperkuat pemahaman masyarakat mengenai pentingnya menjaga warisan budaya lokal di Kota Banjar.
"Pagelaran Ronggeng Amen ini tidak hanya menyediakan hiburan bagi masyarakat tetapi juga membawa makna filosofis tentang kerjasama dan persatuan. Semoga nilai-nilai dari pementasan tersebut dapat memberikan pendidikan kepada publik serta memupuk kesadaran akan pentingnya mencintai warisan budaya lokal," jelas Kepala Desa Setiaman.
Dijelaskan Kades Setiaman, pelestarian seni budaya tradisional yang dilaksanakan ini hasil kolaboratif antara Pemerintah Desa, Karang Taruna dan para pelaku seni. Diharapkan ini menjadi kunci utama untuk menjaga warisan budaya agar tetap hidup dan berkembang di masa depan.
Di tempat lain, Kepala Bagian Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar, H. Tatang Heryanto, mengungkapkan bahwa pertunjukan Ronggeng Amen pernah diselenggarakan pada puncak peringatan HUT ke-22 Kota Banjar tahun 2025 di Taman Kota Banjar.
Kami berharap agar Ronggeng Amen menjadi populer di kalangan publik secara menyeluruh, termasuk golongan pemuda. Hal tersebut sangat krusial untuk memastikan kesenian tradisional tetap bertahan serta relevan meski menghadapi perkembangan cepat dalam bidang kesenian kontemporer saat ini," jelasnya.
Menurut H.Tato, panggilan akrabnya, tarian Ronggeng Amen mencerminkan ciri khas dalam setiap gerakannya. Misalnya, Tatalu, Ibing Lulugu, Ibing Baksa, Ibing Gaul, serta Ibing Waled. Menurut dia, semua gerakan tersebut menunjukkan prinsip gotong royong dan kerjasama antar pemain. Hal ini terlihat ketika para penari ronggeng melaksanakan gerakan berputarnya, jelas H.Tato.
Tidak ada komentar