Beranda
business
commerce
ecology
indonesia
NEWS
Hilirisasi Kehutanan: Taiwan Sebagai Pasar Potensial untuk Ekspor Kayu
Redaksi
Mei 10, 2025

Hilirisasi Kehutanan: Taiwan Sebagai Pasar Potensial untuk Ekspor Kayu

NOIS.CO.ID -- Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni meresmikan pengiriman makanan kalengan yang dibuat dari kayu sengon menuju Taiwan di Yogya pada hari Rabu, tanggal 7 Mei. Menurut dia, hal tersebut merupakan komponen penting dalam proses pemurnian industri di bidang perkebunan. Pihak pemerintah bersedia membantu dengan menyediakan area penanaman khusus serta memberikan benih sengon berkualitas tertentu atau melakukan campur tangan melalui regulasi lainnya sebagai dukungan tambahan.

Produk dari bahan kayu sengon dieksportkan oleh usaha kecil dan menengah (UMKM) bernama CV. Tunas Jaya Abadi (TJA), yang berlokasi di Dusun Srontakan, Bantul, Jogja. Di Taiwan, kotak makan tersebut dipergunakan untuk jasa makanan pada kereta api. Eksport ini dilaksanakan setiap 2 hingga 3 minggu sekali dengan volume per ekspedisi mencapai satu container yang berisikan antara 800 hingga 850 unit.

Pada kesempatan tersebut, sang raja secara langsung mengamati proses produksi barang. Ia memulainya dengan pemeriksaan potongannya pada kayu sengon, lalu dia menyaksikan tahap pengeringan dan penyusutan ukuran, sampai ke langkah akhir yaitu pengemasan. Dalam fabrikasi kotak makan ini, banyak penduduk setempat terlibat dimana kurang lebih delapan puluh persennya merupakan wanita.

Dia menyebut proses produksi tersebut sebagai teladan untuk program yang diharapkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Yakni penerapan hilirisasi industri kayu. Hal ini pada gilirannya akan menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bagi penduduk setempat di wilayah perbatasan hutan.

"Kemarin, saya terpukau menyadari seberapa kaya dan luas dunia kerja dalam industri perhutanan," ujarnya. Usaha untuk mengekspor kotak makan itu mencerminkan tahap pengolahan lanjutan dari hasil hutan serta pembuatan lapangan kerja baru.

Kepala industri tersebut mengobrol tentang segala hal yang dibutuhkan guna meningkatkan output dan juga merintis strategi penjualan di pasar lokal serta global. Dia menyatakan, “Sebenarnya, yang dapat saya usulkan hanyalah dengan cara bertanya tentang aspek-aspek utama dari regulasi,” Ucapnya. Beliau memberikan contoh bahwa peraturan-peraturan tertentu seumpamanya yang bisa ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup, untuk membantu ataupun mempertinggi kapasitas bisnis.

"Sebagai contoh mengenai hutan bahan bakunya, ini berarti kita mungkin dapat mencari solusi untuk penanaman di lokasi yang tepat," terangnya. Seandainya benih sengon dikembangkan menggunakan teknik budidaya spesifik, agar pertumbuhanannya menjadi lebih pesat.

Politisi dari PSI tersebut juga menyampaikan bahwa mereka akan mendukung identifikasi perusahaan-perusahaan yang kelak bisa memasukkan produk kotak makan buatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Mereka berpendapat bahwa sektor bisnis F&B dengan visi jangka panjanglah yang paling potensial untuk bekerja sama. Menurut politisi ini, kehadiran kotak makan tak sekadar terfokus pada proses produksi barang-barang kayu saja. Namun lebih kepada meningkatkan pemahaman tentang pentingnya pelestarian lingkungan hidup. Terlebih lagi dalam upaya menekan konsumsi bahan-bahan seperti plastik atau Styrofoam sebagai langkah menuju gaya hidup ramah lingkungan.

Berikut penjelasannya, barang yang dijual ke luar negeri ini menggunakan bahan baku kayu hasil tanam dari Area Penggunaan Lain (APL), dan bukan berasal dari wilayah hutan milik pemerintah. Oleh karena itu, hal tersebut tidak tergolong sebagai praktik ilegal felling of trees.

Pemanfaatan kayu sengon untuk membuat kotak makan tersebut tidak termasuk dalam kegiatan penggundulan hutan. Sedangkan kayu rakyat adalah jenis kayu yang diproses dan didapatkan dari pohon-pohon hasil tanam petani atau juga bisa berasal dari pohon liar yang tumbuh di area milik warga setempat.

Penulis blog

Tidak ada komentar