NOIS.CO.ID -- Air mata ibu dari M Alfan, seorang pelajar di SMK Mojokerto yang hilang.
Saya khawatir anaknya telah disiksa kemudian melompat ke sungai.
Petugas Satuan Reserse Krisis Kriminal Polres Mojokerto terus menggali lebih dalam tentang faktor-faktor yang menyebabkan meninggalnya M Alfan (18), seorang pelajar dari SMK Mojosari. Jasad korban diketemukan di sungai Brantas, desa Bulang, kecamatan Prambon, kabupaten Sidoarjo pada hari Senin tanggal 5 Mei 2025.
Agar menyelesaikan teka-teki tentang kematiannya seorang siswi kelas 2 SMK Raden Rahmat, kepolisian Resor Mojokerto meminta bantuan pakar forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong. Pertemuan ini juga melibatkan anggota keluarga dan perwakilan tim pengacara mereka.
Berdasarkan laporan postmortem forensik, diperkirakan bahwa kematian korban disebabkan oleh kecelakaan tenggelam di sungai.
Dr. Deka Bagus Binarsa dari Dokter Spesialis Forensik RS Bhayangkara Pusdik Porong menyebutkan bahwa hasil autopsi dan pemeriksaan fisik pada jenazah tersebut tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan.
Setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh, ternyata terdapat tanah liat dalam jalur pernafasan bagian bawah yang membuktikan jika korban telah meminum cairan sebelum akhirnya meninggal dunia," ungkap Dr Deka saat berbicara dengan jurnalis pada hari Kamis, 22 Mei 2025.
Kurangnya saksi mata di tempat peristiwa menyebabkan kematiannya tampak mencurigakan. Hingga kini, tidak ada laporan dari penduduk setempat yang mengatakan bahwa mereka melihat korban disiksa ataupun melompat ke dalam Sungai itu.
Berdasarkan analisis yang mengacu pada hasil visum et postmortem, diperkirakan bahwa korbannya mungkin masih bernapas ketika meloncat ke Sungai tersebut.

"Ini berarti dapat disimpulkan bahwa ketika terjun ke dalam air, Saudara Alfan masih bernapas. Selanjutnya, hasil lab dari sampel sum-sum tulang mendukung hal ini dan menunjukkan hasil positif. Oleh karena itu, orang tersebut memang meninggal dunia karena tenggelam," jelas Deka.
Keadaan mayat telah mencapai tahap pengomposan sekitar 3 sampai 5 hari ketika korban ditemukan di sungai Brantas.
Beberapa helai rambut menghilang dan terdapat bekas biru keunguan di area dadanya.
"Saya minta maaf, pada tahap pengomposan tersebut telah berlangsung selama 3 sampai 5 hari sehingga dapat menyingkirkan lapisan pelindung kulit (kutikula), dan dibawahnya terdapat akar rambut yang kemungkinan besar akan tertarik bersamanya. Proses pengomposan ini membuat lapisan kulit menjadi lepas, khususnya dengan adanya aliran air sungai yang kuat," penjelasannya.
Deka menjelaskan bahwa area dada yang tampak berwarna ungu biru adalah tanda memar kematian (livor mortis) pada tahap pengomposanan. Apabila ini benar luka tersebut, tentunya di bawah lapisannya akan terdapat jaringan berdarah.
"Sesudah kami teliti dan menjalani prosedur bedah, jika memang terdapat memar, maka harusnya ada pengumpulan darah pada lapisan dalam. Akan tetapi, tak ditemukannya jejak darah tersebut serta tidak adanya petunjuk kekerasan menandakan bahwa hal ini hanyalah bekas hematoma dari tubuh yang mulai mengalami proses pembusukan," tutupnya.
Dan disinyalirkan bahwa Alfan telah tiada selama 3-5 hari ketika mayatnya baru ditemui di Sungai Brantas area Sidoarjo pada hari Senin (5/5/2025) petang. Mayat si korbannya pun langsung dievakusi menuju RS Bhayangkara Pusdik Porong kurang lebih pukul 18.30 Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB).
Deka menjelaskan bahwa hasil autopsy tersebut bertujuan untuk mengklarifikasi sebab pasti kematian korban.
"Kita tentu mampu mengenali perbedaan antara seseorang yang masuk ke dalam air ketika masih hidup dengan orang yang telah meninggal sebelum terjun ke air. Ciri-cirinya sangat jelas terlihat bedanya melalui proses otopsi, dan hal ini membuktikan bahwa korbannya meninggal karena tenggelam," paparnya.
Kelompok keluarga yang terdampak merasa bahwa Alfan meninggal dalam keadaan aneh. Ibunya, Jamik (55), penduduk desa Kaligoro, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto, menyatakan bahawa putranya itu hilang setelah pulang sekolah.
Keluarga tersebut terus mencoba menemukan sang adik yang merupakan anak keempat dalam jumlah saudara mereka sampai larut malam tetapi masih belum berhasil. Saudara laki-laki korban, Diki Sukono, menerima kabar bahwa tas dan sepatu milik korban telah ditemukan oleh penduduk di dekat Sungai Desa Kedungmungal, Pungging, pada hari Minggu (4/5/2025).
"Saya belum juga melihat anak saya kembali dari sekolah; setelah mencari-cari tanpa hasil, akhirnya saudaranya menemukan tas dan sepatunya," jelas Jamik saat berbicara dengan reporter di rumahnya.
Pada hari Senin tanggal 5 Mei 2025, Jamik secara sukarela mengunjungi sekolah para korban di SMK Raden Rahmat yang ada di Mojosari pada pagi hari tersebut. Di sana ia bertemu dengan dua teman kelas korban yakni SM dan RF, mereka adalah orang-orang terakhir yang diketahui bersama korban.
Dari sana diketahui bahwa korban bersama SM dijemput di sekolah oleh R, yaitu paman dari RF pada hari Sabtu tanggal 3 Mei 2025. Sebelum insiden tersebut terjadi, keluarganya menerima laporan dari penduduk setempat yang menyaksikan korban sedang berlarian di area sekitar Sungai Desa Kedungmungal.
"Saya mengunjungi konselorBK di sekolah lalu bertemu dengan beberapa teman dari anak saya sekitar pukul 10:18 WIB, dan guru tersebut menyatakan bahwa anak saya belum juga pulang usai kegiatan belajar berakhir," ungkapnya.
Sepertinya Jamik mengalami perasaan tidak baik tentang insiden yang menimpakan putranya. Keluarganya menerima berita sedih tersebut, mayat dari seorang siswa yang dikenali sebagai Alfan ditemukan di Sungai Brantas dalam keadaan telah tiada. "Ya, (korban) ditemukan di sungai dan sudah meninggal," kata mereka.
Dia curiga bahwa putranya telah mengalami pemukulan berat sehingga memutuskan untuk terjun ke dalam Sungai itu.
"Saat putraku tersandung ke sungai, dia tetap mampu berenang dan meminta bantuan kepada penduduk setempat. Saya curiga ada penganiayaan yang dialami oleh anak saya. Pokoknya saya tak terima saja, bagaimana caranya anak saya pergi dengan baik-baik untuk belajar di sekolah, namun kembali dalam kondisi meninggal dunia," keluhannya.
Artikel ini sudah dipublikasikan di Surya.co.id
(*/NOIS.CO.ID --)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Periksa juga berita atau detail tambahan di Facebook , Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Tidak ada komentar