
NOIS.CO.ID -- , JAKARTA — Lembaga Pembiayaan Rumah Susun bagi Masyarakat ( BP Tapera ) menyebut Provinsi Jawa Barat menjadi area dengan kontribusi tertinggi dalam pelaksanaan distribusi perumahan bersubsidi atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLP) FLPP ).
Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho mengatakan bahwa organisasi yang dipimpinnya sudah menyebarluaskannya sekitar 19.970 unit hunian bersubsidi di wilayah Jawa Barat dan jumlah tersebut bernilai keseluruhan hinggaRp2,4 triliun.
"Teruntuk Jawa Barat, mereka sukses dalam mendukung distribusi kami dengan total 19.970 unit hunian bernilai Rp2,4 triliun," ungkap Heru saat diwawancara pada Rabu (7/5/2025).
Pada saat bersamaan, sesuai dengan laporan yang diberikan, antara tanggal 1 Januari 2025 sampai dengan 5 Mei 2025, BP Tapera sudah mendistribusikan sebanyak 84.173 unit perumahan bersubsidi dengan total nilai mencapai Rp10,42 triliun.
Di luar kontribusi dari pelaksanaan di Propinsi Jawa Barat, Propinsi Jawa Tengah menempati urutan kedua dalam hal penyaluran dengan total 7.586 unit bernilai Rp902,51 miliar, disusul oleh Sulawesi Selatan yang berada pada peringkat tiga dengan jumlah 6.607 unit (setara dengan Rp823,89 miliar).
Selanjutnya, Provinsi Banten melaporkan penyaluran sebanyak 6.211 unit (senilai Rp778,59 miliar), Jawa Timur dengan jumlah 5.232 unit (setara Rp620,15 miliar), serta Sumatera Selatan mengirimkan 4.876 unit (total nilai Rp582,56 miliar).
Berikutnya, beberapa daerah yang termasuk dalam sepuluh besar penyediaan rumah FLPP tertinggi adalah Sumatera Utara dengan 3.659 unit (seharga Rp434,33 miliar), Kalimantan Selatan memiliki 3.541 unit (senilai Rp460,69 miliar), Riau menyumbang 2.891 unit (setara Rp339,87 miliar), Kalimantan Barat menghasilkan 2.651 unit (dengan nilai Rp343,16 miliar) serta Sulawesi Tenggara mencapai 2.635 unit (total senilai Rp326,43 miliar).
Perlu dicatat bahwa alokasi FLPP untuk tahun ini diatur sebanyak 220.000 unit. Akan tetapi, direncanakan akan ada penurunan jumlahnya menjadi 350.000 unit dalam jangka pendek.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan bahwa jumlah alokasi FLPP direncanakan bertambah menjadi 130.000 unit lebih banyak daripada target tahun 2025 yaitu sebesar 220.000 unit saat ini.
"Terdapat niat untuk memperbesar sasaran dari informasi terakhir yang kami peroleh, jumlah tersebut akan bertambah dari 220.000 unit hingga mencapai 350.000 unit," ungkap Sri Mulyani saat memberikan keterangan pada Rapat Dewan Stabilitas Sistem Keuangan (DSKL), Kamis (24/4/2025).
Tidak ada komentar