NOIS.CO.ID -- - Ketika Persib Bandung secara resmi menutup gelaran juara Liga 1 musim 2024/2025, tepukan tangan dan suara riang kegembiraan tidak hanya bergema di setiap sudut Jawa Barat. Pesan-pesan ucapan selamat juga bermuatan dari pelosok dunia, termasuk dari salah satu eks pemain legendarisnya, Michael Essien.
Dengan postingan pendek di akun X (dahulu dikenal sebagai Twitter), mantan pemain tengah Real Madrid dan Chelsea tersebut menyampaikan kebanggaannya terhadap prestasi tim yang pernah dibelanya.
"Selamat @persib #backtoback #bobotoh," tulis Essien, disertai dengan emoji bintang biru khas tersebut.
Kalimat tersebut segera menimbulkan respon berupa emosi yang kuat di kalangan Bobotoh. Banyak dari mereka menjawab dengan pesan-pesan yang mendalam serta nada rasa bangga.
Meskipun Michael Essien hanya menghabiskan satu musim bersama Persib, kedatangan dia di Liga 1 Indonesia pada tahun 2017 menciptakan gelombang besar sendiri. Dia adalah atlet dengan profil tertinggi yang telah bertarung di liga utama sepak bola tanah air ini. Menurut informasi dari situs Transfermarkt, Essien terlibat dalam total 29 pertandingan dan berhasil mencetak lima gol ditambah satu assist — pencapaian yang sangat menonjol bagi seorang pesepakbola berusia 34 tahun waktu itu.
Meskipun nama terkenal Essien berhasil meningkatkan profil Persib di kancah internasional, kedatangan dia justru berlangsung pada masa yang tidak ideal. Ketika dirinya tiba di Bandung, tim Maung Bandung sedang menjalani proses perubahan dan mengalami tantangan untuk bersaing di puncak klasemen.
Musim 2017 berakhir dengan Persib tersandera di posisi ke-13 tabel klasemen. Dalam total 34 laga, tim tersebut cuma meraup sembilan kemenangan sementara mengalami kekalahan sebanyak 11 kali, mencatatkan selisih gol yang sangat dekat yaitu 39 gol dicetak dan 34 digolakan lawan. Hal ini jauh melampaui harapan saat Essien dipertunjukkan dengan megahnya.
Salah satu langkah pengelolaan untuk mengubah keadaan, Persib merombak tim mereka pada musim selanjutnya. Pada awal Liga 1 tahun 2018, kontrak Essien dicabut. Tindakan ini dilakukan agar bisa menandatangani striker dari Argentina bernama Jonathan Bauman, yang setelah itu berhasil mencetak banyak gol dan menjadi pasangan efektif dengan Ezechiel N'Douassel.
Bauman membalas kepercayanya tersebut dengan menyumbang 12 gol dalam 26 pertandingan. Dengan kontribusi Ezechiel sebagai pencetak gol terbanyak tim dengan 17 gol dari 23 penampilan, Persib mampu menampilkan permainan yang lebih berkompetisi dan finis di urutan ke empat pada tabel akhir klasemen — sebuah kemajuan signifikan dibandingkan musim sebelumnya.
Di luar kedua nama tersebut, beberapa pemain lain seperti Bojan Malisic, Supardi Nasir, Ghozali Siregar, serta Dedi Kusnandar juga tampil dengan apik. Pertahanan terlihat semakin kokoh berkat pengalaman Supardi dan kekuatan bertahan Bojan. Di samping itu, Ghozali dan Dedi turut menghadirkan dampak besar dari posisi sayap hingga area tengah lapangan.
Patrick Wanggai yang berasal dari Sriwijaya FC pun berhasil menarik perhatian lewat sejumlah gol krusialnya. Keseluruhan ini merupakan bagian dari cerita pada tahun 2018: satu musim transisi yang berfungsi sebagai pijakan menuju masa depan lebih terarah dan solid.
Sekarang, tujuh tahun sejak Essien meninggalkan tim, Persib tidak lagi sebagai klub yang tengah memperbaiki diri. Kemenangan mereka dalam mendapatkan gelar juara Liga 1 musim 2024/2025 menandakan pemulihan bagi Maung Bandung. Memenangkan trofi keempat pada masa Liga Indonesia ini sangat luar biasa karena Pertamina United berhasil mencapainya dengan cara bertanding secara langsung seluruh musim tanpa harus melalui babak play-off. Selanjutnya, mereka menjadi klub pertama yang sukses mengangkat tropi Liga 1 di stadion rumah sendiri yaitu di Kota Bandung.
Dengan posisi sebagai juara bertahan selama dua tahun berturut-turut, seragam Persib untuk musim mendatang akan dilengkapi dengan empat bintang di dadanya—menjadi simbol kesuksesan dari berbagai era. Di samping itu, terdapat kontribusi besar Michael Essien yang membantu meninggikan pamor tim ini di kancah internasional.
Essien mungkin tiba pada saat yang kurang tepat. Namun dalam rentetan sejarah panjang Persib, namanya pasti masih akan dikenal sebagai figur internasional yang menghadirkan perhatian global ke Stadion Gelora Bandung Lautan Api. Dan saat ini tim yang pernah dibelanya telah bangkit lagi, dia tidak melupakan untuk menyapa.
Sekali biru, tetap biru.
Redaksi
Tidak ada komentar