Beranda
business
economic policy
economics
finance news
investing business news
Peringatan Resesi 2026: Kuasai Kiat Keuangan untuk Hindari Krisis Ekonomi
Redaksi
Mei 10, 2025

Peringatan Resesi 2026: Kuasai Kiat Keuangan untuk Hindari Krisis Ekonomi

NOIS.CO.ID -- Indikasi-indikasi perlambatan ekonomi mulai kelihatan. Berdasarkan kutipan ini: LPEM FEB UI Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada awal tahun 2025 belum mengalami kenaikan yang berarti, walaupun ada ekspektasi kuat menjelang masa pembelanjaan besar selama Ramadhan dan Idul Fitri 2025.

Penurunan kemampuan pembelian publik ini mengindikasikan bahwa perekonomian dalam negeri masih belum kembali sepenuhnya dan seragam, dengan ancaman terkena gelombang resesi.

Di samping itu, sebuah penelitian terkini yang diluncurkan oleh Bloomberg memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2026 diperkirakan hanya akan sekitar 4,90%, yang merupakan penurunan dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya yaitu 5,1%.

Bahkan, tujuh ahli ekonomi yang diwawancara memprediksi bahwa kemungkinan terjadi resesi dalam waktu 12 bulan mendatang sebesar 10%.

Angka-angka diatas memang terlihat kecil, namun cukup untuk mencerminkan fondasi ekonomi nasional yang penuh dengan ketidakpastian.

Di tengah bayang-bayang perlambatan ekonomi, strategi keuangan yang tepat bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan.

Dilansir dari djkn.kemenkeu.go.id Berikut adalah sejumlah cara untuk dapat bertahan dalam menghadapi kondisi keuangan yang tak menentu: 1. Buatlah anggaran bulanan. 2. Hemat pengeluaran dan kurangi pembelian barang-barang non-esensial. 3. Ciptakan dana darurat jika belum memiliki satu. 4. Pertimbangkan investasi jangka pendek dengan risiko terkontrol. 5. Tingkatkan keterampilan atau carilah pekerjaan sampingan. 6. Jaga hubungan baik dengan bank atau lembaga finansial lainnya. Dengan menerapkan strategi-strategi ini, Anda akan lebih siap mengantisipasi fluktuasi ekonomi.

1. Prioritaskan kebutuhan pokok

Menentukan perbedaan antara keperluan dan kemauan merupakan aspek penting dalam menghadapi kondisi finansial yang tak terduga. Kurangi pembelian produk konsumsi berlebihan atau mewah yang bukan prioritas, sementara fokuslah pada kebutuhan dasar seperti pangan, akomodasi, kesejahteraan kesehatan, dan biaya pendidikan.

2. Perkuat literasi keuangan

Menghadapi resesi menuntut pemahaman dalam meningkatkan pengelolaan uang dengan cara yang lebih baik. Langkah pertama dapat dimulai dengan menyusun budget harian atau mingguan, meningkatkan jumlah dana cadangan, dan memilh jenis investasi yang sesuai.

Berinvestasi dalam saham maupun sukuk mengandung risiko yang lebih besar ketika kondisi perekonomian tak menentu. Karenanya, dapat diperhitungkan untuk beralih ke instrumen investasi dengan stabilitas yang lebih baik, sepetuti emas ataupun deposito.

3. Temukan pendapatan ekstra lainnya

Apabila diperhatikan pendapatannya kurang memadai untuk mengelola keuangan, maka mencari sumber pemasukan ekstra bisa jadi opsi yang layak dipikirkan.

Buatlah kesempatan bisnis terbaru dalam menghadapi berbagai rintangan dengan meningkatkan keterampilan yang dimiliki, misalnya keahlian digital, seni buatan, atau layanan.

Lebih lanjut, dapat pula dengan menempuh pelatihan guna meningkatkan kemampuan baru yang cocok dengan permintaan industri.

Jika dihubungkan dengan kemampuan menguasai teknologi, kesempatan untuk mendapatkan pendapatan ekstra ini dapat dilaksanakan secara online, termasuk menerima pembayaran berupa dolar AS.

4. Hindari utang berjangka waktu lama

Kementerian Keuangan Republik Indonesia menyarankan agar masyarakat menjauhi beragam bentuk kredit, terlebih lagi yang memiliki periode waktu lama.

Ini disebabkan tingkat suku bunga perbankan akan naik dengan cukup besar ketika resesi melanda. Terlebih lagi, jika peminjamannya muncul karena gaya hidup boros.

Sebagai alternatif, masyarakat dapat mempertimbangkan perbankan syariah, khususnya yang berkompeten dalam menangani dana publik dengan model bisnis yang solid lewat kontrak yang transparan dari awal.

5. Terapkanlah pola hidup yang hemat dan tidak berlebihan

Menyesuaikan cara hidup di tengah tekanan finansial menjadi kuncinya dalam merancang strategi keuangan ketika menghadapi resesi.

Gaya hidup simpel ini tak sekadar mempermudah masalah keuangan, tetapi juga menciptakan perilaku yang lebih baik dalam hal pengaturan uang.

Menekan frekuensi makan di restoran, beralih ke kendaraan umum, dan memilih hiburan yang lebih ekonomis merupakan beberapa tindakan sederhana yang dapat memberikan dampak signifikan. (*)

Penulis blog

Tidak ada komentar