
NOIS.CO.ID --, JAKARTA — Aliran modal asing Catatan menunjukkan modal asing masuk sebesar Rp14,73 triliun ke pasar keuangan dalam negeri pada minggu ketiga bulan Mei tahun 2025, tepat setelah penyesuaian suku bunga acuan. BI Rate dipangkas pada pekan ini.
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramadan Denny Prakoso mengatakan bahwa penanaman modal ini sesuai dengan keadaan ekonomi global dan dalam negeri yang memfasilitasi investor luar negeri untuk menyetor dana mereka di tanah air.
"Menurut data transaksi dari tanggal 19 hingga 22 Mei 2025, para non-residen mencatatkan pembelian bersih total senilai Rp14,73 triliun. Ini termasuk pembelian bersih sebesar Rp1,54 triliun di bursa saham dan Rp14,13 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), sementara ada penjualan bersih sebesar Rp0,95 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia [SRBI]," katanya dalam pernyataan resmi yang dirilis pada hari Sabtu, 24 Mei 2025.
Mengamati dari seluruh tahun 2025 atau dengan demikian year to date Berdasarkan data hingga 22 Mei 2025, menurut YtD, nonresiden mencatatkan penjualan bersih senilai Rp47,52 triliun di bursa saham danRp14,52 triliun di SRBI, sementara itu mereka juga melakukan pembelian bersih sebesar Rp40,06 triliun pada pasar SBN.
Aliran dana masuk yang signifikan — setidaknya menurut catatan — cukup besar. Bisnis , menempati posisi tertinggi selama sembilan bulan terakhir—memacu rupiah untuk mengalami kenaikan.
Terbukti nilai tukar rupiah Terkait dolar Amerika Serikat di awal jam kerja pagi hari Jumat (23/5/2025), nilai tukarnya berada di posisi pembukaan sebesar (bid) Rp16.300 untuk setiap dolar AS. Sejalan dengan itu, merujuk pada data yang ada, Bloomberg Rupiah berakhir melemah sebesar 0,67% menjadi Rp16.217 per dolar AS.
Adapun, imbal hasil atau yield SBN Tenor 10 tahun berkurang menjadi 6,82% pada hari Jumat (23/5/2025), menurunkan posisi dari hari Kamis (22/5/2025) yang mencapai 6,83%.
Tampaknya demikian, premi dari credit default swap (CDS) Indonesia jangka waktu 5 tahun pada tanggal 22 Mei 2025 adalah 82,20 bps, mengalami kenaikan yang cukup kecil jika dibandingkan dengan angka di 16 Mei 2025 yaitu 81,56 bps.
Kestabilan nilai tukar rupiah yang semakin membaik juga dipengaruhi oleh performa indeks dolar (DXY), yang merosot ketika ditradingkan hari Kamis tanggal 22 Mei 2025 hingga mencapai angka 99,96 di hadapan enam mata uang global utama. Pergerakan ini dilanjutkan dan tetap menunjukkan tren penurunan sampai akhir sesi perdagangan pada Jum'at tanggal 23 Mei 2025 dengan posisi sebesar 99,44.
Sementara itu, imbal hasil/yield obligasi Pemerintah Amerika Serikat atau Catatan UST 10 Tahun mengalami kenaikan hingga mencapai tingkat 4,529 persen.
"Bank Indonesia terus meningkatkan kerja sama dengan Pemerintah dan lembaga berwenang lainnya serta menyempurnakan langkah-langkah kombinasi kebijakannya guna menopang stabilitas luar negeri perekonomian Indonesia," demikian penjelasan Denny.
Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan bahwa arus dana asing ke Surat Berharga Negara (SBN) yang mendukung pelemahan nilai tukar rupiah merupakan salah satu faktor Bank Sentral menurunkan tingkat suku bunga BI sebanyak 25 basis poin dari 5,75% menjadi 5,5%, pada hari Rabu (21/5/2025).
Oleh karena itu hal ini pula yang menjadikan kita demikian. confident Untuk mengurangi tingkat suku bunga BI Rate dalam rapat dewan gubernur hari ini [ Rabu ]," katanya.
Tidak ada komentar