TEHERAN, NOIS.CO.ID – Pemerintah Iran membantah klaim Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyatakan telah tercapai kesepakatan gencatan senjata antara Iran dan Israel.
Dalam pernyataan yang disampaikan melalui media sosial, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menegaskan bahwa belum ada persetujuan formal untuk menghentikan operasi militer.
"Saat ini, tidak ada 'kesepakatan' mengenai gencatan senjata atau penghentian operasi militer apa pun," katanya. Araghchi melalui akun X-nya.
"Tetapi, jika rezim Israel menghentikan agresi ilegalnya terhadap rakyat Iran selambatnya pukul 4 dini hari waktu Teheran, kami tidak punya niat untuk meneruskan respons kami setelahnya."
"Keputusan akhir mengenai penghentian operasi militer kami akan dibuat kemudian."
Pernyataan tersebut muncul beberapa menit setelah Trump mengumumkan di platform Truth Social bahwa gencatan senjata bertahap akan dimulai tengah malam waktu AS, dan akan menjadi “Akhir Resmi” dari perang yang telah berlangsung hampir dua pekan.
"Operasi militer oleh Angkatan Bersenjata kita yang kuat untuk menghukum Israel atas agresinya terus berlanjut hingga menit terakhir, yaitu pukul 4 pagi," tegasnya.
"Dengan seluruh rakyat Iran, saya mengucapkan terima kasih kepada Angkatan Bersenjata kita yang gagah berani, yang tetap siap membela tanah air tercinta hingga tetes darah terakhir, dan yang membalas setiap serangan musuh hingga detik terakhir," kata Araghchi.
Serangan Balasan Iran di Tengah Klaim Gencatan Senjata
Sebelumnya, Iran meluncurkan serangan rudal terbatas ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar pada Senin (23/6/2025), sebagai bentuk pembalasan atas serangan udara AS ke tiga fasilitas nuklir utamanya. Serangan itu dilaporkan tidak menimbulkan korban jiwa.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan bahwa negaranya tidak mencari perang.
"Kami tidak memulai perang ini, dan kami tidak mencarinya. Tapi kami juga tidak akan membiarkan invasi terhadap Iran tanpa jawaban," katanya melalui platform X, Senin (23/6/2025).
Iran juga menyebut jumlah rudal yang ditembakkan ke pangkalan AS setara dengan jumlah bom yang dijatuhkan Washington ke situs nuklir Iran pada akhir pekan lalu.
Di dalam negeri, media Iran menyoroti klaim gencatan senjata Trump sebagai “sepihak” dan menyatakan Israel masih melanjutkan serangannya ke berbagai wilayah di Iran.
“Sama waktu klaim Trump tentang gencatan senjata, musuh Zionis menyerang beberapa titik di Teheran, Urmia, dan Rasht, termasuk wilayah pemukiman di ibu kota,” demikian laporan televisi nasional Iran.
Pemerintah Iran bahkan mengeluarkan peringatan kepada warga Ramat Gan, Israel, dan menyatakan akan membalas jika infrastruktur militer masih digunakan untuk menyerang.
Israel Mengklaim Serangan ke Simbol Kekuasaan Iran
Dalam eskalasi terbaru, Israel mengeklaim menyerang target “simbolik” di Iran, termasuk markas militer dan gerbang penjara Evin, yang dikenal menahan tahanan politik serta warga negara asing.
Televisi Iran menayangkan rekaman yang diklaim berasal dari dalam penjara, menunjukkan situasi tetap terkendali. Namun, kelompok-kelompok HAM menyatakan kekhawatiran terhadap keselamatan para tahanan, terutama mereka yang sebelumnya terlibat dalam aksi protes.
Selain itu, Israel juga menargetkan akses jalan menuju fasilitas pengayaan uranium Fordo, salah satu situs strategis yang juga sempat dibombardir oleh AS.
Meskipun memberikan respons militer, Iran menunjukkan indikasi ingin menahan eskalasi. Serangan ke Qatar dilakukan di area tidak berpenduduk, dan Iran disebut memberikan peringatan dini kepada AS sebelum serangan.
Sementara itu, Rusia — salah satu sekutu utama Iran — menyebut serangan AS dan Israel sebagai “agresi yang tidak beralasan.”
Presiden Vladimir Putin menyatakan akan mencari jalan keluar dari krisis ini bersama mitra regional.
Data dari kelompok Aktivis Hak Asasi Manusia yang berbasis di Washington mencatat serangan Israel terhadap Iran telah menewaskan setidaknya 974 orang dan melukai lebih dari 3.400 lainnya.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 387 adalah warga sipil dan 268 merupakan anggota pasukan keamanan.
Sebaliknya, serangan balasan Iran ke Israel menewaskan setidaknya 24 orang dan melukai lebih dari 1.000 lainnya.
Redaksi
Tidak ada komentar