Beranda
NEWS
9 Fakta Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya yang Tenggelam di Selat Bali: 29 Korban Masih Hilang, WN Malaysia Tidak Terdaftar dalam Manifes
Redaksi
Juli 06, 2025

9 Fakta Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya yang Tenggelam di Selat Bali: 29 Korban Masih Hilang, WN Malaysia Tidak Terdaftar dalam Manifes

NOIS.CO.ID Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya dilaporkan tenggelam di Selat Bali saat menyeberang dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali pada Kamis dini hari (3/7).

Tim SAR telah mengevakuasi sedikitnya 36 orang dari kapal tersebut, di mana 6 di antaranya dalam kondisi meninggal dunia. Pencarian korban masih akan dilanjutkan hari ini.

Berikut fakta-fakta yang dirangkum oleh NOIS.CO.ID dari tragedi tenggelamnya KMP Tunu Prama Jaya di Selat Bali

1. Kirim Sinyal Darurat Sebelum Tenggelam

Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit mengatakan insiden nahas ini terjadi tidak lama setelah kapal berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali pada Rabu (2/7) pukul 23.35 WIB.

"Sebelum blackout, KMP Tunu Pratama Jaya sempat meminta tolong melalui channel 17 pada pukul 00.16 WITA, karena mengalami kebocoran di ruang mesin," kata Nanang selaku SAR Mission Coordinator dalam operasi ini, Kamis (3/7).

Beberapa menit kemudian, pukul 00.19 WITA, kapal tersebut mengalami black out. Kapal diinformasikan terbalik dan hanyut ke arah selatan di titik koordinat -08°09,371', 114°25,1569'.

2. KMP Tunu Pratama Mengangkut 65 Orang dan 22 Kendaraan

Berdasarkan data manifest KMP Tunu Pratama Jaya, pada saat kejadian kapal sedang membawa 53 orang penumpang, 12 kru kapal, dan 22 kendaraan.

3. Presiden Prabowo dan Menhub Instruksikan Penanganan Cepat

Melalui Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Presiden Prabowo Subianto meminta jajarannya untuk sigap menyelamatkan korban dan terus memantau jalannya operasi penyelamatan.

"Bapak Presiden menerima laporan dan informasi dari Tanah Air bahwa telah terjadi kecelakaan tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali akibat cuaca buruk," kata Seskab Teddy dari Makkah, Kamis (3/7).

Sementara itu, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menginstruksikan jajaran Kemenhub dan stakeholder terkait untuk mempercepat proses pencarian dan pertolongan kecelakaan di Selat Bali.

"Saya instruksikan proses tersebut (pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya) dipercepat, dengan mengedepankan koordinasi dan keselamatan," ujar Menhub Dudy di Jakarta, Kamis (3/7).

4. Hari Pertama Pencarian: 36 Korban Dievakuasi

Tim SAR gabungan bergegas melakukan pencarian korban di sekitar titik koordinat kapal tenggelam. Pada hari pertama, sebanyak 36 korban berhasil dievakuasi, dengan rincian 30 korban selamat dan 6 korban meninggal dunia.

Sebagian besar korban ditemukan di perairan Pebuahan Jembrana. Dengan demikian, jika merujuk pada data manifest, masih ada 29 korban KMP Tunu Pratama Jaya yang belum ditemukan.

5. Hari Kedua Pencarian Belum Temukan Korban Baru

Pencarian korban KMP Tunu Pratama berlanjut hingga hari kedua. Tim SAR memperluas area pencarian dan mengerahkan tiga SRU, yaitu dari darat, laut, dan udara. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil.

"Sampai hari kedua, seluruh SRU melakukan tugasnya, (dan hasilnya) belum ada data-data baru ditemukan," kata Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno, Jumat (4/7).

Ia menuturkan bahwa keterbatasan jarak pandang menjadi salah satu kendala pada pencarian hari kedua. Berdasarkan data BMKG, terjadi penurunan jarak pandang dari semula 10 kilometer menjadi 3 kilometer.

"Kemudian tinggi gelombang yang rata-rata 0,5 sampai 1,2 sekarang menjadi 2 sampai 2,5 (meter). Dan hal ini terdokumentasi bagi unsur-unsur laut yang ada di lapangan tadi, ditambah pergerakan arus pasang surut," imbuhnya.

6. Ada Penumpang Diduga Tidak Terdaftar dalam Manifest Kapal

Muncul dugaan korban tragedi tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada Kamis dini hari (3/7) lebih dari data di manifest, yakni 53 penumpang dan 12 kru kapal.

Yatini, warga Desa Yosomulyo, Banyuwangi mengatakan bahwa suaminya, Fauzey bin Awang, tidak terdaftar dalam manifest. Padahal, mobil travel dengan nomor polisi DK 7994 yang ditumpangi oleh suaminya tercatat dalam muatan kapal.

Saat peristiwa tragis itu terjadi, suami Yatini yang merupakan WNA Malaysia hendak kembali ke Negeri Jiran melalui Bandara Ngurah Rai, Bali. Ia berangkat naik mobil travel dari rumah Yatini pada Rabu (2/7) pukul 21.00 WITA.

"Setelah itu saya coba hubungi, tetapi tidak bisa. Tetapi saya pastikan plat nomor travelnya benar. Sekarang saya menunggu kepastian keadaan suami saya," tutur perempuan berusia 60 tahun tersebut.

7. KNKT Selidiki Izin Berlayar dan Prosedur Darurat

Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mulai melakukan investigasi terkait tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di lintasan Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi-Pelabuhan Gilimanuk, Bali.

"Kami akan memulai investigasi dari kapal berangkat, karena saat hendak berlayar kapal mendapatkan surat persetujuan berlayar atau SPB," ujar Ketua KNKT Soejanto Tjahjono di Banyuwangi, Jumat (4/7).

KNKT mulai mengumpulkan bukti-bukti untuk mengungkap penyebab kecelakaan KMP Tunu Pratama Jaya, termasuk surat persetujuan berlayar (SPB) untuk memastikan kelaikan kapal dan video-video yang tersebar di media sosial.

"Namun dalam operasi SAR ini, kami saling membantu melakukan pencarian korban. Jadi apa yang dilakukan KNKT adalah menginput informasi dan koordinasi dengan tim SAR. Setelah SAR selesai, baru sepenuhnya kami melakukan investigasi lanjutan," tuturnya.

8. Jasa Raharja Memastikan Santunan untuk Seluruh Korban

Kepala Plt Dirut Jasa Raharja, Rubi Handojo, memastikan korban tragedi KMP Tunu Pratama Jaya yang tercatat dalam manifes akan menerima hak perlindungan.

"Petugas kami telah dikerahkan ke rumah sakit dan rumah keluarga korban guna mempercepat proses penyerahan santunan," kata Rubi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (3/7).

Santunan diberikan sesuai UU Nomor 33 Tahun 1964 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 15 Tahun 2017, yaitu Rp 50 juta untuk korban meninggal dan Rp 20 juta untuk korban luka-luka.

9. Hari Ketiga, Pencarian Dilanjutkan hingga ke Dasar Laut

Hari ini, pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya memasuki hari ketiga, Sabtu (5/7). Tim SAR Gabungan akan memperluas area pencarian hingga ke dasar laut.

"Hasil diskusi kami dengan OSC SAR Ketapang dan Lanal menganalisa peta laut yang beliau bawa, kedalaman lautnya (Selat Bali) berkisar 40 - 50 meter," kata Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno.

Sebelum melakukan operasi penyelaman, Tim SAR Gabungan akan melakukan sejumlah persiapan, termasuk sarana dan prasarana, serta kesiapan manpower atau sumber daya manusia.

"Sebelum manpower menuju pelaksanaan (operasi penyelaman), kita lengkapi prosedur requirement (persyaratan) terhadap personil tersebut. Ready for dive (siap untuk menyelam) atau tidak," imbuh Eko.

Penulis blog

Tidak ada komentar