
Berita Bulukumba- Baru dua menit berjalan, Mark Harris meledakkan Stadion Gelora Bung Karno dengan tendangan terarah setelah menerima umpan matang dari Matt Williams. Suara sorak pun pecah seperti badai kecil di tengah sore yang menggantung.
Pertandingan itu bukan sekadar pertandingan pemanasan. Di pusat ibu kota, hari Minggu sore 6 Juli 2025, Oxford United bertemu Liga 1 All Stars dalam lanjutan Grup A Piala Presiden 2025. Kick-off dimulai pukul 19.30 WIB, namun ketegangan pertandingan sejak awal telah memanas seperti final.
Yang hadir di stadion tidak hanya menonton sepak bola. Mereka menyaksikan hujan gol. Sebuah simfoni sembilan gol yang ditulis dengan tempo tinggi, pertandingan sengit, dan drama kelas atas.
Pertandingan pertama: Inggris menyerang, Indonesia membalas
Oxford United tampil luar biasa sejak peluit pertama. Gol pembuka Harris di menit kedua seperti memberi kode bahwa mereka datang bukan untuk berwisata, tetapi untuk menang. Meski unggul cepat, mereka tetap menyerang, nyaris tanpa jeda.
Namun All-stars Liga 1 tidak diam.
Pada menit ke-14, Riko Simanjuntak menarik perhatian dengan penyelesaian dingin yang memanfaatkan kesalahan lini belakang Oxford. Skor menjadi imbang 1-1, dan tensi semakin meningkat.
Oxford tidak goyah.
Harris kembali mencetak gol pada menit ke-30 melalui kerja sama luar biasa dengan Stanley Mills. Lima belas menit kemudian, Helik menutup babak pertama dengan tendangan kepala yang akurat, membuat skor menjadi 3-1. Ini baru babak pertama.
BABAK KEDUA: Badai Oxford Menggulung Nusantara
Babak kedua dimulai seperti mimpi buruk bagi tim All-stars. Tom Bradshaw memperbesar keunggulan menjadi 4-1 pada menit ke-53. Tiga menit kemudian, Przemyslaw Placheta memberi hukuman kepada Reza Arya dengan tendangan keras dari luar kotak penalti.
Seakan belum cukup, Brian De Keersmaecker juga mencatatkan namanya di papan skor.
Melalui umpan dari Bradshaw, gelandang tersebut mencetak gol menjadi 6-1 pada menit ke-68. Dominasi Oxford terasa total. Mereka bermain seperti tanpa rem.
Tapi semangat tidak pernah pudar di tubuh All-stars.
Rizky Dwi mencetak gol balasan pada menit ke-76, diikuti oleh Eksel Runtukahu lima menit kemudian. Skor berubah menjadi 3-6, dan GBK kembali bergemuruh meskipun asa comeback hampir mustahil.
Susunan pemain
Sebelas Pemain Oxford United(Formasi: 4-2-3-1)
Kiper: Jamie Cumming
Bek: Peter Kioso (RB),
Elliott Moore (CB),
Michal Helik (CB),
Sam Long (LB)
Gelandang:
Cameron Brannagan
Will Vaulks (pivot ganda)
Tyler Goodrham (sayap)
Ole Romeny (sayap/pemain serang kedua)
Penganiaya: Mark Harris (pemain depan utama)
Pelatih: Des Buckingham
All Star Liga 1
Indonesia All Stars – Formasi 4-3-3
Kiper:Reza Arya Pratama
Bek:
Bagas Kaffa
Hansamu Yama
Safrudin Tahar
Leo Guntara
Gelandang:
Akbar Tanjung
Alwi Salamato
Riko Simanjuntak
Penganiaya:
Septian David Maulana
Witan Sulaeman
Mohammad Khanafi
Pelatih: Rahmad Darmawan
Klasemen dan catatan akhir: Satu langkah, banyak pesan
Skor 6-3 bertahan hingga peluit akhir.
Oxford United juga memimpin klasemen sementara Grup A dengan tiga poin dari satu pertandingan. Sementara Liga 1 All-stars harus puas di posisi ketiga, tanpa poin, tapi dengan pelajaran besar.
Bagi Oxford, ini lebih dari sekadar kemenangan.
Ini adalah penegasan reputasi, bahwa mereka tidak datang hanya untuk tampil. Mereka membawa identitas sepak bola Inggris yang keras, cepat, dan efisien.
Dan bagi sepak bola Indonesia,
Pertandingan ini menjadi cermin. Antusiasme tinggi, stadion penuh, permainan terbuka—semuanya menunjukkan semangat yang masih menyala. Sekarang tinggal bagaimana mengubahnya menjadi kekuatan nyata. ***
Tidak ada komentar