Beranda
SPORT
Oxford United Menghancurkan Indonesia All Star 6-3 di GBK, Rahmad Darmawan: Tapi Mereka Tidak Menyerah
Redaksi
Juli 08, 2025

Oxford United Menghancurkan Indonesia All Star 6-3 di GBK, Rahmad Darmawan: Tapi Mereka Tidak Menyerah

NOIS.CO.IDPelatih All-Star Liga Indonesia, Rahmad Darmawan (RD), memberikan tanggapan mengenai kekalahan timnya saat menghadapi Oxford United dalam pertandingan pembuka Grup A Piala Presiden 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu, 6 Juli 2025.

Dalam pertandingan yang dihadiri puluhan ribu penonton, tim All-Star harus mengakui keunggulan tim tamu asal Inggris dengan skor 3-6. RD mengakui bahwa anak asuhnya sempat bermain di bawah tekanan pada 20-25 menit awal pertandingan.

"Di awal pertandingan, mereka terlihat kurang percaya diri menghadapi tim dengan fisik dan kualitas permainan seperti Oxford. Tapi setelah itu para pemain mulai berani keluar menyerang dan perlahan menemukan irama permainan," kata RD dalam konferensi pers usai pertandingan.

Jangan Parkir Bus, RD Mengandalkan Mid-Block dan Serangan Balik

Meskipun lawan terbilang tangguh, RD menegaskan dirinya tidak ingin tim bermain bertahan sepenuhnya. Ia tetap memberikan instruksi mengenai pola mid-block dengan serangan balik yang cepat.

"Saya tidak menerapkan strategi bertahan penuh. Saya menggunakan mid-block dan beberapa kali serangan balik kami berjalan cukup baik. Yang terpenting, pemain bersedia menunjukkan karakter pantang menyerah," katanya.

Tiga gol dari Indonesia All-Star dicetak oleh Riko Simanjuntak, Rizky Dwi Febrianto, dan Eksel Runtukahu melalui skema serangan cepat, meskipun harus kebobolan enam gol.

Dalam evaluasinya, RD menyoroti kelemahan pressing di lini tengah serta ketidaksigapan pemain menghadapi tembakan jarak jauh.

"Awalnya saya mengira masalah akan datang dari bola mati, ternyata kami kebobolan dari tendangan jarak jauh dan umpan silang cepat. Ini disebabkan oleh tekanan di lini tengah yang tidak berjalan dengan baik," jelasnya.

RD menganggap hasil ini sebagai pelajaran penting untuk memperkuat mental bertanding dan disiplin taktis menjelang pertandingan berikutnya.

Dengan kekalahan ini, Liga Indonesia All-Star berada di posisi terbawah klasemen Grup A tanpa poin. Mereka harus menang dalam pertandingan berikutnya melawan Arema FC pada Selasa, 8 Juli 2025 di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, jika ingin menjaga peluang untuk masuk final.

"Kami tidak boleh terpuruk dengan hasil ini. Masih ada peluang di pertandingan berikutnya," tutup RD.

Pertandingan panas tersaji di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada malam Minggu, 6 Juli 2025, saat tim tamu asal Inggris, Oxford United, berhasil mengalahkan Liga Indonesia All-Star dengan skor 6-3 dalam pertandingan Piala Presiden 2025.

Pertandingan berjalan terbuka dan penuh aksi, menunjukkan keunggulan teknik dan fisik tim tamu atas pemain terbaik Liga 1 Indonesia.

Sejak menit pertama, Oxford tampil menekan. Mark Harris membuka keunggulan cepat di menit kedua melalui umpan silang Matt Phillips yang gagal diantisipasi oleh lini pertahanan Indonesia All-Star.

Meski begitu, Indonesia All-Star mampu membalas. Riko Simanjuntak berhasil menyamakan kedudukan di menit ke-14 dengan memotong backpass yang ceroboh dari Phillips dan mengalahkan kiper Oxford.

Setelah skor imbang, Oxford kembali mendominasi jalannya pertandingan. Harris kembali mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-30 setelah melewati jebakan offside dan dengan tenang mengelabui kiper untuk mencetak gol keduanya.

Menjelang akhir babak pertama, Michal Helik menambah keunggulan tim tamu melalui sundulan akurat dari umpan silang. Skor 3-1 tetap bertahan hingga turun minum.

Babak Kedua: Oxford Tampil Perkasa

Memasuki babak kedua, Oxford tampil semakin agresif. Tom Bradshaw mencetak gol keempat pada menit ke-53 setelah memanfaatkan kesalahan Bagas Kaffa. Tidak butuh waktu lama, tiga menit kemudian Przemyslaw Placheta melepaskan tembakan jarak jauh yang masuk ke sudut gawang, membuat skor berubah menjadi 5-1.

Gol keenam Oxford dicetak oleh Brian De Keersmaecker melalui tendangan keras di menit ke-68, memperkuat dominasi penuh tim tamu.

Meski tertinggal jauh, Liga Indonesia All-Star tetap berusaha bangkit. Rizky Dwi memperkecil ketertinggalan di menit ke-75 dengan memanfaatkan kesalahan pemain belakang Oxford. Eksel Runtukahu kemudian mencetak gol ketiga bagi Indonesia All-Star melalui sundulan hasil umpan Septian David Maulana pada menit ke-80.

Pertandingan berakhir dengan skor 6-3 untuk kemenangan Oxford United, sekaligus menjadi bahan evaluasi penting bagi tim Liga Indonesia All-Star.

Susunan Pemain

Oxford United:

Ingram; Currie, Kioso, Helik, Phillips; Sibley, Brannagan, Goodrham; Romeny, Mills, Harris

All-Star Liga Indonesia:

Reza Arya; Bagas Kaffa, Hansamu Yama, Safrudin Tahar, Leo Guntara; Akbar Tanjung, Alwi Slamat; Riko Simanjuntak, Septian David Maulana, Witan Sulaeman; Khanafi

Jika ingin dibuat

Sementara itu, pemain sayap asal Brasil, Paulinho Moccelin, menjadi jawaban kekhawatiran Arema FC musim lalu di sektor penyerang sayap. Karena, skuad Singo Edan hanya mengandalkan pemain sayap lokal di Liga 1 2024-2025 kemarin.

Asisten Pelatih Arema, Kuncoro senang atas kedatangan Paulinho yang dikontrak selama satu musim bersama empat pemain asing baru lainnya.

Pelatih asli Malang itu sudah melihat langsung aksi-aksi Paulinho dalam sesi game di latihan Arema.

Menurutnya, Paulihho juga memiliki karakter yang dibutuhkan Arema yang dikenal dengan permainan khas Malangan-nya. Harapannya, karakter itu tidak hanya bisa dilihatnya dalam sesi latihan, tapi juga muncul dalam pertandingan yang sebenarnya.

"Jika saya melihat, dia bisa menjadi jawaban dari keinginan kita untuk memiliki pemain asing di posisi winger. Saya melihat orangnya punya karakter bertarung, agresif, dan bisa beradaptasi dalam permainan yang dinamis," kata Kuncoro seperti dikutip NOIS.CO.ID dari WEAREMAnIA.

Kuncoro menambahkan, Paulinho memiliki kecepatan sebagai seorang penyerang sayap. Karakteristik itu menurutnya bisa diandalkan, terutama dalam situasi serangan balik yang dimiliki Arema.

Pelatih berusia 47 tahun itu tidak hanya mengamati pergerakan Paulinho dengan bola. Saat tidak memegang bola pun, pemain asal Brasil itu juga aktif membuka ruang.

"Ketika tim mendapatkan bola dalam situasi serangan balik, saya melihat dia langsung berlari ke depan mencari ruang agar bola bisa dikirimkan," tambahnya.

Sementara itu, Viking Persib Club (VPC), kelompok suporter Persib Bandung, secara resmi menyambut kedatangan Aremania di Stadion Si Jalak Harupat dalam ajang Piala Presiden 2025.

Kehadiran mereka menjadi simbol persatuan dan komitmen bersama untuk menciptakan atmosfer sepak bola yang damai di Indonesia.

Perjanjian ini lahir melalui pertemuan resmi yang diadakan pada Kamis, 3 Juli 2025, dan diinisiasi oleh Polres Bandung. Dalam pertemuan tersebut hadir Ketua VPC Tobias Ginanjar, Koordinator Presidium Aremania Ali Rifki, serta Kapolres Bandung Kombes Pol Aldi Subartono.

Menurut Tobias, Piala Presiden 2025 menjadi momen yang tepat untuk kembali menyatukan antar suporter, setelah pada musim lalu Aremania tidak dapat hadir di Bandung karena aturan larangan tanding.

"Saya mewakili Viking Persib Club dan Bobotoh, siap mendukung keberhasilan Piala Presiden 2025 dan menyambut hangat rekan-rekan Aremania. Selamat datang di Kota Bandung," kata Tobias.

Rencananya, Aremania akan hadir untuk mendukung Arema FC dalam pertandingan Grup A melawan Liga Indonesia All Star pada Selasa, 8 Juli 2025, dan pertandingan kedua pada Kamis, 10 Juli 2025, di stadion yang sama.

Kapolres Bandung Kombes Pol Aldi Subartono memastikan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan kedua belah pihak untuk menjamin keamanan dan kenyamanan sepanjang turnamen.

"Kami mengajak seluruh suporter untuk menjaga ketertiban di Kabupaten Bandung. Ini soal citra baik Indonesia di mata dunia," katanya.

Ia juga menekankan beberapa larangan tegas bagi penonton, yaitu:

Tidak boleh membawa flare, kembang petasan, atau kembang api.

Dilarang membawa senjata tajam atau benda berbahaya lainnya.

Minuman keras dilarang di dalam stadion.

Hindari provokasi maupun nyanyian yang bernada rasial.

Selain menjadi momentum perdamaian antar suporter, Piala Presiden 2025 juga menarik perhatian publik karena diikuti klub luar negeri seperti Oxford United (Inggris) dan Port FC (Thailand).

Kehadiran Aremania di Bandung menegaskan bahwa rivalitas tidak harus berujung permusuhan, tetapi bisa menjadi sarana merajut persaudaraan dan menumbuhkan semangat sportivitas di sepak bola Indonesia.

Sementara itu, Tim pelatih telah menyiapkan 33 pemain dalam Skuad Arema FC untuk Piala Presiden 2025. Mereka terbang ke Bandung, Jumat (4/7/2025) pagi untuk menjalani babak penyisihan Grup A.

Dalam skuad yang disiapkan tersebut, 21 pemain di antaranya merupakan wajah lama yang 99 persen merupakan skuad juara Piala Presiden 2024. Delapan pemain di antaranya merupakan rekrutan baru Arema musim ini, yaitu empat pemain asing, dan empat pemain lokal.

Untuk turnamen pramusim ini, Arema tidak dapat diperkuat tiga pemain muda mereka, yaitu Achmad Maulana, Brandon Scheunemann, dan Arkhan Fikri. Ketiganya masih menjalani pemusatan latihan bersama Timnas Indonesia U-23 untuk persiapan Piala AFF U-23 2025.

Yang menarik, Pelatih Marcos Santos tidak ikut serta dalam rombongan Arema yang berangkat dari Malang menuju Bandung. Karena pelatih berusia 46 tahun itu akan langsung terbang dari Brasil ke Bandung besok (5/7/2025) setelah menyelesaikan urusan di kampung halamannya.

Tim Singo Edan akan menghadapi dua pertandingan di babak penyisihan Grup A yang diselenggarakan di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung. Arema akan bertemu Liga Indonesia All Star, Selasa (8/7/2025) dan Oxford United, Kamis (10/7/2025).

Daftar Lengkap 33 Pemain Arema FC di Piala Presiden 2025:

Kiper:

Lucas Frigeri

Andrian Casvari

Adi Satryo

Bek:

Thales Lira

Bayu Aji

Brandon Scheunemann

Anwar Rifai

Odivan

Yann Motta

Iksan Lestaluhu

Johan Alfarizi

Achmad Maulana

Rifad Marasabessy

Bayu Setiawan

Gelandang:

Pablo Oliveira

Jayus Hariono

Shulton Fajar

Aswin

Arkhan Fikri

Julian Guevara

Samuel Balinsa

Muhammad Rafli

Kevin Armedyah

Valdeci

Depan:

Paulinho Moccelin

Dwiki Mardiyanto

Salih Tuharea

Tito Hamzah

Dendi Santoso

Dalberto

Dedik Setiawan

Razza Fachrezi

Dimas Aryaguna

Jadwal Pertandingan Arema FC di Piala Presiden 2025

Selasa, 8 Juli 2025

Indonesia All Star vs Arema FC – 15.30 WIB

Kamis, 10 Juli 2025

Arema FC vs Oxford United – 19.30 WIB

Jika lolos ke final atau perebutan tempat ketiga, Arema FC akan tampil pada 12 atau 13 Juli 2025 di Stadion Si Jalak Harupat.

Sebelumnya, Asisten Pelatih Arema, Andre Costa memantau latihan dari ketinggian menggunakan scaffolding semi permanen, seolah-olah cosplay Luis Enrique di Paris Saint Germain.

Saat itu terjadi dalam sesi latihan di Lapangan ARG, Lawang, Kabupaten Malang, Selasa (1/7/2025) pagi.

Seperti yang diketahui, Enrique sering melakukan hal tersebut saat melatih. Perbedaannya, pelatih asal Spanyol itu memantau situasi latihan timnya menggunakan alat angkat scissor.

Ketika video adegan Andre memberikan instruksi dari scaffolding dan diterjemahkan oleh Claudio de Jesus menjadi viral, banyak Aremania langsung teringat pada tindakan Enrique. Andre menghadapinya dengan biasa saja, karena sudah sering melakukannya di negara asalnya.

"Ya, saya tahu Luis Enrique juga melakukan hal yang sama. Saya pikir dia adalah pelatih yang sangat baik, dan melihat pemain dari posisi yang lebih tinggi itu sangat penting. Tapi maaf, sebelum dia, saya sudah sering melakukannya di Brasil," kata Andre seperti dikutip NOIS.CO.IDWearemania.

Andre menambahkan, aksinya naik ke atas scaffolding bukanlah untuk sekadar gaya-gayaan. Menurutnya, maksud dan tujuan melakukannya sama persis dengan apa yang dipikirkan Enrique.

"Salah satu tujuan saya adalah melihat bagaimana pemain memahami taktikal, kami hanya punya waktu yang sedikit, tapi kami sudah memberi tahu pemain, bagaimana kita harus bertahan, menyerang, dan mencetak gol," tambah pelatih berusia 37 tahun itu.

Jadi, saya naik ke sana untuk melihat apakah hal itu berjalan dengan baik atau belum. Jika fakta-fakta yang kita bicarakan tentang apa yang terjadi, dan merealisasikan detail kecil yang telah kami siapkan untuk disesuaikan kemudian. Selanjutnya, pandangan dari atas untuk melihat lebih baik taktikal dalam pertandingan.

Selain itu, Manajemen Arema FC tampaknya serius memandang Liga 1 musim 2025-2026.

Klub dengan julukan Singo Edan ini awalnya menargetkan pengganti Pablo Oliveira di posisi gelandang bertahan untuk Liga 1 2025-2026. Ternyata yang datang justru bek tengah, yaitu Yann Motta Pinto.

Pemain asal Brasil itu menjadi stopper asing ketiga yang dikontrak Arema untuk musim depan setelah Thales Lira dan Odivan Koerich. Ternyata, pemain dengan tinggi 1,90 meter itu akan diplot sebagai pengganti Pablo yang masih dalam pemulihan cedera meskipun telah dikontrak.

Dalam catatan karier yang ditulis laman Transfermarkt, Motta hanya pernah bermain sebagai bek tengah, yaitu posisi alaminya. Namun, General Manager Arema, Yusrinal Fitriandi mengatakan, dari referensi pelatih, Motta mampu berperan sebagai gelandang bertahan, bahkan bek sayap.

"Kami mengambil dia karena sesuai dengan kebutuhan tim kami. Dia berpengalaman bermain sebagai gelandang bertahan, jadi dia bisa mengisi posisi Pablo," kata Yusrinal.

Inal, panggilan akrab Yusrinal merasa beruntung Arema bisa mendapatkan jasa Motta dengan durasi kontrak selama satu musim. Karena, selain versatile, mantan pemain Corumbaense FC itu juga berpengalaman tampil di Liga 1 bersama Persija Jakarta.

Motta bergabung dengan Macan Kemayoran di Liga 1 2021-2022, dengan raihan satu gol. Bahkan, di pramusim, Motta pernah mengangkat trofi Piala Menpora 2021 bersama Persija.

"Dia juga pernah bermain di Indonesia. Kami rasa, itu akan membantunya beradaptasi di Liga 1," tambahnya.

Sebelumnya, pemain baru Arema, Valdeci Moreira mengetahui nama besar Arema dan Aremania dari temannya lama di Coritiba FC. Orang yang dimaksudkannya adalah rekan satu negaranya asal Brasil, Dalberto Luan Belo yang sejak musim lalu telah memperkuat Skuad Singo Edan.

Arema menghadirkan Valdeci dari klub Liga Brasil Serie C, Itabaiana FC. Pemain yang berposisi sebagai gelandang serang itu diberikan kontrak selama satu musim di Arema.

Pemain berusia 30 tahun itu mencoba mengetahui beberapa informasi tentang berbagai hal begitu mendapatkan tawaran untuk bermain di Arema. Bukan hanya soal klub, tetapi juga tentang para pendukung klub, Aremania.

"Saya mencari tahu tentang Arema dan Aremania. Beberapa orang yang saya tanyai mengatakan banyak hal baik, tentang nama besar klub ini, begitu pula dengan pendukungnya. Khususnya Dalberto, karena saya tahu dia bermain di sini. Kami pernah bermain bersama di Coritiba FC (tahun 2021)," kata Valdeci.

Dari Dalberto juga, Valdeci tahu betapa indahnya Indonesia. Fakta itu diketahuinya dari beberapa unggahan di akun Instagram milik temannya tersebut.

Pemain kaki kidal itu pun mencari tahu bagaimana situasi Kota Malang, tempatnya akan tinggal selama memperkuat Arema. Menurut cerita yang diterima, Malang sangat nyaman untuk ditinggali seorang perantau sepertinya.

"Mereka mengatakan negara ini sangat indah, sangat nyaman untuk ditinggali. Saya jadi sangat bersemangat. Istri saya juga sangat bersemangat. Jadi, saya rasa ini adalah alasan yang sangat besar bagi saya untuk memutuskan datang ke sini," tambahnya.

Sementara itu, Panitia Pelaksana telah merilis jadwal Arema di Piala Presiden 2025 Matchday 2. Tim Singo Edan akan bertarung di babak penyisihan Grup A yang diselenggarakan di Kabupaten Bandung.

Piala Presiden edisi ketujuh ini akan dimulai pada 6 Juli 2025 mendatang. Namun, Arema baru akan memainkan laga perdananya di Matchday 2, Selasa (8/7/2025). Anak asuh Pelatih Marcos Santos itu akan menghadapi Liga Indonesia All Star sebagai lawan pertama.

Laga tersebut akan digelar di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung. Kick off pertandingan akan dimulai pada pukul 15.30 WIB.

Di stadion dan hari pertandingan yang sama terdapat pertandingan lain dari peserta Grup B. Tim tuan rumah Persib Bandung akan tampil melawan Dewa United dengan kick off pada malam hari, pukul 19.30 WIB.

Ini Jadwal Arema di Piala Presiden 2025

Hari Pertandingan 2

Selasa, 8 Juli 2025

All Star Liga Indonesia vs Arema

Pukul 15.30 WIB

Live Indosiar dan Vidio

Hari Pertandingan 3

Kamis, 10 Juli 2025

Arema vs Oxford United

Pukul 19.30 WIB

Live Indosiar dan Vidio

Sebelumnya dilaporkan, Klub kebanggaan Arek-arek Malang, Arema FC secara resmi mendapatkan bek asing mantan Persija Jakarta di Liga 1 2021-2022, Yann Motta Pinto. Pemain asal Brasil itu menjadi pemain asing keempat yang baru direkrut oleh Skuad Singo Edan untuk Liga 1 2025-2026.

Yann secara resmi diperkenalkan melalui akun media sosial klub pada Senin (1/7/2025) malam. Pemain berusia 25 tahun itu akan dikontrak dengan durasi satu musim ke depan.

Terakhir, Yann memperkuat tim Liga Brasil, Corumbaense FC musim lalu. Rencananya Yann segera bergabung dalam sesi latihan Arema pada Selasa (2/7/2025) pagi.

"Selamat datang lion dari Brasil. Arema secara resmi mengisi pemain asing baru yang berposisi sebagai bek dengan nama Yann Motta Pinto. Selamat datang," tulis @aremafcofficial.

Tidak ada statistik yang mencatat penampilan Yann di Corumbaense, klub terakhir yang ia bela sebelum pindah ke Arema. Hanya saja, ketika membela Persija, pemain yang lahir pada 24 November 1999 itu memiliki catatan yang cukup baik.

Yann tampil dalam 14 pertandingan di Liga 1 2021-2022 bersama Macan Kemayoran. Satu gol ke gawang PSS Sleman ia ciptakan, yang sekaligus menjadi satu-satunya golnya musim itu.

Yann juga pernah tampil dalam turnamen pramusim, Piala Menpora 2021. Selain meraih gelar juara bersama Persija, Yann juga turut mencetak satu gol dalam enam pertandingan yang dijalaninya.

Sementara itu, klub yang memiliki julukan Green Force, Persebaya Surabaya, saat ini ramai dikaitkan dengan dua bomber maut yang dilaporkan akan memperkuat lini depan Persebaya Surabaya.

Dua striker asing top yang akan memperkuat skuad Green Force ini memiliki nilai pasar total mencapai Rp7,83 miliar.

Bomber maut yang dikabarkan akan didatangkan oleh Persebaya pada bursa transfer paruh musim Liga 1 Indonesia 2025/2026 adalah Alef Firmino asal Brasil dan Jurgen Locadia dari Belanda.

Kabar yang beredar, penyerang asing top ini akan menggantikan posisi Flavio Silva yang secara resmi dilepas dan pindah ke klub di Afrika.

Isu kepergian Flavio Silva semakin kuat setelah Persebaya Surabaya telah mengisi penuh kuota pemain asing. Artinya, jika benar ada pemain asing baru, maka satu pemain lama pasti akan dipecat dari skuad utama.

Pemain depan asal Brasil Alef Firmino adalah salah satu kandidat kuat pengganti Flavio Silva. Striker berusia 27 tahun ini tampil cukup tajam bersama klub Kroasia, NK Dubrava, dengan raihan 12 gol dan 2 assist dari 34 pertandingan musim lalu.

Alef Firmino memiliki nilai pasar mencapai Rp4,35 miliar. Ini menjadikannya sebagai aset mahal yang potensial untuk lini depan. Ia telah mencatat total 114 pertandingan sepanjang kariernya dengan raihan 28 gol dan 4 assist.

Penyelesaian akhir dikenal secara klinis

Pemain dengan postur ideal 1,86 meter mengatakan telah mengakhiri kontraknya dengan NK Dubrava pada 30 Juni 2025. Dengan berakhirnya masa kontrak dengan NK Dubrava, ini akan membuka peluang besar untuk bergabung ke Green Force tanpa biaya transfer.

Tidak hanya Alef, Persebaya Surabaya juga dikaitkan dengan nama besar lainnya yaitu Jurgen Locadia.

Pemain depan berusia 31 tahun ini memiliki pengalaman luas bermain di kompetisi papan atas dunia seperti Belanda, Inggris, Jerman, Iran, Tiongkok, hingga Spanyol.

Locadia terakhir bermain untuk CF Intercity di Spanyol dengan catatan 10 gol dari 24 pertandingan. Meskipun sudah tidak muda, ia tetap tajam dan terbukti konsisten mencetak gol di berbagai liga yang berbeda.

Dari segi prestasi, Locadia jauh lebih unggul dibanding Alef Firmino. Ia telah mengumpulkan 6 gelar juara, termasuk dua kali juara Liga Belanda bersama PSV Eindhoven dan satu gelar juara Liga Iran bersama Persepolis FC.

Catatan terbaik Locadia terjadi saat masih membela PSV Eindhoven, dengan 62 gol dan 38 assist dalam 176 pertandingan.

Bahkan di tim U21 PSV, ia pernah mencetak 29 gol dalam 33 pertandingan saja, membuktikan kemampuannya sejak usia muda.

Saat ini, harga pasar Jurgen Locadia diperkirakan berada di kisaran Rp 3,48 miliar. Jika dikombinasikan dengan nilai pasar Alef Firmino, total duo penyerang ini mencapai angka fantastis Rp 7,83 miliar.

Keduanya memiliki kualitas luar biasa di lini depan Green Force. Alef dengan insting golnya di kotak penalti, sementara Locadia mampu bergerak lebih fleksibel dengan pengalaman dan visi bermain yang luas.

Berita ketertarikan Persebaya Surabaya terhadap keduanya muncul dari beberapa akun media sosial penggemar sepak bola Indonesia.

Akun Twitter @garistengah_id dan Instagram @serdadumerahputih_1945 memposting informasi transfer ini dalam beberapa hari terakhir.

PERSEBAYA dikaitkan dengan penyerang asal Brasil, Alef Firmino (27)

Alef Firmino pada musim 2024/25 bermain untuk klub Kroasia, NK Dubrava (divisi kedua)," tulis @garistengah_id, Selasa (24/6/2025).

"Pengganti Flavio Silva yang dikabarkan akan bermain di tim liga Afrika," tulis @serdadumerahputih_1945, Kamis (26/6/2025).

Sumber menyebutkan Alef Firmino sudah berstatus bebas transfer, sehingga proses negosiasi dengan Persebaya Surabaya kemungkinan besar akan berjalan lancar.

Demikian pula dengan Jurgen Locadia, yang kontraknya bersama CF Intercity telah berakhir pada 30 Juni 2025.

Jika salah satu dari mereka resmi bergabung, maka Persebaya Surabaya akan memiliki salah satu striker paling mahal di Liga 1 musim ini.

Bonek mulai ramai membahas, siapa yang lebih layak dari dua pemain berbeda ini untuk mengisi lini depan.

Perbandingan antara Alef Firmino dan Jurgen Locadia menjadi topik hangat di kalangan penggemar. Dari segi usia, pengalaman, hingga kontribusi gol, keduanya memiliki keunggulan masing-masing.

Kehadiran salah satu dari duo bomber ini tentu diharapkan dapat meningkatkan performa Persebaya Surabaya yang saat ini sedang mencari konsistensi.

Apalagi musim lalu performa Green Force sempat naik turun, dengan lini depan menjadi sorotan utama.

Keputusan melepas Flavio Silva tidak terlalu mengejutkan jika melihat produktivitasnya yang belum memuaskan musim lalu.

Persebaya Surabaya tampaknya ingin membangun kembali kekuatan dari lini depan yang lebih segar dan tajam.

Jika terwujud, formasi baru Persebaya Surabaya bisa sangat mematikan dengan kedatangan penyerang berpengalaman di lini depan.

Sebelumnya dilaporkan, Persebaya Surabaya secara resmi mengumumkan perpisahan dengan Flavio Silva, penyerang asal Portugal.

"Terima kasih atas kebersamaan satu musim ini Flavio Silva. Singkat namun banyak kenangan indah yang kita lalui bersama. Semangat, dedikasi, dan kehangatan yang kamu tunjukkan selama ini, akan terus kami kenang. Sukses di karier barumu. Wani," tulis Persebaya, di akun Instagram resmi klub.

Flavio Silva mencatatkan 33 penampilan selama memakai seragam Persebaya. Pemain yang juga bisa bermain sebagai penyerang sayap ini mencetak total sembilan gol dalam kompetisi Liga 1 musim lalu.

Flavio adalah pemain andalan Persebaya. Meskipun, beberapa kali pernah mendapat kritik dari para penggemar karena pernah kesulitan mencetak gol.

Melalui pernyataan resminya, Persebaya memastikan akan segera mengumumkan pemain asing baru yang juga berposisi penyerang untuk mengarungi kompetisi Liga 1 musim 2025/2026 dan turnamen di kancah ASEAN.

Selain Flavio Silva yang secara resmi berpisah dari Persebaya, pemain asing yang telah lebih dulu meninggalkan Persebaya adalah Gilson Costa, gelandang asal Portugal, Mohammad Rashid, gelandang asal Palestina, serta Slavko Damjanovic, bek asal Montenegro.

Sementara itu, PSIM Jogja kembali menambah daftar pemain asing demi mempersiapkan diri menuju Liga 1 musim 2025/26. Kali ini, Laskar Mataram mendatangkan striker asal Inggris, Deri Corfe, untuk membantu PSIM selama satu musim ke depan.

Manajer PSIM Jogja, Razzi Taruna, menyampaikan antusiasmenya terhadap kedatangan Corfe yang dianggap sebagai salah satu pemain hebat di Liga 2 musim 2024/25.

"Kami kemarin melihatnya langsung di Liga 2. Dia kemarin bermain luar biasa di berbagai posisi," kata Razzi.

Fleksibilitas Posisi Menjadi Nilai Tambah

Salah satu keunggulan utama yang membuat PSIM tertarik mendatangkan Corfe adalah fleksibilitasnya dalam bermain di berbagai posisi. Razzi Taruna menekankan aspek ini sebagai nilai tambah besar bagi tim.

"Jadi dia juga fleksibel untuk membantu kami di lini depan. Dia bisa bermain sebagai penyerang, winger, atau penyerang sayap. Sangat akan membantu kami di PSIM," jelas manajer berusia 24 tahun tersebut.

Kemampuan Corfe bermain sebagai penyerang tengah, sayap kanan dan kiri, serta gelandang serang membuatnya menjadi opsi strategis yang berharga bagi pelatih kepala Jean-Paul Van Gastel. Fleksibilitas ini sangat diperlukan PSIM yang akan menghadapi tantangan berat sebagai tim promosi di Liga 1 musim depan.

Dari sisi pribadi, Corfe mengungkapkan kegembiraannya bergabung dengan PSIM setelah melihat besarnya klub dan dukungan suporter yang luar biasa.

"Saya sangat tertarik untuk bergabung dengan PSIM setelah melihat betapa besar klub ini dan bermain di depan para penggemar yang sangat bersemangat," kata striker yang lahir pada 3 Maret 1998 ini.

Ambisi Corfe untuk memberikan kontribusi maksimal juga terlihat jelas dari pernyataannya. "Saya ingin membantu kami mencapai semua target yang ditetapkan oleh manajer dan membantu sebanyak mungkin dengan gol dan assist," tegasnya.

Ia juga menambahkan harapannya selama satu musim ke depan bersama PSIM Jogja.

"Saya hanya ingin mengatakan bahwa saya berharap musim ini akan menjadi musim yang sangat sukses bersama dan saya berharap dapat mencetak gol dan assist dengan waktu yang baik untuk kita semua," tambah Corfe.

Dengan pengalaman bermain dan konsistensi di Liga 2, kedatangan Deri Corfe diharapkan dapat menjadi salah satu kunci keberhasilan PSIM Jogja dalam menjalani debut mereka di kasta tertinggi sepak bola Indonesia setelah 18 tahun absen.

Selain itu, PSIM Yogyakarta juga kembali mendatangkan pemain asing baru untuk mengarungi Liga 1 Indonesia musim depan, setelah sebelumnya telah mengumumkan tiga pemain asing baru, Nermin Haljeta (Slovenia), Ze Valente (Portugal), dan Deri Corfe (Inggris).

Klub yang memiliki julukan Laskar Mataram itu kini mendatangkan Rakhmatsho Rakhmatzoda sebagai amunisi baru di lini pertahanan dari Tajikistan.

"Saya menerima tawaran, dan menurut saya ini adalah opsi yang paling menjanjikan dengan pemain dan staf pelatih yang luar biasa," kata Rakhmatsho, dikutip dari halaman resmi klub, Selasa.

Seperti Haljeta, Valente, dan Corfe, Rakhmatsho juga merupakan pemain asing yang pernah merasakan atmosfer sepak bola Indonesia. Bek berusia 21 tahun itu adalah pemain kunci Persijap Jepara saat promosi ke Liga 1 musim lalu.

Saat itu, ia tampil sebanyak 20 pertandingan, dengan satu gol dan satu assist, untuk membawa Laskar Kalinyamat meraih tiket terakhir melalui posisi ketiga setelah mengalahkan PSPS Pekanbaru 1-0.

Setelah selesai membela Persijap, Rakhmatsho kembali ke Tajikistan untuk membela Barkchi Hisor, di mana ia mencatatkan sembilan penampilan di kasta tertinggi sepak bola negara Asia Tengah tersebut.

Manajer PSIM Razzi Taruna mengakui bahwa Rakhmatsho adalah incaran lama Laskar Mataram. "Rahmat akan menjadi pemain asing baru kami. Kami sudah memantau Rahmat dari dulu. Bisa dikatakan, dia adalah pemain yang bisa bermain di semua posisi," katanya.

"Rahmat posisi utamanya adalah bek tengah, cuma dia kemarin tampil sebagai pemain nomor enam, tampil luar biasa, membawa Persijap promosi ke Liga 1," tambah dia.

Bukan hanya sebagai pemain yang bisa bermain di berbagai posisi, Razzi juga menyoroti semangat kerja pemain muda yang lahir pada 6 April 2004 tersebut. "Usianya masih muda. Semangat kerjanya bagus dan tidak pernah lelah di lapangan," katanya.

Sementara itu, Rakhmatsho ingin membuktikan kemampuannya bersama PSIM, yang pada musim depan dilatih oleh pelatih asal Belanda, Jean-Paul van Gastel. Ketika ditanya tentang targetnya, ia mengatakan, "Saya ingin menyelesaikan tugas dan bermain dengan baik bersama tim. Saya ingin banyak membantu dan berkembang bersama tim."

Selanjutnya, Rakhmatsho mengakui tidak sabar untuk segera bermain dan bertemu pendukung setiap PSIM yang dikenal fanatik.

"Saya ingin mengucapkan selamat kepada para penggemar atas musim lalu yang sangat sukses dan baik. Kalian datang untuk mendukung tim, dan selalu berada di sampingnya setiap saat. Saya juga ingin merasakan hal tersebut dan bertemu kalian di stadion," katanya.

Rakhmatsho adalah pemain ke-13 yang didatangkan PSIM setelah Raka Cahyana, Muhammad Iqbal, Ikhsan Chan, Fahreza Sudin, Kasim Botan, Riyatno Abiyoso, Andy Setyo, Andi Irfan, Reva Adi, Haljeta, Valente, dan Corfe.

Bersama Haljeta, Valente, dan Corfe, ia menjadi pemain asing keenam untuk PSIM setelah mereka telah memiliki Yusaku Yamadera dari Jepang dan Rafinha dari Brasil.

Sementara itu, bek tinggi asal Brasil, Odivan Koerich menjadi pelengkap puzzle di lini belakang Arema setelah kepergian Choi Bo-kyeong. Bek asal Brasil tersebut dikontrak selama satu musim ke depan untuk Liga 1 2025-2026.

Manajemen Arema secara resmi telah memperkenalkan pemain berusia 26 tahun itu melalui akun media sosial klub, Senin (30/6/2025). Bahkan, Odivan sudah mengikuti sesi latihan perdananya bersama Arema di Lapangan Universitas Brawijaya, Dau, Kabupaten Malang.

Manajer Umum Arema, Yusrinal Fitriandi mengakui kedatangan Odivan sesuai dengan kebutuhan tim. Menurutnya, pemain yang tingginya 1,90 meter itu bisa menjadi solusi untuk memperkuat lini pertahanan Arema.

"Pemain belakang memang merupakan salah satu posisi yang kita butuhkan, posisi di mana kita membutuhkan pemain asing baru. Kami kemudian mencari dan mendapatkan rekomendasi dari Pelatih Marcos Santos, akhirnya kita ambil Odivan ini," kata Yusrinal seperti dikutip NOIS.CO.ID dari WEAREMAnIA.

Inal, panggilan akrab Yusrinal menjelaskan beberapa pertimbangan mengapa Arema memilih Odivan. Kedekatan dengan Pelatih Marcos menjadi latar belakang utama.

"Waktu Coach Marcos mengusulkan nama Odivan, kami tidak langsung memutuskan, tapi kami melihat CV-nya terlebih dahulu, dan ternyata bagus. Jika tidak bagus, pasti kami tidak akan mengambil," tambahnya.

"Secara kebetulan Odivan pernah satu klub dengan Pelatih Marcos (di Clube Nautico Capibaribe). Tidak ada masalah, justru ini menjadi keuntungan," tambah manajer asal Bogor itu.

Untuk diketahui, Stopper jangkung asal Brasil, Odivan Koerich dipastikan bergabung dengan Arema. Pemain yang tingginya 1,90 meter itu secara resmi diperkenalkan sebagai rekrutan baru Arema untuk Liga 1 2025-2026, Senin (30/6/2025).

Kepastian bergabungnya pemain berusia 26 tahun itu disampaikan Arema melalui akun media sosial klub. Odivan dikontrak selama satu musim ke depan.

Odivan telah hadir dalam sesi latihan Arema di Lapangan Universitas Brawijaya, Dau, Kabupaten Malang, Senin (30/6/2025) sore. Bahkan, Odivan sejatinya sudah tiba di Malang sejak tiga hari yang lalu.

"Selamat datang, Odivan. Arema FC secara resmi memperkenalkan pemain baru yang berposisi sebagai bek bernama Odivan Koerich. Kedatangan Odivan diharapkan semakin memperkuat lini pertahanan Singo Edan di musim ini," tulis @aremafcofficial.

Sebelum bergabung dengan Arema, Odivan Koerich memperkuat klub Liga Brasil Serie C, Clube Nautico Capibaribe. Klub ini merupakan klub yang sama dengan klub terakhir yang dilatih Marcos Santos, yang kini menangani Arema.

Odivan tercatat memulai karier di klub Juventude pada usia 20 tahun, dan selalu bermain di Liga Brasil. Pemain kelahiran itu kemudian pindah ke Operario di musim 2020-2021, lalu ke Parana di musim 2022, hingga akhirnya ke Nautico sejak musim 2023.

Di klub terakhirnya, selama dua musim Odivan mencatatkan 33 penampilan dalam 2.203 menit di sembilan kompetisi yang diikuti klubnya. Yang menarik, sepanjang kariernya di klub tersebut, Odivan hanya menerima lima kartu kuning saja tanpa satupun kartu merah.

Sebelumnya dilaporkan, Sosok Pelatih Marcos Santos mengenal Arema dan sepak bola Indonesia dari dua mantan Pelatih PSS Sleman, Wagner Lopes dan Mazola Junior.

Keduanya pernah bekerja di Liga 1 2024-2025 tetapi keduanya berakhir dipecat sebelum kompetisi berakhir.

Setelah menerima tawaran untuk melatih Arema, Marcos sempat mencari tahu bagaimana sepak bola Indonesia. Pelatih berusia 46 tahun itu bertanya kepada teman-temannya sesama pelatih asal Brasil.

Mereka juga bercerita tentang bagaimana perjalanan Arema di Indonesia. Cerita-cerita itu semakin membuatnya bersemangat untuk datang ke Indonesia, hingga akhirnya diperkenalkan sebagai pelatih kepala Arema, Kamis (26/6/2025).

"Saya sudah mengenal Arema. Beberapa teman saya sesama pelatih yang bekerja di Indonesia membicarakan Arema, tim yang hebat, tim dengan banyak suporter," kata Marcos.

Marcos bisa dikatakan mengenal Arema cukup detail, hingga nama beberapa pemainnya saat ini. Khususnya kapten tim Johan Farizi dan sejumlah pemain senior lainnya.

"Ketika saya menerima tawaran, saya mempelajari Arema, bagaimana sejarah klub, serta pemain-pemain yang ada di sini, terutama yang paling senior, yang menjadi andalan, bahkan sampai yang paling muda," tambahnya.

"Ini penting bagi saya sebagai pelatih untuk mengenal tim saya, karena kami akan bekerja dan berjuang bersama-sama," tegas mantan pelatih Timnas Brasil U-17 itu.

Sementara itu, Manajemen Arema FC secara resmi merekrut Andre Caldas Costa bersama dengan pelatih kepala, Marcos Santos untuk Liga 1 2025-2026. Kedua pelatih berasal dari Brasil.

Andre secara resmi telah diperkenalkan sebagai Asisten Pelatih Arema pada Kamis (26/6/2025), bersama Marcos dan dua pemain asing baru. Pelatih berusia 37 tahun itu sudah aktif dalam sesi latihan sejak Jumat (27/6/2025).

Manajer Umum Arema, Yusrinal Fitriandi tidak menyangkal bahwa kedatangan Andre memang datang bersamaan dengan Marcos. Keduanya sama-sama dikontrak oleh Arema untuk satu musim ke depan.

"Coach Marcos datang bersama asisten pelatih, Andre Caldas. Dia merupakan permintaan Coach Marcos sendiri," kata Yusrinal.

Arema Rekrut Andre Caldas Costa yang Sudah Pernah Bekerja Sama dengan Marcos Santos

Yusrinal tahu bahwa kebersamaan Marcos dan Andre di Arema bukanlah yang pertama kalinya. Sebelumnya, keduanya juga pernah bekerja sama dalam satu klub.

Saat itu terjadi di musim 2024-2025. Saat itu, keduanya sama-sama berada di staf pelatih Club Nautico Capibaribe di Liga Brasil Serie C.

"Kedua pelatih pernah bekerja sama sebelumnya. Tentu saja hal ini membantu adaptasi mereka di sini," tambah Inal, panggilan akrabnya.

Sebelumnya, pemain asing Arema, Julian Guevara, memiliki lisensi pelatihan A dari federasi sepak bola Kolombia, FCF. Lisensi tersebut diperolehnya setelah lulus mengikuti kursus selama beberapa bulan.

Julian mengikuti pelatihan tersebut dalam dua tahap. Penerimaan materi pelatihan secara daring dimulainya saat Liga 1 2024-2025 masih berlangsung.

Pemain berusia 32 tahun itu menyelesaikannya dengan kelas tatap muka di negaranya, yang memaksa dia absen dari latihan menjelang musim baru. Setelah sekitar dua minggu, Julian mengumumkan kelulusannya dalam kursus lisensi A melalui akun Instagramnya, Sabtu (28/6/2025).

"Lisensi A. Terima kasih Tuhan, satu tahap berhasil diselesaikan. Terima kasih kepada keluarga atas dukungan tanpa syarat, istri dan anak-anak terima kasih, tanpa pengertian dan dukungan kalian semua ini tidak akan mungkin terjadi," tulis Julian.

Julian memaparkan siapa saja pihak yang turut berjasa selain keluarga dalam prosesnya mendapatkan lisensi pelatihan A. Pemilik jersey dengan nomor punggung 6 itu menyebut peran rekan satu klub dan pelatihnya.

"Para guru dan pelatih, terima kasih atas ilmu yang telah dibagikan," tambah pemain yang biasa bermain di posisi gelandang dan bek tengah tersebut.

"Terima kasih juga kepada klub @aremafcofficial atas dukungan yang terus-menerus dalam tahap pembelajaran ini," tambahnya.

Sebelumnya dilaporkan, baru sekali memimpin latihan Arema, Pelatih Marcos Santos terpaksa absen. Pelatih asal Brasil itu tidak terlihat dalam sesi latihan fisik di Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan, Sabtu (28/6/2025) pagi.

Sebelumnya, setelah secara resmi ditunjuk sebagai pelatih kepala, Marcos hadir dalam sesi latihan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Kamis (26/6/2025) sore. Tapi, pelatih berusia 46 tahun itu baru memimpin latihan keesokan harinya di Lapangan Wonoayu, Wajak, Kabupaten Malang (27/6/2025).

Sebelum latihan di Kebun Raya Purwodadi, Asisten Pelatih Andre Caldas, yang juga baru saja diumumkan sebagai pendamping Marcos, memberikan pernyataan terkait ketidakhadiran pelatih kepala. Menurutnya, Marcos telah mendapat izin dari manajemen Arema untuk meninggalkan Indonesia.

"Coach Marcos sudah mendapat izin untuk tidak hadir dalam sesi latihan selama empat hari ke depan, dia kembali ke Brasil," kata Andre.

Alasan Marcos Santos Terpaksa Absen Memimpin Latihan Arema

Pada kesempatan yang sama, Andre juga menyampaikan alasan mengapa Marcos harus meninggalkan tim sementara waktu. Setidaknya, mantan pelatih Timnas Brasil U-17 itu baru kembali bergabung dengan tim pada sesi latihan Rabu (2/7/2025).

"Pelatih Marcos harus pulang ke negaranya karena ada urusan administratif yang terkait dengan federasi sepak bola Brasil," tambahnya.

"Dia harus menangani beberapa dokumen penting yang terkait dengan kontraknya sebagai pelatih di sini. Urusan itu yang membuatnya harus meninggalkan tim," tambah pelatih berusia 37 tahun itu.

Penulis blog

Tidak ada komentar