
Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa rumah sakit dan klinik dari luar negeri saat ini dapat membuka cabangnya dan beroperasi di Indonesia. Hal itu muncul saat pertemuan dengan Presiden Dewan Eropa António Costa di Brussels, Belgia, Minggu (13/7).
Oleh karena itu, Presiden Prabowo mengirimkan sinyal bahwa jika nantinya Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif (CEPA) antara Indonesia dan Uni Eropa ditandatangani, maka perusahaan-perusahaan Eropa juga dapat membuka cabangnya di Indonesia.
Prabowo mengatakan Indonesia telah membuka partisipasi asing di banyak sektor dalam dua tahun terakhir. Saat ini, giliran investasi di sektor kesehatan yang dibuka untuk asing.
"Rumah sakit asing apa pun, atau lembaga kesehatan di luar negeri dapat membuka cabang mereka, atau lembaga yang terkait dengan mereka di Indonesia. Kami telah mengizinkan rumah sakit asing untuk dibuka di Indonesia," kata Presiden Prabowo kepada Presiden Costa saat keduanya bertemu di Kantor Dewan Eropa, Gedung Berlaymont, Brussels.
- Tiba di Eropa, Prabowo Bertemu Raja Belgia Philippe hingga Presiden Dewan Eropa
- Fadli Zon Menetapkan 17 Oktober sebagai Hari Budaya, Sama Seperti Ulang Tahun Prabowo
- Ketua Grup Lippo Mendorong Pemerintah Membuka Investasi Asing 67% di Rumah Sakit
Presiden kemudian menekankan bahwa dirinya ingin melihat lebih banyak keterlibatan Eropa dalam perekonomian Indonesia. Demikian pula, Indonesia siap masuk ke dalam perekonomian Eropa.
Bagi Presiden Prabowo, Eropa memiliki banyak keunggulan dan pengalaman dalam pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, serta tata kelola, dan keunggulan keuangan serta ekonomi. Di sisi lain, Indonesia juga memiliki banyak cadangan mineral dan sumber daya alam yang langka.
Oleh karena itu, Presiden Prabowo yakin bahwa CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa dapat saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
"Menurut saya kita memiliki hubungan yang saling menguntungkan," kata Presiden Prabowo.
Tidak hanya rumah sakit, Presiden Prabowo juga menyebut kampus-kampus asing saat ini juga diperbolehkan membuka cabang dan beroperasi di Indonesia. Presiden Prabowo juga menyampaikan keinginannya untuk mengirimkan lebih banyak mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studi di Eropa.
"Kami mengirimkan 3.394 mahasiswa setiap tahunnya untuk melanjutkan studi di Eropa, dan hingga saat ini, kami telah membiayai 11.784 mahasiswa (untuk studi di Eropa, red.), dan angka ini di luar mahasiswa yang membiayai sendiri studi mereka di Eropa. Jadi, ini yang disponsori oleh pemerintah, dan kami ingin melihat lebih banyak mahasiswa Indonesia melanjutkan studi di Eropa," kata Presiden Prabowo.
Presiden Prabowo mengumumkan penyelesaian negosiasi CEPA Indonesia dan Uni Eropa saat konferensi pers bersama Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Kantor Komisi Eropa, Gedung Berlaymont, Brussels, Minggu (13/7). Indonesia dan Uni Eropa telah melakukan negosiasi membahas poin-poin kerja sama CEPA selama sekitar 10 tahun.
Keberhasilan tersebut mendapat sambutan positif dari Presiden von der Leyen dan Presiden Costa, dua pemimpin Uni Eropa yang dijumpai oleh Presiden Prabowo di Brussels, Minggu. Dua pertemuan tersebut merupakan rangkaian dari kunjungan luar negeri Presiden Prabowo ke Brussels sejak Sabtu (12/7).
Dalam kunjungan resminya di Brussels, Presiden Prabowo didampingi beberapa menteri Kabinet Merah Putih, yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Budi Santoso, Menteri Investasi dan Hilirisasi/CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani, kemudian juga ada Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, serta Duta Besar RI untuk Belgia Andri Hadi.
Tidak ada komentar