10 Alasan Kenapa AI Tak Bisa Lengserin Keajaiban Studio Ghibli

NOIS.CO.ID -- Bulan lalu, jagat media sosial dihebohkan dengan tren merombak fotografi jadi ilustrasi gaya studio animasi Studio Ghibli berkat bantuan kecerdasan buatan (AI). Karyanya sungguh mengagumkan; rincian-rinciannya amat mirip hasil karangan Studio Ghibli. Meski demikian, walaupun AI bisa mereplika estetika tersebut, terdapat kontroversi besar tentang hal ini: Bisakah AI benar-benar menyatu dalam esensi serta pesona mendalam yang menjadi identitas dari setiap produksi Studio Ghibli?

Menurut laporan CBR.com, beberapa waktu ini, video di mana Hayao Miyazaki secara jelas mengungkapkan kebencian terhadap gambar hasil AI menjadi populer. Ini seiring dengan maraknya pembuatan "karya seni" gaya Ghibli menggunakan teknologi AI. Anak lelaki Miyazaki juga baru-baru ini memberikan pernyataan bahwa ia tidak menyukainya.

Banyak sekali area yang dapat menggunakan teknologi AI, misalnya pada bidang pelayanan konsumen ataupun untuk meningkatkan produktivitas dalam menulis kode program komputer. Akan tetapi, sudah menjadi hal yang pasti jika keberadaan AI tak punya ruang di ranah seni serta tidak mungkin bakal merampungkan ciptaan-ciptaan dari Studio Ghibli.

Oleh karena itu, berikut adalah 10 alasannya kenapa AI tidak bakal bisa menandingi karya original Studio Ghibli:

1. AI Mempunyai Batasan-batasan yang Tak Dikuasai oleh Manusia

Tentu saja AI telah menunjukkan bahwa itu merupakan peralatan yang amat bermanfaat. Akan tetapi, peralihan hanya berperan sebagai peralatan. Peralatan ini baru akan seefektif pemakainya sendiri, tak perduli betapa majunya teknologi tersebut.

Sama seperti pemain biola terbaik di dunia yang tak mengenal caranya, akhirnya hasilnya juga kurang menyenangkan. Ilustrasi dengan gaya Ghibli ciptaan AI tampak kosong, tanpa emosi atau jiwa, sebab mereka hanya mereproduksi warna dan gaya, bukan menciptakan sesuatu berdasarkan arti yang mendalam.

2. Kecerdasan Buatan Tak Dapat Mengenali Kesulitan Keadaan Manusia

Sebagian besar karya Studio Ghibli berkisah tentang sisi-sisi kehidupan manusia seperti proses menua, merasakan kasih sayang, serta melepaskan ketidaktahuannya. Walaupun mampu merepresentasikan ekspresi dari segi fisik, AI tidak sepenuhnya dapat menyadari bagaimana rasanya untuk hidup sebagai manusia. Karena itu, hasil buatan AI hanya menciptakan salinan palsu sehingga mengurangi nilai sebenarnya dalam pembuatannya.

3. Ciptaan Miyazaki Berasal dari Kisah Hidupnya Sendiri

Banyak karya Miyazaki muncul berdasarkan pengalaman serta emosinya pribadi, termasuk luka yang dideritanya setelah Perang Dunia II. Rasa dan keelokan di balik film Ghibli datang dari pengetahuan mendalam tentang hal-hal yang dia lihat secara langsung, oleh karena itu AI yang belum mengenal apapun hanya dapat mereplika wujudnya saja, tetapi bukan substansinya.

4. Kreativitas AI Tergantung pada Datanya

Gambar atau video yang timbul dari AI berasal dari dataset Yang telah ada sebelumnya. Oleh karena itu, AI pada dasarnya tidak sepenuhnya menciptakan sesuatu yang baru, melainkan menggabungkan berbagai informasi lama yang pernah diterimanya menjadi sebuah kesatuan. Produk akhir tersebut merupakan gabungan hasil kerja orang lain, daripada suatu ide asli. Ini jauh berbeda dengan keunikan kreasi Studio Ghibli.

5. Estetika Visual Studio Ghibli Cenderung Lebih Abstrak serta Penuh dengan Simbolisme

Film Ghibli cenderung mengajarkan kepada penonton daripada memberikan naratif langsung. Berbagai karyanya sering kali penuh dengan elemen-elemen abstrak sehingga setiap orang bisa memiliki pemahaman unik tentang cerita tersebut. AI tentu saja bakal kesulitan merespons dan mendapatkan konsep-konsep abstrak itu karena ia bekerja berdasar logika yang sudah ditentukan. Kemampuan untuk berpikir di luar batas konkret merupakan perbedaan antara manusia dan makhluk hidup lainnya, serta teknologi seperti komputer masih belum mencapai tahap tersebut. Ini menjadi penyebab dari pembatasan bagaimana mesin bisa membuat kreasi ala Studio Ghibli sendiri.

6. Kesusahan AI dalam Menampilkan Simbolisme yang Berarti

Dalam film-film Ghibli, simbol-simbol dipakai untuk mengekspresikan pesan-pesan penting tanpa perlu penjelasan lebih lanjut. Hal ini memerlukan pemahaman tentang budaya, pengalaman kehidupan, serta kesadaran estetika—elemen-elemen tersebut hanya dapat dikuasai oleh manusia, tidak sepenuhnya oleh AI. Meski demikian, AI mampu mereproduksi bentuk-bentuk simbol namun belum sanggup meresapi makna di baliknya.

7. AI Berbenturan dengan Prinsip-prinsip pada Karya-karya Miyazaki

Karya Miyazaki kerapkali membahas topik tentang interaksi antara manusia dan lingkungan, serta pertikaian antara kemajuan modern dan budaya lama. Dia pernah berkata bahwa AI merupakan "penodaan atas keberadaan hidup itu sendiri." AI, yang hanya mampu mereplikasi tetapi tidak sepenuhnya memahami, berlawanan dengan jiwa dan prinsip-prinsip yang digelorakan oleh Ghibli.

8. AI Dapat Melukis, Tetapi Tak Mampu Berkata Mimpi

Dapatkah komputer mempunyai impian? Jika ya, apakah yang diidamkan oleh komputer? Pertanyaan ini saat ini masih sulit untuk dijawab oleh komputer. Impian merupakan pusat dari karya-karya Studio Ghibli. Dunia-dunia fantastik Ghibli diciptakan berdasarkan impian dan khayalan yang rumit. Sementara itu, komputer tidak punya impian ataupun alam pikiran sendiri. Komputer tak dapat membuat sesuatu dari pengalaman emosi atau rohani karena pada dasarnya hanya mengevaluasi informasi dalam format biner yaitu angka 1 dan 0.

9. Kecerdasan Buatan Masih Tertangkap dalam Fenomena Uncanny Valley

AI sering kali belum berhasil menghasilkan bentukan manusia yang sungguh alami. Karakter buatan AI bisa kelihatan aneh hingga mengerikan, sehingga tampilan mereka menjadi kurang normal. Ini khususnya jadi masalah pada animasi ketika gambar harus bergerak. Di sisi lain, studio Ghibli ternyata handal dalam membentuk karakter serta lingkungan yang terkesan realistis dan penuh kehangatan.

10. AI Tidak Dapat Memahami Atau Merasakan Kematian

Salah satu topik utama dalam buatan Studio Ghibli ialah kematian, yang menjadi elemen integral dari kehidupan dan sebuah perjalanan yang memberikan arti pada eksistensi. Karena komputer tidak memiliki nyawa, maka konsep kematiannya pun tak dapat diterapkan. Tanpa pengertian tentang ketidahanan, AI enggak akan sanggup menghasilkan karya seni yang sungguh-sungguh memukau hati manusia.

Posting Komentar untuk "10 Alasan Kenapa AI Tak Bisa Lengserin Keajaiban Studio Ghibli"