
NOIS.CO.ID -- Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung secara resmi telah membebaskan biaya bagi 15 kategori warga untuk menggunakan angkutan umum yang berlaku sejak hari ini, Rabu (7/5).
Jenis transportasi publik yang dimaksud adalah Transjakarta, MRT, dan LRT; di masa depan akan dilanjutkan dengan Trans Jabotabek.
"Hari ini secara spesifik saya mengumumkan penghapusan biaya untuk 15 kelompok. Di masa mendatang, tidak hanya akan gratis di Transjakarta, tapi juga di Transjabodetabek," kata Pramono ketika berada di Transport Hub Dukuh Atas, Jakarta Pusat, pada Rabu (7/5).
Berikut ini adalah 15 kelompok yang menerima manfaat, yakni pegawai negeri sipil (PNS) aktif dan pensiunan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, tenaga kerja kontrak di lingkungan Pemprov DKI, pelajar yang mendapatkan Kartu Keluarga Harapan Plus (KJP Plus), pekerja dengan gaji upah minimum regional (UMR) melalui Bank DKI, penduduk Rusunawa atau rumah susun sederhana sewa, ketua tim kesehatan dan kebersihan PKK setempat, serta warga dengan kartu tanda penduduk (KTP) dari kepulauan Seribu.
Selanjutnya, para penerima beras untuk program Raskin di wilayah Jabodetabek, anggota dari TNI atau Polri, mantan pejuang kemerdekaan Indonesia, individu dengan kebutuhan khusus, warga lanjut usia berusia lebih dari 60 tahun, pengelola tempat ibadah, guru-guru PAUD, serta petugas penanggulangan malaria.
Dengan tingkat integrasi transportasi yang sudah mencapai 91%, Pramono menginginkan peningkatan pemakaian angkutan publik sebesar 5-10% pada tahun ini serta berupaya untuk meredakan kemacetan di Jakarta. Selain itu, ia bertujuan agar ibu kota tersebut menjadi salah satu dari lima puluh kota dunia terdepan.
"Sasaran saya adalah menjadikan Jakarta masuk dalam 50 kota global teratas di tahun 2025. Kemacetannya akan berkurang secara signifikan, dan hal utama lainnya yang ingin dicapai adalah peningkatan budaya penggunaan transportasi umum," tambahnya.
Pramono pun sudah menghadiri peresmian pengenalan integrasi infrastruktur konektivitas di gedung Transport Hub MRT Jakarta-Dukuh Atas.
Bangunan yang mencakup area lebih dari 17.000 meter persegi ini terdiri atas 12 tingkat bangunan dan dua lantai bawah tanah, sementara juga dilengkapi dengan akses langsung ke layanan busway Transjakarta.
"Sampai saat ini, saya telah mengeksplorasi hingga ke lantai 12. Sirkuit yang tersedia sungguh memukau, serta panorama dari ketinggian tersebut benar-benar mengagumkan. Selanjutnya, saya berencana untuk berkonsultasi dengan Menteri Perhubungan sehingga tempat ini dapat diintegrasikan dengan sistem transportasi seperti LRT, MRT, dan KRL," katanya.
Gedung Transport Hub didesain dengan berbagai fungsi, termasuk hotel, kantor, area perbelanjaan, tempat olahraga, dan juga menjadi titik transit untuk moda transportasi umum.
Sebagai area yang bersahabat dengan semua orang, tempat ini juga menghadirkan hiburan musik Betawi dari para artis penyandang disabilitas.
Di masa depan, harapannya adalah agar fasilitas ini menjadi model bangunan yang mendorong Integrasi transportasi umum dan dapat dicontoh di area-area lain.
Tidak ada komentar