Beranda
children and families
culture
family relationships and dynamics
parent child relationships
psychology
Antara Kakak dan Adik, Inilah 8 Kekuatan Luar Biasa Milik Anak Tengah Yang Ditegaskan Ahli Psikologi
Redaksi
Mei 08, 2025

Antara Kakak dan Adik, Inilah 8 Kekuatan Luar Biasa Milik Anak Tengah Yang Ditegaskan Ahli Psikologi

NOIS.CO.ID -- – Tiap keluarga mempunyai pola interaksi tersendiri, serta susunan kehadiran anak dalam kandungan kerapkali menjadi faktor penentu dalam pembentukan sifat dan ciri pribadi individu tersebut.

Anak sulung, anak menengah, serta anak paling kecil setiap satu dari mereka menghadapi perjalanan unik saat bertumbuh dan berkembang.

Pada banyak kesempatan, anak kedua, yang ada di antara kakak tertua dan adik kandungnya, kerapkali mengalami hambatan unik sendiri. Walaupun peranannya kadang luput dari sorotan, tempat tersebut secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan aspek emosi dan sosial mereka.

Berdasarkan ilmu psikologi, anak kedua atau tengah cenderung membangun banyak karakteristik untuk bertahan hidup yang menakjubkan karena letaknya yang senantiasa di antara dua pola perilaku. Karakter-karakter itu meliputi kebolehan bersesuaian, melakukan negosiasi, serta mendengar dengan penuh belas kasihan.

Melansir dari laman Parent From Heart, Pada Senin (5/5), artikel ini akan membahas secara mendalam delapan ciri khas yang umumnya dimiliki oleh anak kedua. Berikut adalah poin-poin tersebut:

  1. Pandai bernegosiasi

Berada di posisi sebagai anak tengah kerap kali menjadikan individu tersebut perlu menjadi mediator. Saudara kandung tertua umumnya lebih otoritatif dan bertindak sebagai panutan, sedangkan adik seringkali mendapat perhatian terbanyak dari orang tua.

Anak keduanya umumnya merasa berada di posisi tak begitu dipusatkan namun juga tidak terlampau tertekan. Sebab itu, mereka cenderung mengadaptasi diri dengan baik, sensitif atas kondisi sekitar, serta selalu mencari solusi harmonis ketika muncul perselisihan.

Seorang psikolog menyebutkan bahwa anak kedua sering kali jago berunding. Mereka mampu membaca emosi orang lain serta mengetahui bagaimana caranya supaya setiap individu merasa diperhitungkan. Keterampilan tersebut amat berguna ketika sudah menjadi dewasa, entah itu di lingkungan pekerja atau pun dalam ikatan personal.

  1. Mandiri

Anak tengah sering kali tumbuh dengan tingkat kemandirian yang tinggi. Saat orang tua sibuk membimbing anak pertama menghadapi masa remaja dan menjaga anak bungsu agar tetap aman, anak tengah bisa saja tidak mendapat perhatian sebesar itu.

Bukan berarti mereka diabaikan, tetapi kondisi ini membuat mereka belajar untuk mengurus diri sendiri lebih cepat.

Psikolog pun menyebut kemandirian sebagai salah satu ciri khas anak tengah yang penting untuk bertahan hidup. Mereka terbiasa menghibur diri, menyelesaikan masalah sendiri, dan menjalani hidup dengan sedikit bantuan dari orang lain.

  1. Mudah beradaptasi

Anak kedua biasanya sering kali berada dalam posisi di sela-sela sang kakak yang pemimpin dan adik bungsunya yang penasaran untuk mengejar. Oleh karena itu, mereka cenderung mengadopsi kecepatan adaptif sesuai kondisinya.

Psikolog mengatakan bahwa sifat ini merupakan karakteristik dari anak kedua dalam keluarga. Anak tersebut mampu beradaptasi dengan perilaku serta tanggung jawab yang diperlukan. Karena itu, hal ini menjadikan mereka orang yang lentur dan dapat melakukan banyak tugas.

  1. Pendengar yang baik

Anak tengah biasanya dianggap sebagai individu yang dapat diandalkan. Berlokasi di pertengahan antara kakak tertua dan adik kandungnya, mereka umumnya sudah terlatih untuk menghargai pandangan dari kedua pihak dan menjadi mediator alamiah. Melalui proses ini, mereka menerima pelajaran penting tentang cara mendengar secara efektif serta mengetahui bagaimana merasakan perasaan orang lain sebelum menyampaikan pendapat mereka sendiri.

Mereka menjadi sensitif terhadap emosi serta perspektif pihak lain, menjadikan mereka sebagai teman, pasangan, atau kolega yang mendukung dan pemaham.

  1. Penengah yang baik

Anak kedua sering kali mengalami peran sebagai mediator dalam keluarga mereka. Berada di antara saudaranya yang lebih tua dan dominan serta adiknya yang keras kepal, anak ini kerap menjadi pihak yang mencoba menyelisiki ketika perseteruan timbul.

Walaupun tak selalu gampang, peran sebagai anak tengah membiasakan dirinya untuk menjadi mediator yang efektif. Menurut psikolog, anak tengah umumnya mahir dalam meredam konflik, sebab mereka menguasai keterampilan bernegosiasi, menemukan solusi, serta memandang peluang ketika orang lain mungkin hanya melihat persoalan saja.

  1. Sering kali merasa ingin tampil unik dibandingkan dengan kakaknya.

Banyak orang mengira anak tengah akan cenderung mengikuti arus karena diapit oleh kakak dan adik. Tapi justru, anak tengah sering ingin tampil berbeda.

Psikolog mengatakan bahwa umumnya mereka berupaya ekstra untuk menciptakan jati diri yang khas, sehingga dapat terhindar dari kesenjangan antara posisi saudara laki-laki yang mendominasi dan saudari perempuan yang selalu dimanja.

Hasrat tersebut tak selalu bertentangan dengan peraturan. Terkadang hanya mengartikan pilihan soal kesukaan, cara berbusana, atau jalannya kehidupan yang unik dibandingkan kakak-kakaknya.

  1. Bermental tangguh

Bertumbuh sebagai seorang anak menengah dapat memberikan pelatihan luar biasa terkait kekuatan mental. Mereka kerapkali ditempatkan dalam posisi teladan bagi sang adik, sementara masih harus mencapai ekspektasi yang telah ditentukan oleh si sulung.

Meski tidak mudah, anak tengah biasanya mampu menjalani peran ini dengan tenang. Psikolog menyebut bahwa mereka cenderung memiliki ketekunan dan daya tahan tinggi.

Anak tengah belajar untuk bangkit saat menghadapi kegagalan dan tetap melangkah meskipun situasi sulit.

  1. Empati

Salah satu sifat paling penting yang sering berkembang pada anak tengah adalah empati. Karena berada di antara kakak dan adik, mereka belajar untuk memahami perasaan dan perspektif kedua saudara mereka.

Anak-anak sering diharapkan untuk menemui berbagai rintangan seperti kesenangan, kesedihan, kemenangan, dan perjuangan dalam hidupnya. Menurut psikolog, memperkenalkan empati kepada anak semenjak usia dini dapat membantu mereka berkembang menjadi individu dewasa yang lebih peka dan pemaham.

Mereka tumbuh menjadi individu yang terbuka untuk bersosialisasi, menyediakan rasa nyaman dan dukungan, selain juga membikin orang lain merasa dipandang penting dan dimengerti.

Penulis blog

Tidak ada komentar