
PIKIRAN RAKYAT Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi telah menetapkan dana sejumlah Rp1,2 triliun untuk konstruksi sekolah serta ruangan belajar tambahan di wilayah Jawa Barat yang direncanakan terwujud pada tahun 2025.
Rencana anggaran ini naik secara signifikan bila dibandingkan dengan masa pemerintahan Ridwan Kamil, di mana dana sebesar kira-kira Rp60 miliar dialokasikan untuk bidang tersebut.
Dengan demikian, belanja gedung dan bangunan di era Dedi Mulyadi meningkat 20 kali lipat dibandingkan era sebelumnya.
Dalam pertemuan dengan tim Pemprov Jabar, Dedi Mulyadi mengajukan pertanyaan tentang total jumlah ruangan belajar yang rusak di Jawa Barat.
ternyata terdapat sekitar 3.333 ruangan kelas yang telah tidak memenuhi standar lagi. Dia menaksir biaya sebesar Rp275 juta diperlukan untuk setiap konstruksi ruang kelas baru.
"(3.333 ruang kelas) dikalikan dengan angka Rp275 juta per kelas, hasilnya menjadi Rp 916 miliar tambahan untuk 92 sekolah yang memiliki masalah lokasi," ujar Dedi Mulyadi melalui akun TikTok-nya, @dedimulyadiofficial, pada hari Selasa, 6 Mei 2025.
Pria yang akrab disapa KDM itu juga sempat syok saat mengetahui masih ada 92 sekolah yang bermasalah di Jawa Barat.
"Makanya kenapa beli TIK, sakola na arek rugrug (runtuh)," kata dia lagi.
Bila dikalkulasikan, biaya untuk mendirikan kelas baru serta memperbaiki sekolah yang rusak menghabiskan dana kurang lebih 1,1 triliun rupiah.
"Rp 1,1 triliun tersebut dialokasikan untuk membangun kembali ruang kelas yang rusak di Jawa Barat. Di daerah ini banyak sekolah dengan fasilitas kelas yang mengalami kerusakan atau bahkan belum memiliki gedung sendiri karena lahan adalah milik pihak lain. Jika dirata-ratarata, perkiraan anggarannya mencapai sekitar Rp1,2 triliun," ungkap KDM.
Selanjutnya, dia mengusulkan agar dana sebesar Rp1,2 triliun dikhususkan untuk konstruksi ruangan belajar yang baru.
"Yang dari dana TIK itu, yang Rp730 M, rombak jadi pembangunan ruang kelas baru," kata Dedi Mulyadi.
Sebagai perbandingan, saat Ridwan Kamil memimpin, pembangunan Masjid Al Jabbar menghabiskan dana kurang lebih Rp1 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jawa Barat. Proyek tersebut mendapat kritikan lantaran penggunaan anggaran yang cukup besar.
Menggunakan alokasi anggaran yang mencapai Rp5,5 triliun, Dedi Mulyadi menetapkan dana untuk bidang utama termasuk pendidikan, pembangunan jalan, serta kesehatan.
Sebagai contoh, dana yang dialokasikan untuk pembangunan jalan meningkat dari Rp600 miliar menjadi Rp2,4 triliun, serta anggaran untuk pemasangan listrik kepada penduduk naik dariRp20 miliar hingga mencapai Rp350 miliar.
Tidak ada komentar