
NOIS.CO.ID -- , JAKARTA — Perusahaan penerbangan berwarna merah muda PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) dilaporkan menangguhkan aktivitasnya untuk sementara waktu. grounded ) setidaknya 15 pesawat akibat biaya perawatan yang melonjak.
Berdasarkan pemberitaan Bloomberg , GIAA menangguhkan sementara 15 tersebut pesawat dikarenakan kesulitan membayar biaya perawatan pesawat Beberapa penyedia bagi maskapai nasional Indonesia tersebut pun mengajukan permintaan pembayaran dimuka untuk komponen dan layanan, disebabkan oleh ketakutan akan situasi finansial Garuda.
Sumber Bloomberg juga menyebutkan mayoritas pesawat yang tidak beroperasi tersebut merupakan milik anak usahanya PT Citilink Indonesia. Berdasarkan data terbaru dari Cirium yaitu lembaga pelacak armada maskapai, Garuda sendiri memiliki 66 pesawat yang aktif dan 14 lainnya dalam penyimpanan.
Burung Garuda diketahui mengalami dampak signifikan dari biaya pemeliharaan karena mayoritas armada mereka beroperasi pada rute jarak pendek. Ini menyebabkan biaya perawatan relatif lebih tinggi per jam terbang ataupun per siklus penerbangan, disebabkan oleh peningkatan tingkat aus. Rencana servis untuk pesawat biasanya diatur sesuai dengan jumlah take-off dan landing, tidak bergantung pada waktu operasionalnya.
Bisnis Mengecek dengan Garuda Indonesia, tetapi GIAA belum menyampaikan tanggapan sampai artikel ini dibuat.
Sebagai informasi, GIAA mencatat rugi bersih sebesar US$76,48 juta atau setara Rp1,26 triliun (dengan asumsi kurs Rp16.603 per dolar AS) pada kuartal I/2025.
Meski masih mencatatkan kerugian, angka ini menunjukkan perbaikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana rugi bersih tercatat US$87,03 juta atau sekitar Rp1,44 triliun.
Peningkatan performa ini dipacu oleh pertumbuhan pendapatan operasional yang naik 1,62% year-on-year (yoy), mencapai US$723,56 juta atau setara dengan Rp12,01 triliun, dibandingkan dengan US$711,98 juta atauRp11,82 triliun di kuarter I/2024 sebelumnya.
Sebagian besar penghasilan perusahaan Garuda berasal dari operasional penerbangan, mencapai US$668,56 juta. Tambahan lagi, layanan reparasi dan pemeliharaan pesawat memberikan kontribusi senilai US$95,36 juta, sedangkan pendapatan dari bagian lainnya diperhitungkan menjadi US$93,7 juta.
Tidak ada komentar