NOIS.CO.ID -- Menteri BUMN Erick Thohir menyarankan bahwa bagian dari subsidi dan kompensasi energi yang umumnya diterima oleh Pertamina dan PLN bisa dipenuhi melalui pembayaran dalam bentuk dolar AS atau USD.
Perlu dicatat bahwa subsidi dan kompensasi untuk energi tersebut mencakup Bahan Bakar Minyak (BBM), LPG, serta listrik yang umumnya ditanggung oleh pemerintah lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dana ini dialokasikan ke dua perusahaan milik negara tersebut.
Erick mengatakan bahwa langkah tersebut diambil untuk memperkuat kerjasama antara berbagai departemen yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto dalam menghadapi situasi ketidakinan dunia saat ini.
"Kemarin bersama Kementerian ESDM serta Bu Menkeu (Sri Mulyani), yang sangat mendukung saat kita mengajukan apakah mungkin untuk membayar sebagian dari subsidi kompensasi tersebut bukan hanya menggunakan rupiah, tetapi juga dolar AS," ungkap Erick pada konferensi pers di kantornya, Senin (5/5).
"Daripada kita cari dolar masing-masing, sebenarnya kita adalah satu keluarga besar. Baik itu Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, Pertamina, atau PLN, kita semua merupakan bagian dari keluarga besar bangsa Indonesia yang berwarna merah putih," tambahnya.
Selanjutnya, Erick mengatakan bahwa selama proses pengajuan itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani terbilang sigap dalam menanggapi. Apalagi, tujuan ini sebagian besar dimaksudkan untuk melindungi nilai tukar rupiah agar tetap stabil dan tidak merosot.
"Bundah Menteri Keuangan sangat sigap. Salah satu hal tersebut adalah kami tetap memantau untuk mencegah tekanan pada nilai tukar mata uang dan juga mengawasi kondisi perusahaan milik negara," tandasnya.
Pada saat yang sama, menurut laporan Departemen Keuangan, penyaluran anggaran untuk subsidi energi sampai Maret 2025 telah mencapai Rp 32,2 triliun. Dalam detailnya, untuk subvensi bahan bakar minyak (BBM), volume yang disalurkan adalah sekitar 2.907,7 kiloliter, naik 3,5% dibanding dengan jumlah sebelumnya yaitu 2.807,9 kiloliter.
Selanjutnya, penjualan LPG 3 kg naik menjadi 1.368 kiloliter, yang berarti bertambah sebesar 2,9% jika dibandingkan dengan masa yang sama di tahun sebelumnya. Sementara itu, jumlah pelanggan yang mendapatkan subsidi untuk tagihan listrik mencapai 41,9 juta orang, mengalami kenaikan sebesar 4,2% apabila disbandingkan dengan periode serupa pada tahun lalu.
Lebih spesifik lagi, Kementerian Keuangan melaporkan bahwa sampai bulan Maret tahun 2025, pihak berwenang sudah mengalokasikan dana untuk subsidi terkait LPG, bahan bakar minyak, serta anggaran transportasi umum senilai Rp 121,6 triliun. Selanjutnya, ada juga alokasi subsidi listrik yang bernilai Rp 89,8 triliun.
Sumber gambar: Nurul Fitriana/NOIS.CO.ID --
Redaksi
Tidak ada komentar