Beranda
education
government
politics
politics and government
public policy
Kontroversi Pendidikan Militer: DPRD KBB Dorong KDM Bangun Karakter Siswa dengan Inovasi
Redaksi
Mei 09, 2025

Kontroversi Pendidikan Militer: DPRD KBB Dorong KDM Bangun Karakter Siswa dengan Inovasi

PR JABAR —Pemerintahan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi atau biasa disingkat sebagai KDM, telah menerapkan kebijakan pendekatan pendidikan karakter dengan fokus pada disiplin ala militer. Saat ini, aturan tersebut sudah dilaksanakan secara resmi di dua wilayah yaitu Purwakarta dan Kota Bandung.

Pada hari Jumat tanggal 2 Mei, sekitar 39 siswa sekolah menengah pertama yang dinilai sebagai "siswa sulit dikendalikan" memulai proses pembelajaran mereka di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Armed 9, Purwakarta. Pada saat bersamaan, ada pula 30 pelajar lainnya di Kota Bandung yang ikut serta dalam program mirip tersebut di Rindam III Siliwangi.

Proyek tersebut telah menyebabkan berbagai tanggapan positif dan negatif. Beberapa orang merasa bahwa metode bertema militer kurang cocok dengan ideologi pembelajaran kontemporer. Sementara itu, banyak juga yang setuju, melihat hal ini sebagai jawaban nyata terhadap penurunan disiplin siswa yang dipengaruhi oleh arus teknologi digital zaman sekarang.

H. Mumin, Wakil Ketua Komisi 4 DPRD Kabupaten Bandung Barat (KBB) Fraksi Gerindra mengaku pihaknya secara penuh mendukung langkah kebijakan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.

Sebagai sesama anggota fraksi Gerindra, Mumin mengatakan bahwa program KDM, di mana gubernurnya adalah seorang kader Gerindra, dipandang dapat memperkuat disiplin, etika, serta rasa cinta tanah air pada siswa-siswa dengan masalah perilaku.

"Saya sangat memahami sepenuhnya tentang situasi di lapangan. Generasi muda hari ini butuh lebih dari sekadar nasihat; mereka harus diberi pelatihan praktis, dan markas militer bisa menjadi lokasi ideal bagi hal tersebut. Saya sungguh merasa bangga dengan KDM sebagai salah satu anggota Partai Gerindra yang sekarang menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat," ungkap Mumin, wakil ketua komisi 4 DPRD Kabupaten Cirebon, saat memberikan keterangan kepada PR JAWA BARAT pada tanggal 6 Mei 2025.

Mumin, latar belakangi pengalaman dalam bidang pendidikan serta manajemen yayasan sekolah dasar dan menengah, juga menyatakan bahwa proyek ini bukan bertujuan merancang para siswa sebagai tentara, namun lebih kepada membangun jiwa nasionalisme yang tangguh. Setiap tahap implementasinya telah disetujui oleh orangtua murid.

Selain itu, dia mengatakan bahwa tantangan di masa mendatang untuk pemuda tidak hanya terkait dengan keterampilan profesional, melainkan juga mencakup kestabilan emosional, fleksibilitas, serta kemampuan memecahkan masalah.

Menurutnya, pendidikan seharusnya tidak diarahkan hanya untuk memenuhi kebutuhan industri, melainkan untuk membentuk warga negara yang berpikir kritis, kreatif, dan berbudi pekerti luhur.

"Sekolah tidak harus seperti pabrik penghasil tenaga kerja. Sebaiknya menjadi ruang untuk membentuk karakter serta tempat di mana para pelajar dapat mempelajari cara hidup sebagai warga negara yang berfikiran," tandasnya.

Mumin juga mengingatkan pentingnya organisasi sebagai laboratorium kehidupan nyata bagi pelajar. “Anak-anak harus dibimbing untuk aktif di organisasi agar tidak pasif dan penurut. Tanpa itu, mereka akan jauh dari kemampuan berpikir kritis.”

Terakhir, kata Mumin, pihaknya mengajak seluruh pihak guru, orang tua, dan pejabat pemerintah untuk berhenti berwacana dan mulai memberikan teladan nyata bagi generasi muda.

"Mari Berhenti berwacana, kita harus mulai memberikan keteladanan yang sangat nyata untuk seluruh generasi muda khususnya di Jabar," katanya menandaskan. ***

Penulis blog

Tidak ada komentar