
Film 'Mungkin Kita Perlu Waktu' mengisahkan ketidakdekatannya hubungan dalam suatu keluarga setelah kepergian Sara (Naura Hakim), sang puteri sulung, meninggal dunia.
Dimulai dari Restu (Lukman Sardi), sang kepala keluarga, Kasih (Sha Ine Febriyanti), seorang ibu yang penuh kasih sayang terhadap anaknya, serta Ombak (Bima Azriel), sang adik bungsing yang selalu bersemangat dalam mengarungi hidupnya setiap harinya. Keluarganya ini tinggal bersama-sama dengan harmonis dan tanpa ada masalah berarti.
Tetapi tanpa mereka ketahui, setiap orang menyembunyikan lukanya sendiri sehingga hal yang dinamakan rumah itu menjadi tak lagi serupa dari sebelumnya.
Aleiqa (Tissa Biani), yang adalah teman sekolah Ombak, berusaha menambahkan sentuhan cerah ke dunia di sekelilingnya yang sudah penuh warna. Namun, hal ini justru bertentangan dengan harapan dan perasaannya sendiri.
Pada saat konferensi pers, Sha Ine Febriyanti menyampaikan bahwa film tersebut sangat
relate
dengan kehidupan.
Untuk mengembangkan karakter Ibu Kasih, Ine tak sekadar menelaah teks yang disodorkan, melainkan juga berdiskusi dengan sang penyutradara, penulis dialog, serta bersilaturahmi dengan Teddy Soeriaatmadja selaku produser. Seluruh proses itu pun ia lakukan sembari merujuk pada figur tertentu yang telah dikenalinya.
Sebagai orang tanpa latar belakang serupa dengan Ombak, Bima Azriel berusaha untuk menginterpretasikan masa kecil tokoh tersebut. Dia melaksanakan penelitian bersama temannya dan juga melakukan introspeksi terhadap diri sendiri.
Tissa Biani berkata jika Aleiqa merupakan cerminan dari apa yang orang-orang tunjukan di sosial media, semua yang perlihatkan adalah hal yang baik dan menyenangkan.
Naura Hakim bahkan menangis berulang kali ketika melihat film itu, karena tokoh Sara.
relate
dengan dirinya.
Film yang bakal ditampilkan di bioskop pada 15 Mei 2025 nanti, akan mengajak penikmatnya untuk berpantulan dalam alur ceritanya, termasuk sampai kepada tindakan dan pilihan yang dibuat oleh masing-masing tokoh.
Tidak ada komentar