
NOIS.CO.ID Tidak semua orang menyadari bahwa dalam budaya Jawa, kekuatan ucapan bisa menjadi sabda yang nyata.
Dalam kepercayaan leluhur, sabda adalah bentuk tertinggi dari energi batin. Orang-orang tertentu yang lahir dengan weton istimewa ini tidak perlu menjadi dukun atau paranormal.
Ucapan mereka secara alami menyatu dengan frekuensi alam semesta. Entah berupa firasat, doa, peringatan, bahkan gurauan sekalipun—semuanya bisa menjadi nyata.
Dikutip dari kanal Ngaos Jawa, berikut adalah delapan weton kelahiran yang dipercaya memiliki sabda bertuah.
1. Senin Legi: Weton Sang Penenang Jiwa, Sabdanya Jadi Petunjuk Hidup
Orang yang lahir pada hari Senin Legi dikenal memiliki sifat yang tenang dan berwibawa. Dalam tradisi Jawa, Senin melambangkan unsur tanah, sedangkan Legi melambangkan kelembutan. Kombinasi ini membuat mereka menjadi pribadi yang damai namun kuat secara spiritual.
Mereka cenderung tidak banyak bicara, namun sekali berucap, ucapannya bisa terasa seperti sabda. Banyak kasus di mana perkataan mereka menjadi kenyataan, seperti peringatan halus tentang perjalanan, firasat tentang seseorang, atau dukungan batin yang membuat orang lain berhasil.
Senin Legi sangat peka terhadap perubahan energi, terutama ketika berbicara dalam kondisi emosi yang mendalam. Jika mereka marah dan mengucapkan kalimat buruk, bisa jadi ucapannya menjadi malapetaka bagi yang dituju. Oleh karena itu, mereka juga dikenal sangat berhati-hati dalam berkata.
2. Rabu Pahing: Sang Penjaga Keseimbangan Alam Spiritual
Rabu Pahing memiliki posisi khusus dalam primbon karena dikaitkan dengan penjaga harmoni antara dunia nyata dan dunia gaib. Mereka dikenal tenang, cerdas, dan mendalam. Tidak heran jika ucapannya sering dianggap sebagai firasat.
Orang Rabu Pahing sering memberikan pernyataan yang kemudian terbukti akurat, bahkan bertahun-tahun kemudian. Dalam budaya Jawa, mereka disebut memiliki ilmu bisik—kemampuan menangkap suara semesta dan menyampaikannya lewat lisan. Kalimat mereka seperti doa yang berjalan.
Namun, potensi ini juga bisa menjadi ancaman jika tidak dikendalikan. Ketika mereka kecewa, kata-katanya bisa menjadi kutukan. Oleh sebab itu, orang tua Jawa dulu selalu mengajarkan untuk tidak sembarangan berbicara di depan Rabu Pahing.
3. Jumat Pon: Pewaris Sabda Para Wali dan Leluhur
Jumat dalam tradisi Islam dan Jawa merupakan hari yang penuh berkah. Bila digabung dengan pasaran Pon, seseorang yang lahir pada Jumat Pon dipercaya membawa cahaya keturunan para wali atau tokoh suci.
Kata-kata mereka adalah bentuk dari karomah atau anugerah. Bukan hanya ucapan positif yang menjadi kenyataan, tetapi juga amarah dan peringatan. Mereka sering tanpa sadar mengucapkan sesuatu yang kemudian benar-benar terjadi. Bahkan doa mereka dipercaya cepat dikabulkan.
Karena itu, orang dengan weton ini harus menjaga kebersihan hati dan niat sebelum berbicara. Ucapannya mudah memengaruhi takdir, baik milik sendiri maupun orang lain.
4. Selasa Kliwon: Sang Pemilik Sabda Gaib
Weton Selasa Kliwon berada di persimpangan antara ketegasan dan spiritualitas. Mereka adalah pribadi yang mandiri namun penuh intuisi. Banyak di antara mereka yang sejak kecil memiliki kemampuan merasakan firasat kuat.
Ucapannya sering datang begitu saja dan bersifat sebagai ramalan. Dalam masyarakat Jawa, orang Selasa Kliwon dianggap mampu menjadi perantara antara batin dan realitas. Ucapannya sering dianggap mistis karena menyentuh kejadian-kejadian yang belum terjadi.
Meskipun terlihat keras di luar, batin mereka sangat lembut. Itulah sebabnya, kata-kata yang mereka ucapkan ketika marah bisa membawa perubahan nasib.
5. Kamis Wage: Penyampai Sabda Alam yang Tak Tertulis
Orang Kamis Wage sering kali menjadi penyambung pesan yang tidak tertulis. Ucapan mereka seakan berisi wahyu tersembunyi. Dalam primbon, weton ini diasosiasikan dengan penyebar energi damai dan pelindung.
Orang Kamis Wage biasanya sering mengalami kejadian "kebetulan" yang berulang kali—misalnya, setelah mereka bercanda tentang sesuatu, hal itu benar-benar terjadi.
Kekuatan sabda Kamis Wage bukan berasal dari dirinya sendiri, melainkan karena mereka menjadi wadah dari energi leluhur. Mereka sering tidak menyadari kemampuan ini, namun orang-orang di sekitarnya biasanya bisa merasakannya.
6. Sabtu Pon: Pengetuk Gerbang Dimensi Gaib
Dalam berbagai tradisi, Sabtu Pon disebut sebagai waktu lahirnya para pemecah karma dan pembuka jalan spiritual. Mereka memiliki hubungan yang kuat dengan dunia bawah sadar dan roh-roh penjaga.
Ucapan mereka seperti gema di lorong waktu. Terkadang, mereka hanya melontarkan satu kalimat, namun efeknya bisa dirasakan jauh hari kemudian.
Sabtu Pon adalah tipe orang yang memiliki vibrasi tinggi. Karena itu, apa pun yang mereka ucapkan—entah canda, marah, atau serius—bisa mengguncang realitas. Dalam adat Jawa, ucapan orang Sabtu Pon dianggap sebagai pintu masuk pengaruh metafisik.
7. Rabu Wage: Sabda yang Netral namun Mengandung Potensi Besar
Weton ini dianggap memiliki 'suwung' atau kekosongan batin yang dalam. Kekosongan ini bukanlah kelemahan, melainkan ruang untuk menyerap dan memantulkan energi sekitar.
Ucapan Rabu Wage seringkali tidak disengaja, namun justru itulah kekuatannya. Karena batinnya bersih dari pamrih, sabdanya sering menjadi kenyataan.
Orang Rabu Wage mungkin saja mengatakan sesuatu secara spontan, dan ternyata hal itu terjadi. Kemampuan ini membuat mereka harus berhati-hati, terutama ketika sedang dalam keadaan emosional.
8. Jumat Kliwon: Raja dari Semua Weton Sabda Bertuah
Jumat Kliwon adalah weton yang sangat disakralkan dalam budaya spiritual Jawa. Mereka merupakan perpaduan antara hari penuh berkah (Jumat) dan pasaran paling gaib (Kliwon). Kombinasi ini melahirkan pribadi yang sangat kuat secara batin dan spiritual.
Ucapan mereka bagaikan tanda yang tak bisa diabaikan. Kata-kata mereka bisa menjadi penentu arah hidup seseorang. Bahkan, dalam beberapa kasus, orang-orang tertentu bisa sembuh dari penyakit atau justru mengalami kesialan setelah Jumat Kliwon mengucapkan sesuatu.
Karena itu, mereka sering dihormati dan dihargai. Namun, jika Jumat Kliwon menyalahgunakan ucapannya, ia juga bisa menjadi sasaran kemarahan alam semesta.
Delapan weton di atas bukan hanya membawa anugerah, tapi juga tanggung jawab. Ucapan mereka bukan sekadar suara, tapi bisa menjadi sabda yang nyata. Oleh karena itu, jika Anda termasuk salah satunya, waspadalah dalam berkata-kata. Jangan gunakan kekuatan ini untuk hal buruk.
Sebaliknya, jadikan sabda-Mu sebagai doa dan petunjuk. Gunakanlah untuk menyembuhkan, memberi harapan, dan menyelamatkan. Karena sabda adalah amanah dari leluhur dan alam semesta.
Dan jika Anda tidak termasuk dalam delapan weton ini, bukan berarti Anda tidak memiliki kekuatan. Setiap manusia bisa menjadi pembawa sabda—selama batin dijernihkan, niat diluruskan, dan ucapan dijaga.
Tidak ada komentar