Beranda
Industri Teknologi
kecerdasan buatan
teknik Komputer
teknologi
tren teknologi
Komdigi Imbau Gen Z Belajar Prompt Engineering agar Untung Pakai AI, Apa Itu?
Redaksi
Juli 02, 2025

Komdigi Imbau Gen Z Belajar Prompt Engineering agar Untung Pakai AI, Apa Itu?

Komdigi atau Kementerian Komunikasi dan Digital mendorong generasi muda Indonesia menguasai keterampilan rekayasa prompt sebagai bagian dari upaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang kecerdasan buatan atau AI .

Pengguna pasif hanya menggunakan AI dengan prompt sederhana. Ada yang lebih unggul hasilnya, yaitu menjadi insinyur prompt ," kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Komdigi Bonifasius Wahyu Pudjianto dalam forum diskusi "Berdaya dengan AI" di Sekolah Tinggi Multi Media (STMM) Yogyakarta, Jumat (27/6), dikutip dari siaran pers.

Menurut Bonifasius, diperlukan keahlian khusus dalam menyusun prompt so that AI produces keluaran optimal. Selain itu, profesi prompt engineer bukanlah profesi eksklusif untuk disiplin ilmu tertentu, tetapi terbuka untuk semua disiplin ilmu.

"Prompt engineer tidak sebatas hanya menulis sesuatu, tapi kita bisa mengkompilasikan dengan prompt-prompt yang tertata secara cermat untuk menghasilkan hasil yang baik," ujarnya.

Apa Itu Rekayasa Prompt?

Prompt engineering adalah teknik untuk menyusun instruksi atau perintah secara tepat sehingga AI seperti ChatGPT, DALL·E, atau Midjourney dapat memberikan jawaban yang akurat dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Menurut TechTarget (10/1), metode ini sangat penting untuk memaksimalkan kemampuan AI dalam memahami dan merespons permintaan manusia.

AI generatif bekerja dengan teknologi bernama transformator , yang memungkinkan mesin memproses bahasa manusia melalui pemrosesan bahasa alami (NLP). Agar AI dapat merespons dengan benar, ia perlu diberi petunjuk yang jelas dan terstruktur, dan di sinilah peran prompt engineering berada.

Dalam praktiknya, rekayasa prompt melibatkan berbagai teknik seperti:

  • Tokenisasi: memecah input menjadi unit-unit kecil agar dapat dipahami oleh model
  • Penyetelan parameter: menyesuaikan pengaturan seperti panjang respons atau gaya bahasa
  • Pengambilan sampel top-k: memilih hasil terbaik dari sekumpulan kemungkinan output

Permintaan yang diberikan ke AI bisa dalam bentuk teks, gambar, atau data lainnya. Meskipun AI bisa memahami bahasa manusia, hasilnya tetap bisa berbeda tergantung dari jenis atau platform AI yang digunakan. Setiap AI memiliki gaya dan cara sendiri dalam menyusun respons.

Rekayasa prompt (prompt engineering) banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Beberapa contohnya, menurut TechTarget:

  • Menulis: Membantu jurnalis, penulis, dan pemasar menemukan ide dan membuat konten lebih cepat. Contohnya, membuat transkrip acara atau menulis skenario berdasarkan cerita.
  • Desain grafis: Prompt yang tepat membantu AI membuat desain yang lebih detail dan sesuai keinginan.
  • Pengembangan perangkat lunak: Membantu programmer menyelesaikan masalah kode dan membuat potongan kode dengan cepat.
  • Kesehatan: Digunakan untuk menganalisis data pasien dan merangkum laporan medis. Chatbot juga bisa digunakan untuk menjawab pertanyaan dari pasien.
  • AI Percakapan: Banyak sektor membuat chatbot khusus sesuai kebutuhan. Contohnya, perusahaan e-commerce memakai chatbot untuk menjawab pertanyaan pelanggan dan membantu menyelesaikan masalah. Dalam kasus ini, prompt digunakan untuk menghasilkan respons yang sesuai, misalnya ringkasan langkah-langkah bagi teknisi, atau panduan lengkap untuk pelanggan biasa.
  • Keamanan Siber: Ahli keamanan menggunakan AI untuk mensimulasikan serangan siber. Dengan prompt tertentu, mereka bisa menguji seberapa kuat sistem melawan serangan dan mencari celah keamanannya.

Rekayasa prompt juga penting untuk mencegah AI disalahgunakan. Salah satu bentuk penyalahgunaan adalah serangan injeksi prompt, yaitu ketika seseorang sengaja membuat pertanyaan rumit agar AI bingung atau bertindak di luar aturan.

Sebagai contoh, para peneliti pernah berhasil memancing AI untuk membocorkan informasi tersembunyi, seperti nama kode chatbot Bing milik Microsoft yang ternyata adalah "Sydney", atau mode rahasia ChatGPT bernama "DAN" yang memungkinkan AI menjawab tanpa batasan.

Untuk menghindari hal itu, pengembang menyusun aturan dan prompt khusus agar AI tidak memberikan informasi sensitif. Microsoft bahkan pernah membatasi jumlah pertanyaan dalam satu sesi Bing Chat karena AI sempat memberikan jawaban yang keliru dan aneh.

Penulis blog

Tidak ada komentar