
Daya Pacunya Setara LCGC, Ini Dia DiSuS-Z BYD, Teknologi Mengagumkan yang Melejitkan Popularitas Worldwide
Sistem Kontrol Tubuh Elektromagnetik Cerdas DiSus-Z yang terkenal di seluruh dunia mempermudah mobil untuk melewati hambatan dengan cepat.
NOIS.CO.ID --/ News
Iday 23 Mei, pukul 10:45 WIB 23 Mei, pukul 10:45 WIBNOIS.CO.ID -- - Anda mungkin pernah lihat video di mana ban atau roda mobil keluaran BYD tampak enggan menginjak lubang yang tertutup kaca saat melaju.
Akhirnya, kaca tipis pada demonstrasi tersebut masih utuh. Seperti ada pengawas yang terlebih dahulu mengetahui dan memberitahu anggota badannya, sehingga kakinya dapat mendorong roda untuk menghindari remukkanya kaca penutup lubang itu.
Atau dalam adegan lain, roda naik sebentar sebelum menjejakkan diri pada batu atau tonjolan di jalanan bergelombang. Gerakan itu terjadi begitu cepat ketika kendaraan sedang meluncur kencang.
Akhirnya, kendaraan tersebut sangat stabil hingga cawan yang berisi air di dalam kabin tetap tenang tidak bergoyah. Selayaknya mobil itu tidak menimbulkan getaran sama sekali.
Berikut adalah penjelasan sederhana tentang sistem suspensi luar biasa milik BYD. Sistem ini mencakup total enam jenis teknologi dan disebut sebagai DiSUS.
Yaitu DiSus-C, DiSus-A, DiSus-P, DiSus-X, DiSus-M, dan DiSus-Z
Berikut ini merupakan ilustrasi yang baru saja Anda baca tentang DiSus-Z Intelligent Electromagnetic Body Control System atau dengan kata lain seperti dijelaskan berikut.
Getaran di dalam mobil dapat terjadi ke beragam arah. Salah satu contohnya adalah getaran secara vertikal dari atas ke bawah.
Oleh karena itu, diciptakan pengendali body vertical untuk menetralkan getaran tersebut dan diberi kode DiSus oleh BYD.
Di DiSus-Z (yang digunakan pada Yangwang U7), BYD menerapkan teknologi suspensi listrik pertama di dunia yang benar-benar elektro.
Mungkin terdengar biasa. Tapi jika dibedah, di sinilah letak kecanggihannya.
Sistem ini menciptakan efek seperti body kendaraan hampir terapung di atas empat rodanya, dapat menangani energi vertikal dengan dua cara berbeda.
Pada saat bergerak dengan sepeda motor, sistem suspensinya merubah energi listrik secara langsung menjadi tenaga mekanik dan secara aktif menciptakan pergerakan vertikal guna menangani hambatan yang dihadapi dari permukaan jalanan.
Hal ini memungkinkan pemisahan antara bagian atas kendaraan dan rangka bawahnya, menyediakan sensasi perjalanan yang lembut dan terkontrol layaknya sedang melayang.
Bayangkanlah, seorang atlet beladiri dapat dengan tenang mengangkat satu kakinya di atas atap sementara mobil sedang berjalan.
“Dari sisi sensor, kami secara independen mengembangkan sensor eksklusif bernama Mochi, yang dirancang khusus untuk DiSus-Z,” ujar Mr. Wang Jianwei Javy, Head of Product BYD Asia Pacific dalam presentasinya di hadapan sejumlah media di sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, NTB (21/5).
"Beberapa orang mungkin bertanya-tanya, kenapa kita harus membuat sensor kita sendiri? Sebab teknologi sensor kontrol vertikal yang ada di pasaran belum bisa memenuhi kebutuhan DiSus-Z terkait dengan tingkat kecepatan dan ketepatannya," jelas dia.
"Sehingga, kami mengembangkan sensor Mochi yang menjadi sensor pertama menggunakan teknologi 3D Hall Effect maju untuk pengendalian kecepatan kendaraan," lanjutnya.
Sensor-sensor ini sering digunakan dalam bidang penerbangan dan kesehatan.
Mendeteksi perpindahan melalui penangkapan variasi dalam bidang magnet. Menggunakan akurasi tingkat tinggi, respon waktu sangat kencang serta non-kontak.
Kelajuan dari sensor ini dalam mendeteksi adalah kira-kira 50 mikrodetik, menjadikannya yang paling cepat di antara perusahaan lainnya.
Ini berarti sensor dapat menangkap kondisi mobil sebanyak 4.000 kali dalam satu kedipan mata, atau 20 kali lebih cepat dibandingkan standar industri.
“Dari segi presisi deteksi, kami telah mencapai akurasi hingga 10 mikrometer, tingkat akurasi tertinggi di industri. Apa arti 10 mikrometer?”
Untuk memberikan pembanding, satu helai rambut manusia berdiameter kira-kira 100 mikrometer, yang hampir mencapai batas kemampuan penglihatan mata tanpa bantuan.
"Ukuran sel darah merah kira-kira 20 mikrometer, yang berarti bahwa keakuratan sensor kita kurang lebih setengah dari ukuran sel darah merah," jelas Wang Jianwei Javy.
Secara singkat, sensor Mochi pada intinya merupakan sebuah mikroskop yang digunakan untuk pergerakan secara vertical.

TIGA HAL YANG MENONJOL
Terdapat tiga aspek penting dalam DiSus-Z. Yang pertama ialah kecepatannya.
Sistem ini menunjukkan adaptasi yang sungguh kilat dengan respon sebesar 5 milidetik saja, menjadikannya yang paling cepat di muka bumi.
Misalnya saja mobil menabrak polisi yang sedang tertidur dengan kecepatan 30 km/jam, umumnya dibutuhkan waktu kira-kira 60 milidetik untuk bereaksi.
Pada suspensi aktif konvensional, dalam durasi ini hanya bisa menyesuaikan sekitar 0,5 kali.
Akan tetapi, DiSus-Z dapat menyelesaikan 12 adaptasi cepat dalam periode tersebut, sebanding dengan refleks manusia.
Hal ini menjadikan perjalanannya nyaris tanpa terasa dan halus.
Pada kehidupan sehari-hari, kendaraan umumnya bertemu dengan beragam hambatan seperti debu-debu ataupermukaan jalanan yang tidak rata.
Hambatan tiba-tiba ini dapat merusak roda jika tidak segera diatasi.
Dengan frekuensi penyesuaian mencapai 500 kali setiap detik serta fitur prediktif yang canggih, DiSus-Z mengubah kendaraan berukuran besar menjadi lincah dan responsif seperti mobil kecil yang agresif.
Poin kedua merupakan tingkat ketelitian yang luar biasa.
Berkat keakuratan pengaturan yang mumpuni hingga hanya 1 milimeter, kendaraan ini menjadi patokan teratas globally.
Kontrol yang ekstrem dan tepat sasaran ini membolehkan mobil melaksanakan gerakan-gerakan luar biasa, seolah-olah menari ala robot dengan mudah.
Dengan respon langsung terhadap tiap tindakan, DiSus-Z memberikan kepada pengguna suatu pengalaman luar biasa yang tidak pernah dirasakan sebelumnya.
SEGEDE TENAGA LCGC
Poin penting ketiga dalam DiSus-Z adalah kestabilan.
Sistem ini dapat mencapai daya maksimum sebesar 50 kW, angka teratas di dunia untuk teknologi manajemen gerakan vertikal.
Apakah 50 kW memiliki makna yang lebih mudah dipahami secara nyata?
Jika dikonversi ke daya dorong, ini setara dengan dorongan vertikal sebesar 70 tenaga kuda, sebanding dengan total output tenaga dari sebuah kendaraan LCGC (Low Cost Green Car).
Copyright NOIS.CO.ID --2025
Related Article
Tidak ada komentar