
NOIS.CO.ID --, JAKARTA — Pertumbuhan ekonomi Kuartal II/2025 diperkirakan akan tumbuh lebih lambat hingga mencapai tingkat 4,78% karena kurangnya faktor penunjang sepeti Ramadan dan Idulfitri layaknya kuartal sebelumnya.
Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI), Josua Pardede, mengungkapkan bahwa perkiraan tersebut mendapat dukungan dari momentum arus balik di awal kuartal kedua tahun 2025 atau bulan April, meskipun dampaknya akan cukup terbatas.
Meskipun ada serangkaian hari libur di kuarter II tahun 2025 yang mencakup masa liburan sekolah, dampaknya tetap saja tidak akan banyak berpengaruh pada konsumsi. Ditambah dengan masih adanya PHK secara bertubi-tubi.
Terjadi gelombang pemutusan hubungan kerja di industri berbasis tenaga manual yang signifikan sehingga masih belum mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga, walaupun pihak pemerintah telah melaksanakan beberapa program. Makan Bergizi Gratis ,” ujarnya dalam Instansi Permata untuk Penelitian Ekonomi (IPPE) Kuartal 1 Tahun 2025 Di kantor pusat Permata Bank, Rabu (14/5/2025).

Agar bisa memulihkan pengeluaran keluarga, Josua menyarankan pemerintah untuk menciptakan kesempatan kerja yang lebih luas.
Pasalnya, kondisi PHK Hal yang sedang terjadi menyebabkan penurunan penghasilan dan mempengaruhi cara masyarakat melakukan pembelian secara online. down trading Atau cenderung memilih untuk berbelanja produk sejenis dengan harga yang lebih terjangkau.
Dari perspektif kelompok masyarakat berpendapatan sedang juga mengalami tekanan karena tidak termasuk dalam golongan yang memperoleh bansos dari pemerintah. Selain itu, tugas pemerintah adalah melindungi kemampuan konsumsi kalangan menengah dengan tetap menjaga stabilité harga layanan publik serta membuat hargá bahan pokok terjangkau.
Joshua juga mengobservasi perlambatan ekonomi – selain disebabkan oleh dampak global – akibat dari kebijakan peningkatan efisiensi anggaran yang meredupkan pertumbuhan, khususnya pada sektor alokasi dana untuk pembangunan infrastruktur di daerah.
Pada kesempatan serupa, Head of Macroeconomics & Market Research dari Permata Bank Faisal Rachman mengamati bahwa meskipun terjadi penurunan tahunan, pertumbuhan kuartalan diperkirakan akan membaik menjadi positif setelah kontraksi sebesar 0,98% di kuarter I/2025.
Di samping itu, perkiraan pertumbuhan yang melambat pada semester kedua 2025 pun disebabkan oleh dampak tingginya dasar perbandingan dari tahun sebelumnya. Dimana bulan Ramadhan kali ini terjadi selama Maret, sedangkan tahun lalu separuh masa puasanya jatuh di kuarter I dan sisanya di awal kuarter II.
"[Tahun ini], data mengenai orang yang mudik menunjukkan adanya pengurangan, dan konsumsi keluarga juga terhambat. Di kuartal kedua ada masa liburan, jadi jika mobilitas meningkat, hal itu mungkin bisa mendukung perekonomian," katanya.
Sementara Head of Industry & Regional Research Permata Bank Adjie Harisandi menyampaikan perlambatan juga terjadi akibat efek pergeseran kebijakan belanja pemerintah dari sebelumnya fokus infrastruktur menjadi Makan Bergizi Gratis (MBG).
Adjie mengatakan bahwa MBG memang bisa meningkatkan konsumsi, namun diperlukan percepatan dalam pelaksanaannya. Hingga April 2025, hanya sekitar Rp2,3 triliun dari total anggaran yang mencapai Rp171 triliun yang telah direalisasikan untuk MBG.
"Pemerintah perlu dapat meningkatkan kecepatan pengeluaran guna mendukung sektor konsumsi," terangnya.
Di kuartal pertama tahun 2025—didukung oleh momentum Ramadhan dan Idulfitri—anak bangsa hanya berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 4,87% (Year-on-Year/YoY). Angka ini masih jauh dari harapan pemerintah yang menargetkan angka 5,2%.
Tidak ada komentar