
NOIS.CO.ID -- , JAKARTA — Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (Berdasarkan Klasifikasi Bank Berdasarkan Modal dan Aset atau KBMI 4), sebagian besar lembaga perbankan dalam kategori tersebut secara keseluruhan mengindikasikan pertumbuhan cukup terkontrol di triwulan I/Tahun 2025.
Tiga di antara empat bank dengan modal besar itu melaporkan peningkatan kredit bermasalah. Sementara itu, salah satunya tidak mengalami perubahan. big bank Lainnya melaporkan peningkatan halus dalam Non-Performa Loan (NPL).
Di kuartal awal tahun ini, PT Bank Negara Indonesia (TPersero) Tbk. (BBNI) mencatatkan penurunan rasio Non-Performing Loan (NPL), yaitu dari angka 2,04% menjadi 1,96%, yang berarti telah menurun sebesar 8 point basis. Ini memberi indikasi bahwa manajemen risiko kredit sedang berjalan dengan baik meskipun dalam kondisi perluasan distribusi pembiayaan.
Sementara itu, PT Bank Mandiri (TPersero) Tbk. (BMRI) menduduki posisi sebagai bank dengan tingkat Non-Performa Kredit (NPK) paling rendah di kalangan empat bank BUMN (KBMI), yaitu sebesar 1,01% pada trimester pertama tahun 2025, mengalami penurunan sedikit dibandingkan angka 1,02% pada interval waktu yang serupa di tahun sebelumnya.
Kemudian, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) melaporkan peningkatan rasio Kredit Macet Lancar (NPL) dari 1,95% ke 2,04%, bertambah sebanyak 9 point basis. Walaupun mengalami kenaikan, angka tersebut masih di bawah batasan yang dapat diterima dan menunjukkan bahwa pengelolaan resiko perusahaan tetap terkontrol dengan baik.
Bukan cuma Bank Mandiri dan BNI, PT Bank Rakyat Indonesia (Bank Rakyat Indonesia) Tbk. (BBRI) melaporkan penurunan Non Performing Loans (NPL) dari angka 3,27% di kuarter pertama tahun 2024 hingga ke tingkat 3,14% di awal tahun 2025. Ini mengindikasikan turunnya NPL BRI sebanyak 13 point dasar.
Mucharom, Direktur Manajemen Risiko BRI, menyebutkan bahwa pengurangan Non-Performing Loans (NPL) terjadi karena implementasi prinsip kehati-hatian serta perbaikan manajemen risiko yang dilakukan dengan konsistensi di setiap sektor usaha BRI.
" Ini menunjukkan keberhasilan manajemen risiko kredit yang diterapkan dengan prinsip hati-hati," ujar Mucharom dalam pernyataannya pada hari Kamis, 8 Mei 2025.
Sebagai informasi, NPL Atau kredit bermasalah adalah penanda untuk melihat sejauh mana mutu dari sekumpulan pinjaman di sebuah bank. Angka rasio NPL bertujuan untuk mendapatkan perbandingan antara jumlah seluruh kredit macet terhadap keseluruhan pinjaman yang telah diberikan.
Semakin tinggi rasio NPL , risiko kredit yang dihadapi oleh bank menjadi lebih tinggi. Di sisi lain, rasio KPA yang rendah menunjukkan bahwa aset memiliki kualitas bagus serta manajemen risiko yang sangat baik.
Kredit Macet Lancar (NPL) Bank KBMI untuk Kuartal I/2024 serta Kuartal I/2025
Bank |
NPL Q1 2024 |
NPL Q1 2025 |
Perubahan |
Bank Rakyat Indonesia (BRI) |
3,27% |
3,14% |
-0,13 basis poin |
Bank Negara Indonesia (BNI) |
2,04% |
1,96% |
-0,08 basis poin |
Bank Mandiri |
1,02% |
1,01% |
-0,01% basis poin |
Bank Central Asia (BCA) |
1,95% |
2,04% |
+0,09% basis poin |
Tidak ada komentar