Beranda
NEWS
Wisata Pantai Dulanga, Surga Tersembunyi di Gorontalo yang Mengandalkan Dana Swadaya dari Warga
Redaksi
Juli 08, 2025

Wisata Pantai Dulanga, Surga Tersembunyi di Gorontalo yang Mengandalkan Dana Swadaya dari Warga

Wisata Pantai Dulanga, Surga Tersembunyi di Gorontalo yang Mengandalkan Dana Swadaya dari Warga

NOIS.CO.ID, Gorontalo --Terletak di Desa Bongo, Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo, terdapat sebuah destinasi wisata yang tidak hanya menyajikan keindahan alam, tetapi juga cerita kebersamaan dan kearifan lokal masyarakat setempat.

Namanya Pantai Dulanga di Kabupaten Gorontalo, salah satu kawasan wisata yang jaraknya hanya sekitar 11 kilometer atau sekitar 23 menit perjalanan dari pusat Kota Gorontalo.

Bukan hanya pasir putih yang menyatu dengan ombak dan suasana sejuk, tetapi juga menjadi daya tarik utama pantai ini.

Tidak mengherankan jika Pantai Dulanga sering menjadi pilihan untuk berlibur atau sekadar melepas penat.

Biaya masuknya juga ramah di kantong, hanya Rp5.000 per orang, dengan tarif parkir sepeda motor Rp5.000 dan mobil Rp10.000.

Bagi pengunjung yang ingin berkemah, tersedia area camping dengan tarif Rp25 ribu.

Selain menawarkan pemandangan alam yang memanjakan mata, fasilitas di Pantai Dulanga juga cukup lengkap.

Tersedia gazebo yang bisa disewa seharga Rp75.000 per hari, dengan kapasitas 4 hingga 6 orang.

Area ini juga dilengkapi ayunan dan beberapa permainan sederhana yang cocok untuk bersantai.

Tersedia juga toilet umum, lapak usaha milik warga hingga musala yang dapat digunakan pengunjung untuk beribadah.

Karena itu, Pantai Dulanga juga dikenal sebagai kawasan wisata religius.

Oleh karena itu, pihak pengelola menerapkan aturan ketat demi menjaga kesakralan tempat ini.

"Karena dikenal sebagai wisata religi, pihak pengelola melarang keras minuman keras masuk ke dalam kawasan wisata tersebut, apapun alasannya," kata Yamin Nusi, Pengelola Pantai Dulanga, Minggu (6/7/2025).

Yang membuat Pantai Dulanga istimewa bukan hanya keindahannya, tetapi semangat swadaya masyarakat dalam mengelola kawasan ini.

Sejak pertama kali diinisiasi pada tahun 2014, penduduk setempat bersama pemuda Desa Bongo bekerja sama membangun kawasan ini.

Dukungan dari Universitas Negeri Gorontalo (UNG) pada tahun 2018 juga semakin memperkuat eksistensi Pantai Dulanga.

Akhirnya diresmikan oleh Bupati Gorontalo saat itu, Nelson Pomalingo.

"Jadi masyarakat dan pemuda di komplek ini merayap, untuk mengembangkan wisata ini, secara perlahan," katanya.

Meskipun pemerintah daerah dan Dinas Pariwisata sudah mulai memberikan intervensi dan dukungan, konsep utama Pantai Dulanga tetap mengedepankan partisipasi masyarakat sebagai investor utama.

Bahkan, meskipun ada tawaran investasi besar dari pihak luar, seperti hotel terkenal di Gorontalo, pengelola tetap bersikeras menolak demi menjaga prinsip pengelolaan berbasis swadaya masyarakat.

Caranya unik dan sederhana, warga yang memiliki kelebihan dana diajak untuk berinvestasi dengan membangun gazebo.

"Konsep ini sengaja kita terapkan dengan cara mengundang masyarakat untuk berpartisipasi, dan bagi masyarakat yang memiliki kelebihan dapat berinvestasi. Caranya adalah memberikan modal untuk pembangunan gazebo," jelas Yamin.

Setiap kepala keluarga yang ingin berinvestasi cukup menyediakan modal sebesar Rp2,5 juta untuk pembangunan satu unit gazebo di Pantai Dulanga.

Saat ini, sudah ada 17 kepala keluarga yang ikut berinvestasi, dan keuntungan dari sewa gazebo tersebut dibagi rata sesuai kesepakatan awal.

Keuntungan yang dihasilkan dari pengelolaan kawasan wisata ini juga diatur secara teknis melalui peraturan desa.

Pembagian hasil tidak hanya dinikmati oleh investor, tetapi juga disalurkan kepada pemerintah desa dan dana sosial masyarakat.

"Pembagiannya untuk masyarakat sebagai investor, berbagi ke pemerintah Desa untuk pengelola, dan untuk dana sosial yang disisihkan sebesar 10 persen," tambah Yamin.

Pantai Dulanga bukan sekadar destinasi wisata biasa.

Di balik keindahan pasir putih dan laut birunya, tersimpan semangat gotong royong, kemandirian, dan kepedulian sosial masyarakat Gorontalo.

Pantai ini menjadi bukti bahwa pariwisata bukan hanya tentang hiburan, tetapi juga pemberdayaan dan kebersamaan. (*)

(NOIS.CO.ID/Herjianto Tangahu)

Penulis blog

Tidak ada komentar