Beranda
berita
kejahatan
laporan polisi
peradilan pidana
Pengakuan Pelaku Pembunuhan Bripka LAS, Ternyata Korban Ingin Melerai Perkelahian Pamannya
Redaksi
November 16, 2025

Pengakuan Pelaku Pembunuhan Bripka LAS, Ternyata Korban Ingin Melerai Perkelahian Pamannya

Pengakuan Pelaku Pembunuhan Bripka LAS, Ternyata Korban Ingin Melerai Perkelahian Pamannya

NOIS.CO.IDPolisi akhirnya berhasil menangkap pelaku pembunuhan anggota Polres Tolikara, Papua, Bripka Laode Abdul Salman atau Bripa LAS (36).

Pelaku pembunuhan ternyata pamannya korban, Junaido atau J (43) yang menikam Bripka LAS sebanyak 11 kali hingga tewas.

Kasus pembunuhan itu terungkap setelah Bripka LAS ditemukan tewas bersimbah darah di Lorong Merak, Jalan Budi Utomo, Kelurahan Mataiwoi, Kecamatan Wua-Wua, Kendari, Sulawesi Tenggara, pada Sabtu (15/11/2025), sekitar pukul 01.30 WITA.

Pelaku sendiri berprofesi sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di institusi TNI.

Saat ditangkap oleh polisi, pelaku mengakui telah menikam korban hingga tewas di rumahnya.

Selain itu, pelaku J juga mengatakan bahwa sebenarnya ia tidak memiliki masalah dengan Bripka LAS yang menumpang menginap di rumahnya.

Bripka LAS adalah keponakan dari istri pelaku yang berinisial N dan berkunjung ke rumah J.

Namun demikian, N tidak memberitahu pelaku J bahwa ada keponakannya yang menginap di rumah.

Pelaku J akhirnya marah dan sempat bertengkar dengan istrinya karena merasa tidak dihargai sebagai seorang suami.

Dari sana, Bripka LAS mencoba melerai pertengkaran malah membuat pelaku J marah dan kehilangan akal.

"Saya dan istri saya saling menyayangi. Tapi itulah, saat saya sedang bertugas piket. Tolong hargai saya. Ada keluarga yang akan datang," katanya dilansir TribunnewsSultra.com dalam rekaman yang didokumentasikan pihak kepolisian, Sabtu (15/11/2025) dini hari.

Pengakuan awal J ini setelah tindakannya menikam Bripka LAS.

LAS datang ke Kota Kendari dan menginap di rumah J.

Ia adalah keponakan langsung dari istri J, yaitu H.

LAS memiliki agenda penting di Kendari karena mengantar atlet.

Sementara itu, peristiwa mulai terjadi saat J bertengkar dengan istrinya.

Lampu-lampu yang sudah mati pun menyala kembali dan mencoba melerai pertengkaran.

Sayangnya, dia menjadi korban kekejaman pamannya.

Saat polisi tiba di lokasi, tubuh LAS sudah tergeletak di ruang tengah rumah J.

Polisi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara atau TKP.

Bahkan pernah meminta izin pada J sebelum memulai olah TKP.

J tampak pasrah, setelah sempat melakukan negosiasi dengan pihak kepolisian.

J Keluar Pakai Baju Kolor

Pelaku penusukan Bripka LAS di Kota Kendari masih mengenakan celana dalam atau kolor saat sejumlah polisi sudah berada di lokasi kejadian, Sabtu (15/11/2025).

Ia sempat keluar dan berdiri di teras rumah yang berada

Momen penangkapan tersebut terekam kamera awak media.

Terlihat sejumlah petugas kepolisian dan beberapa orang berpakaian biasa, sudah berada di depan rumah berwarna kuning.

Sementara, pelaku penikaman keluar hanya dengan memakai celana dalam saja.

Ada seorang pria berkaos putih yang meminta pelaku untuk masuk dan memakai celana.

"Kenakan celana terlebih dahulu," kata pria tersebut dilaporkan dari rekaman video.

Kemudian, pelaku dengan inisial J ini masuk kembali.

Terlihat jelas dalam rekaman, jejak kaki pelaku dipenuhi darah.

Pria berkaos putih mencoba bernegosiasi agar pelaku segera keluar kembali.

Ia juga mempertanyakan pisau yang diduga digunakan untuk menikam korban.

"Di mana pisau itu?," kata pria itu.

"Kita bercerita dulu dengan baik," mintanya.

Pelaku keluar dengan seragam dinasnya dan memakai kaus kaki.

Akhirnya ia diajak berkompromi terlebih dahulu.

Sementara berunding dan menceritakan peristiwa yang terjadi di dalam rumahnya.

Perlahan, polisi pun masuk ke dalam rumah yang menjadi saksi bisu kematian Bripka LAS.

Jasad LAS terbaring tak berdaya dengan luka darah yang sudah menyerap ke lantai rumah.

Insiden penikaman ini membuat masyarakat Kota Kendari heboh.

Tokoh Korban

Korban adalah Bripka Laode Abdul Salman (LAS), seorang polisi yang tewas ditikam pamannya di Kota Kendari.

Ia datang ke Bumi Anoa dalam rangka mendampingi atlet.

Karena dia juga seorang atlet.

Nasib sial dialami Salman, saat berada di rumah keluarganya.

Ia tewas ditikam pamannya, J (43). Kondisi Bripka Laode pun mengenaskan.

Ia tergeletak berlumuran darah di ruang tengah.

Bripka Laode dinyatakan meninggal dalam insiden yang terjadi pada hari Sabtu (15/11/2025) dini hari.

Lantas bagaimana sosok polisi yang menjadi korban ini?

Bripka Laode Abdul Salman SH dikenal sebagai polisi berprestasi.

Ia bertugas di Polres Tolikara, Papua. Wilayah yang berada di bagian tengah Papua.

Daerah ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Mamberamo Tengah, dan Kabupaten Mamberamo Raya.

Untuk mengaksesnya melalui jalur udara dan darat dari Wamena, ibu kota Provinsi Papua Pegunungan.

Namun, mengingat akses darat yang cukup menantang, sehingga paling efektif melalui jalur udara.

Transportasi udara merupakan moda yang paling penting dan sering digunakan mengingat topografi Papua yang berbukit-bukit.

Bripka Laode Abdul Salman adalah anggota Polri.

Ia bertugas di Papua dan menjabat sebagai Penjabat Sementara (PS) Paurmin Bag Ren Polres Tolikara.

Ia memiliki tugas menyelenggarakan urusan perencanaan dan administrasi umum, ketatausahaan, urusan dalam, personel, logistik, serta pelayanan keuangan di lingkungan Bagian Perencanaan (Bagren) Polres.

Biasanya, saat anggota Polri diberikan amanah sebagai PS (Penjabat Sementara) adalah Perwira Urusan Administrasi yang membantu Kabagren dalam melaksanakan tugas-tugasnya, seperti menyusun rencana kegiatan tahunan hingga mengelola keuangan.

Meski lahir dan bertugas di Papua, Bripka Laode Abdul Salman memiliki darah Muna, Sulawesi Tenggara.

Ia lahir di Jayapura pada 8 Desember 1988.

Ia juga merupakan warga Kota Jayapura, Provinsi Papua.

Prestasi di Bidang Paralayang

Laode Abdul Salman juga memiliki prestasi di bidang paralayang.

Ia bahkan beberapa kali mewakili Polres Tolikara untuk menunjukkan keahliannya sebagai seorang atlet.

Misalnya pada tahun 2020 lalu saat HUT KE-75 Kemerdekaan RI, ia bersama dengan empat anggota Polres Tolikara mengibarkan Bendera Merah Putih dengan menggunakan paralayang di Kota Karubaga, Kabupaten Tolikara.

Tidak hanya sekali, pada tahun 2023 juga, ia bersama timnya kembali melakukan atraksi paralayang.

Ia tidak hanya sebagai peserta paralayang, tetapi juga ikut melatih personel lainnya.

Paralayang adalah olahraga terbang bebas menggunakan payung terjun yang dimodifikasi, yang lepas landas dari lereng bukit atau gunung dengan berlari.

Olahraga ini memanfaatkan angin untuk terbang melayang di udara tanpa mesin.

(NOIS.CO.ID)

Artikel ini telah tayang di TribunnewsSultra.com dengan judul "Kesal Tak Dikabari Istri soal Bripka LAS Nginap di Rumah, Pengakuan Awal Pelaku Penikaman di Kendari"

Penulis blog

Tidak ada komentar