Beranda
agriculture
business
commerce
economics
NEWS
Kinerja Gersang HOKI, NASI Cs Kala BPS Catat Sektor Pertanian Subur
Redaksi
Mei 09, 2025

Kinerja Gersang HOKI, NASI Cs Kala BPS Catat Sektor Pertanian Subur

NOIS.CO.ID -- , JAKARTA — Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi peningkatan signifikan dalam bidang agrikultur selama triwulan I tahun 2025. Akan tetapi, perusahaan-perusahaan penghasil bibit padi serta komoditas penting lainnya seperti PT Buyung Poetra Sembada Tbk. (HOKI) dan PT BISI International Tbk. (BISI) menghadapi tantangan dengan performa finansial mereka yang kurang memadai.

Berdasarkan laporan keuangan, HOKI misalnya membukukan kerugian sebesar Rp25,77 miliar pada kuartal I/2025. Berbanding terbalik dengan raupan laba pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp15,16 miliar.

Catatan rugi HOKI seiring dengan penyusutan pendapatan 26,95% yoy menjadi Rp365,29 miliar pada kuartal I/2025, dibandingkan Rp500,11 miliar pada kuartal I/2024.

Berdasarkan pernyataan tertulis, manajemen HOKI mengungkapkan bahwa pengurangan pendapatan di kuarter pertama tahun 2025 disebabkan oleh peningkatan penjualan beras di kuarter pertama tahun 2024, hal ini sebagian besar dipengaruhi oleh persediaan yang lebih sedikit.

Adapun, Direktur HOKI, Budiman Susilo menjelaskan bahwa manajemen tetap optimistis kinerja keuangan bisa menguat. Perseroan menjalankan sejumlah langkah strategis, seperti diversifikasi produk dan ekspansi operasional pada tahun ini.

"Tahun ini perseroan akan terus mendorong kinerja melalui perbaikan margin dari produkproduk bernilai tambah lebih, diversifikasi produk, serta penambahan channel-channel distribusi yang baru yang akan membuat produk kami semakin mudah dijangkau di seluruh Indonesia," kata Budiman dalam keterangan tertulis pada beberapa waktu lalu.

Kemudian, BISI mencatatkan kinerja laba yang susut 26,43% yoy menjadi Rp29,67 miliar pada kuartal I/2025, dibandingkan Rp40,33 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Walau demikian, pendapatan BISI meningkat sebesar 18,95% secara tahun-ke-tahun menjadi Rp317,39 miliar di kuarter I/2025 dari Rp266,86 miliar yang dicatat pada kuarter I/2024.

Emiten yang bergerak di bidang beras serta produk terkait lainnya seperti PT Wahana Inti Makmur Tbk. (NASI) melaporkan penurunan laba sebesar 86,64% secara tahun-ke-tahun pada periode kuartal pertama tahun 2025, dengan labanya tersisa hanya Rp25,39 juta dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yakni Rp190,14 juta untuk kuartal I/2024.

Pendapatan dari NASI mengalami penurunan sebesar 11,29% secara tahunan menjadi Rp20,37 miliar untuk kuarter pertama di tahun 2025, yang lebih rendah daripada pendapatan sebesar Rp22,96 miliar pada periode sama di tahun 2024.

PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. (SAMF) juga mencatatkan penyusutan laba 63,99% yoy menjadi Rp44,16 miliar per kuartal I/2025, dibandingkan Rp122,65 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pendapatan SAMF mengalami penurunan 44,18% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp743,36 miliar untuk kuartal pertama tahun 2025, dibandingkan denganRp1,33 triliun di periode serupa tahun sebelumnya.

Di sisi lain, emiten beras PT FKS Food Sejahtera Tbk. (AISA) mencatatkan kinerja laba yang moncer, naik 221,86% yoy menjadi Rp34,93 miliar per kuartal I/2025, dibandingkan Rp10,85 miliar per kuartal I/2024.

Pendapatan AISA meningkat sebesar 4,5% secara tahunan menjadi Rp481,47 miliar pada kuarter I/2025 dariRp460,71 miliar di periode yang sama pada kuarter I/2024.

Sama seperti penurunan keuntungan yang signifikan, performa saham dari beberapa perusahaan biji-bijian sampai bibit juga melemah. Sebagai contoh, harga saham HOKI sudah anjlok sebesar 16,81% semenjak awal tahun ini. year to date /ytd) turun ke posisi Rp94 per lembar di awal perdagangan hari ini, Senin (5/5/2025).

Harga saham BISI anjlok 17,92% sepanjang tahun ini hingga mencapai level Rp985 per lembar. Saham NASI merosot 1,28% menjadi Rp77 tiap lemarnya, sementara itu saham SAMF jatuh 16,39% menjadi berada di posisi Rp324 setiap lemarnya.

Saat ini, saham AISA yang menunjukkan kinerja luar biasa, telah naik 38,1% sejak awal tahun hingga mencapai level Rp145 per lembar.

Sebenarnya, BPS melaporkan bahwa sektor pertanian menunjukkan performa yang luar biasa. Menurut data dari BPS, sektor ini mengalami pertumbuhan lebih dari sepuluh persen yaitu 10,52% berkat adanya musim panen besar-besaran serta peningkatan hasil produksi jagung dan padi.

Sementara permintaan atas daging dan telur selama Ramadan dan menjelang Idulfitri turut mendorong pertumbuhan usaha ini.

Kepala BPS Amalia Adninggar Widyasanti mengatakan bahwa bidang usaha pertanian merupakan penyumbang utama dalam pertumbuhan dengan angka 1,11%, dari total pertumbuhan ekonomi seluruhnya yaitu 4,87% per tahun. year on year /yoy).

Pada tahun ini, emiten-emiten beras hingga benih juga diproyeksikan mendapatkan suntikan tenaga dari kebijakan pemerintah.

Sebagaimana diketahui, pemerintah memang tengah bergeliat mendorong swasembada pangan yang harus diwujudkan dalam lima tahun masa kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto.

Bahkan, Prabowo optimistis dapat membawa Indonesia menjadi pusat lumbung pangan dunia. Swasembada pangan harus diwujudkan untuk melindungi ketahanan pangan RI baik di tengah kondisi krisis yang siap mengadang kapanpun.

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) juga mengatakan pemerintah tengah bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan beras dari dalam negeri agar Indonesia tidak melakukan impor beras pada 2025.

Zulhas juga menegaskan pemerintah telah ancang-ancang menghentikan impor empat komoditas pangan pada 2025. Keempat komoditas tersebut, di antaranya beras, jagung, gula, dan garam. Zulhas menuturkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui agar tak ada lagi kegiatan impor beras, jagung, gula, hingga garam pada tahun ini.

Penulis blog

Tidak ada komentar