
NOIS.CO.IDPada tanggal 14 Juli memperingati Hari Bhatara Sri.
Hari Bhatara Sri merupakan momen bagi masyarakat Umat Hindu Bali untuk berdoa kepada dewi kemakmuran.
Hari Bhatara Sri diperingati setiap enam bulan sekali.
Pada hari ini, umat Hindu akan berkumpul dan berdoa di tempat-tempat yang memiliki bahan pangan seperti di sawah atau lumbung padi.
Dalam lontar Sundarigama disebutkan: "Merakih, Sukra Umanis pujawalin Betara Rambut Sedana ngaran Sang Hyang Rambut Kephala"
Sukra Umanis Merakih adalah hari persembahan kepada Bhatara Rambut Sedana, atau beliau juga dikenal sebagai Sang Hyang Rambut Kephala.
Selanjutnya disebutkan mengenai banten atau sarana upakaranya, yaitu sebagai berikut.
Widi-widanania suci, daksina, peras, penek, ajuman, sodaan putih kuning, astawakna ring Sang Hyang Rambut Sedana, kalingania pinujakna maring raganira, orta rejata, kenake, yatike pakerti ring sang Hyang Kala Mejaya
Upakaranya yaitu suci, daksina, peras, penek, ajuman, sodaan putih kuning. Banten ini disampaikan kepada Sang Hyang Rambut Sedana yang dipuja melalui pralingga beliau, yang berwujud perak, mas, uang, juga ditujukan kepada Sang Hyang Kamajaya.
Sejarah Hari Bhatara Sri
Sementara itu, sejarah munculnya Bhatara Sri diyakini sudah ada sejak zaman Hindu-Buddha di Bali.
Bhatara Sri dianggap sebagai dewa yang memiliki kekuatan besar dan kharismatik.
Dewa Bhatara Sri atau Sang Hyang Rambut Kephala, dikenal sebagai dewa yang memegang peran penting dalam kehidupan masyarakat Bali.
Dalam kepercayaan masyarakat Bali, Bhatara Sri memainkan peran penting sebagai penjaga alam semesta dan memimpin semua jenis makhluk hidup.
Ia juga memiliki tugas menjaga keseimbangan alam dan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.
Kepercayaan terhadap Bhatara Sri sangat kuat di kalangan masyarakat Bali.
Pada upacara keagamaan Bali, Bhatara Sri dihormati dan disembah melalui berbagai bentuk ritual.
Seperti mempersembahkan tumbal, melakukan persembahyangan dan doa, serta memainkan musik tradisional Bali.
Bhatara Sri sering digambarkan sebagai dewa dengan kekuatan besar dan tampan.
Ia juga sering ditampilkan dengan beberapa atribut seperti tongkat, topi, dan pedang.
Banyak mitos dan versi cerita yang berkembang dalam masyarakat Bali mengenai Bhatara Sri.
beberapa masyarakat yang percaya bahwa Bhatara Sri memiliki kekuatan khusus, seperti membawa hujan dan memimpin arus air.
Menurut upacara keagamaan Bali, Bhatara Sri sering digambarkan sebagai dewa yang memiliki hubungan erat dengan Dewi Sri, dewi keberuntungan dan kekayaan.
Kedua dewa ini sering ditempatkan sebagai pasangan yang saling melengkapi.
Tarian tradisional merupakan bagian penting dari ritual Bhatara Sri dengan musik gamelan.
Gerakan tari diiringi dengan doa dan pemujaan kepada Dewa.
Ritual ini memperkuat ikatan batin antara para penganut dan membentuk komunitas spiritual yang kuat.
Baik ikatan antara para penganut maupun ikatan antara penganut dengan Tuhan.
Pemberian berupa bunga, makanan, dan minuman kepada Bhatara Sri juga disediakan oleh para penganut di Bali.
Rangkaian Ritual Bhatara Sri biasanya dimulai dengan persembahan kepada Dewa Siwa dan Dewi Parvati yang dilakukan melalui tarian, musik, dan upacara persembahan.
Kemudian, umat Hindu akan membakar bunga dan bahan bakar lain sebagai tanda pemujaan.
Setelah itu, mereka akan menari bersama dan berdoa untuk keberkahan dan kesejahteraan.
Pentas wayang juga sering dilakukan sebagai bagian dari Bhatara Sri dalam beberapa upacara.
Ritual ini biasanya berlangsung dengan prosesi yang dipimpin oleh pemimpin keagamaan dan dilakukan di tempat-tempat keagamaan seperti pura atau kuil.
Ritual Bhatara Sri sangat penting bagi umat Hindu dan biasanya dirayakan dengan sangat meriah.
Ritual ini juga merupakan sarana bagi umat Hindu untuk berkumpul bersama dan memperkuat rasa kekeluargaan serta persaudaraan.
Mereka biasanya akan makan bersama dan berbagi cerita serta pengalaman selama setahun terakhir.
Bhatara Sri menunjukkan bagaimana tradisi Hindu masih hidup dan kuat di Indonesia serta bagaimana orang-orang dapat terhubung dengan para dewa melalui ritual dan aktivitas spiritual lainnya.
Keberadaan dan pengaruh Bhatara Sri memainkan peran besar dalam memperkaya budaya Hindu di Indonesia.
Ini membantu menjaga tradisi dan nilai-nilai Hindu yang kuat, serta memastikan bahwa budaya Hindu tetap hidup dan berkembang untuk diteruskan dari generasi ke generasi.
Dengan demikian, Bhatara Sri memainkan peran penting dalam hidup para penganut Hindu di Indonesia.
Ini membantu mereka menjaga tradisi dan memperkuat hubungan spiritual mereka dengan para dewa.
Ritual ini juga membantu membentuk komunitas spiritual dan memperkuat ikatan batin antara para penganut.
Larangan dan Larangan
Pada hari ini, terdapat beberapa hal yang bisa dan tidak baik dilakukan seperti:
Kala Beser adalah baik untuk menyadap air, mengasah mata pisau, tombak.
Namun tidak baik untuk membuat bendungan, berbicara yang bersifat rahasia. (Alahing dewasa 4).
Kala Mina baik digunakan untuk membuat alat penangkap ikan, tombak, dan cocok untuk menangkap ikan. (Alahing dewasa 3).
Kala Sor tidak baik untuk bekerja hubungannya dengan tanah seperti membajak, bercocok tanam, membuat terowongan. (Alahing dewasa 3).
Rangda Tiga yaitu tidak baik melakukan upacara pawiwahan. (Alahing dewasa 3).
Pararasan: Tingkat Tuduh, Pancasuda: Satria Wirang, Ekajalaresi: Lebih Bahagia, Pratiti: Jati.(*)
Artikel ini telah tayang diTribun-Medan.com
Tidak ada komentar