Asal-usul Waduk Kedung Ombo: Kisah Penyergapan 37 Desa oleh Bendungan Raksasa

NOIS.CO.ID --, SRAGEN - Waduk Kedung Ombo yang terletak di Sragen, Jawa Tengah, sekali lagi menjadi perhatian utama.

Setelah kejadian tersebut, Amin Lagimin, seorang penduduk dari Desa Gilirejo, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, yang hilang tenggelam di Waduk Kedung Ombo hingga saat ini masih menjadi teka-teki dan mayatnya belum juga ditemukan.

Korban tenggelam di Waduk Kedung Ombo bukan insiden yang pertama kali terjadi.

Sebelumnya telah terjadi insiden tenggelamnya seseorang di Waduk Kedung Ombo.

Waduk Kedung Ombo memiliki riwayat yang lama sebagai sebuah benteng air di wilayah Sragen.

Asal-usul Waduk Kedung Ombo

Waduk Kedung Ombo dengan tepat berada di Dusun Rambat, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan.

Konstruksi bendungan ini dimulai tahun 1980 dan penyelesaian pembangunan tercapai di tahun 1991.

Posisi waduk Kedung Ombo tak cuma berada di Kabupaten Grobogan, tapi juga membatasi daerah antara Kabupaten Sragen dengan Kabupaten Boyolali.

Waduk tersebut didirikan di titik temu antara Sungai Uter dengan Sungai Serang, tepatnya berada di Dukuh Kedungombo, Desa Ngrambat, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan.

Waduk terletak sekitar 29 kilometer ke arah selatan kota Purwodadi.

Area waduk Kedung Ombo memiliki total luas sekitar 6.576 hektare, dengan komposisinya mencakup area perairan seluas 2.830 hektare dan area daratannya berjumlah 3.746 hektare.

Di area sekitaran waduk tersebut, tumbuhan yang lebat menjadikannya tempat yang teduh serta hijau.

Pembangunan Waduk Kedung Ombo

Konstruksi Waduk Kedung Ombo dimotivasi oleh keinginan pemerintah tahun 1985 untuk mendirikan bendungan baru di Jawa Tengah.

Danau buatan tersebut dirancang menjadi pembangkit listrik tenaga air dengan daya 22,5 Megawatt dan juga bertujuan untuk menyimpan air yang cukup bagi irigasi seluas 70 hektar persada di sekelilingnya.

Biaya konstruksi Waduk Kedung Oncmo dibiayai oleh Bank Dunia senilai USD 156 juta, USD 25,2 juta dari Bank Ekspor Impor Jepang serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Proyek pembangunan bendungan dilaksanakan dari tahun 1985 sampai 1989.

Tanggul mulai diisi dengan air pada tanggal 14 Januari 1989.

Proyek waduk Kedung Ombo menghilangkan sebanyak 37 desa dan tujuh kecamatan yang tersebar di tiga kabupaten yakni Sragen, Boyolali, serta Grobogan.

Waduk Kedung Ombo Sebagai Destinasi Pariwisata

Di bawah pohon yang teduh tersebut, manajemen telah menyiapkan berbagai permainan untuk anak-anak.

Sedangkan bagi pengunjung yang ingin memutari waduk, pengelola menyediakan jasa perahu motor.

Waduk Kedung Ombo juga menyediakan area pemancingan sekaligus warung yang menjajakan aneka makanan olahan ikan.

Di Waduk Kedung Ombo pula, lebih spesifiknya di Desa Ngargotirto, sudah disiapkan lapangan lomba kuda yang memiliki panjang trek mencapai 600 meter.

Arena balap kuda ini bernama 'Nyi Ageng Serang'. Ini adalah versi mini dari lapangan pacuan kuda Pulo Mas di Jakarta. Lokasi tersebut telah menjadi tempat untuk mengadakan turnamen balap kuda bertaraf nasional.

Peluang untuk mengoptimalkan pariwisata di Waduk Kedung Ombo dapat dilakukan dengan menambah jumlah tempat tinggal sementara yang terintegrasi dengan hunian warga setempat.

Ide ini bertujuan agar para pelancong bisa menghabiskan waktu lebih lama di area Waduk Kedung Ombo.

Sebab itu, para pelancong berkesempatan untuk menyaksikan langsung rutinitas sehari-hari warga setempat.

Investasi pun dialokasikan ke bidang perikanan air tawar menggunakan teknik karamba serta disertai dengan rumah makan mengapung.

Di area sekitar waduk ini sangat sesuai untuk mengembangkan bisnis agro yang berkaitan dengan tanaman buah dan sayuran.

Di samping kemudahan dalam mendapatkan suplai air, kualitas air di danau juga terbebas dari polutan.

Biaya untuk memasuki waduk adalah Rp 5.000 dari Senin sampai Jumat, sementara itu di akhir pekan atau saat liburan resmi naik menjadi Rp 7.500.

Artikel ini sudah dipublikasi di Kompas.com

Posting Komentar untuk "Asal-usul Waduk Kedung Ombo: Kisah Penyergapan 37 Desa oleh Bendungan Raksasa"

f